Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dari Tatapan Bola Mata Mu!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
Claudia kini sudah di bawa ke rumah sakit terdekat oleh bantuan Sky yang menelpon ambulans rumah sakit tersebut.
Sky menunggu di luar, sedangkan Claudia tengah di tangani oleh dokter dan beberapa perawat rumah sakit itu.
Tidak butuh lama, seorang dokter keluar dari ruangan IGD menghampiri Sky.
"Dok, bagaimana dengan kondisi pasiennya?" seru Sky bertanya terlebih dahulu sebelum dokter membuka pembicaraan.
"Pasiennya hanya mengalami luka ringan dan syok ringan" ucap dokter tersebut dengan nada pelan.
"Karena tidak terlalu parah, pasien hanya di observasi saja sementara selama beberapa jam. Tolong, hubungi keluarganya ya!" timpal dokter dan Sky mengangguk mengerti.
"Baik dok, apa boleh di jenguk pasiennya?" ujar Sky meminta izin terlebih dahulu.
"Boleh, silahkan! Sepertinya pasien sudah mulai siuman" pungkas dokter tersebut.
Sky pun melangkah masuk ke dalam ruangan IGD menghampiri Claudia. Benar saja, ternyata Claudia sudah bangun dari pingsan nya.
Tatapan mata Claudia kosong, memandang langit-langit ruangan IGD. Dia tidak menyadari bahwa ada seorang pria menghampiri dirinya itu.
"Ke-kenapa...., aku bisa ada disini ya? Apa yang terjadi dengan diriku lagi?" buncah Claudia dalam hati nya.
Dia mencoba mengingat kejadian yang sudah di alami petang tadi.
"Claudia, kamu sudah sadar!" seru Sky duduk di kursi sebelah bed rumah sakit itu.
Claudia menoleh ke sumber suara tersebut, yang ternyata Sky. Keningnya berkerut saat mengetahui Sky ada di sisi nya sekarang.
"Kamu...., ngapain disini?" imbuh Claudia.
"Aku yang membawa mu ke sini, karena tadi aku lihat kamu sudah terkapar di aspal dan body motor mu sedikit lecet!" sahut Sky menjelaskan apa yang sudah terjadi.
"Apa? Motor ku lecet?" Claudia bangun dari bed tersebut, tapi dia tersadar jika lutut kaki nya sudah mulai terasa perih.
Dia melirik ke arah lutut nya yang ternyata sudah di perban oleh kasa steril.
"Sss....., Aaoowww, kenapa lutut ku di perban seperti ini?" seru Claudia karena dia masih belum terlalu mengingat kejadian petang tadi walaupun Sky sudah sedikit menceritakan kejadian yang menimpa nya.
"Lutut mu itu tergores aspal, Clau! Sepertinya kamu tadi mengalami kecelakaan tunggal. Karena, aku lihat kamu sudah terkapar bersama motor yang ada di sisi mu juga!" ucap Sky menceritakan dengan jelas.
"Kecelakaan tunggal.....?" tanya Claudia.
Sky hanya mengangguk iya.
"Bagaimana...ini bisa terjadi? Apa aku tadi-...!" ujar Claudia dan kata-katanya terhenti saat bayangan kejadian di otak nya baru muncul seketika.
"Ah iya, aku baru ingat! Tadi, aku hampir nabrak seorang wanita yang tidak jelas penglihatannya di mata ku. Karena mataku tadi tiba-tiba berembun gitu!" imbuh Claudia yang baru teringat kejadian di alaminya.
"Huff! Untung saja wanita itu tidak tertabrak oleh ku. Kalau tidak....., pasti aku akan mengganti rugi dan bertanggung jawab karena kesalahanku yang suka ngebut-ngebutan!" ucap Claudia tak sengaja keceplosan soal dirinya suka ngebut-ngebutan di jalan.
Sky yang mendengarkan ucapan Claudia, hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Jadi, kamu ngebut-ngebutan di jalan tadi?" seru Sky bertanya dengan menaiki alis tebal nya.
Claudia tertegun, karena mulutnya lupa di rem. Seharusnya dia tak keceplosan seperti ini.
"I-iya! Tapi kamu jangan laporin kepolisi ya, please.....!" ucap Claudia memohon kepada Sky dengan raut wajah memelas.
"Aduh Clau, tapi masalahnya kamu lagi berhadapan dengan polisi sekarang!" imbuh Sky menakuti-nakuti diri nya.
"Apa? Berhadapan dengan polisi? Dimana polisi nya? Apa mereka ada di luar?" tanya Claudia dengan panik.
"Oh iya...motorku dimana Sky?" tanya Claudia lagi, yang baru teringat soal keberadaan sepeda motornya itu.
"Hmmm..., gimana ya...."
"Sepertinya tadi polisi membawa sepeda motor mu ke kantor, aku sudah mencoba ngelarang polisi itu tapi tidak di dengar!" jawab Sky makin menakuti diri nya.
Padahal sebenarnya sepeda motor Claudia sudah di bawa ke bengkel olehnya melalui bantuan rekan kerjanya yang dia telepon setelah menghubungi pihak rumah sakit untuk membawa ambulans di lokasi kejadian.
"Astaga, kenapa bisa ada polisi juga sih?. Bukannya tadi kata mu, lihat aku terkapar sendirian di aspal. Lalu..., polisi itu tau dari mana jika ada kecelakaan tunggal di sekitar lampu lintas?!" lirih Claudia merasa heran dan takut jika memang benar motor nya kini sudah di amankan di kantor polisi seperti kata Sky.
"Hahaha, Clau....!" Sky ketawa geli, karena dia berhasil menakuti Claudia serta melihat raut wajah wanita itu yang sedang panik serta ketakutan.
Claudia memanyunkan bibirnya, serta bermuka masam terhadap Sky yang sedang mentertawakan diri nya.
"Kamu tau tidak, Clau?"
"Polisi nya itu adalah aku!" seru Sky menggenggam tangan Claudia.
"A-apa? Kamu polisi?" ucap Claudia dengan nada gugup serta bola matanya membulat sekilas.
"Iya!" Sky mengangguk.
"Kenapa....?.Kamu gak bilang dari awal kalau kamu seorang polisi! Dan, aku juga gak lihat kamu pakai seragam tersebut!" kata Claudia merasa gugup.
"Seharusnya tidak ada yang boleh tau kalau aku ini seorang polisi, karena aku sedang mengincar mafia terkejam yang ada di kota ini!"
"Alasan aku juga gak bisa pakai seragam polisi, karena itu memang kinerja ku untuk melabui target serta aku ini ada di bagian Interpol!" lirih Sky menjelaskan tentangnya.
"Jadi kamu sama sekali gak pakai seragam polisi?" tukas Claudia.
"Pakai juga, tapi di waktu tertentu saja!" pungkas Sky yang masih menggenggam tangan Claudia.
"Kalau begitu, kenapa kamu berani membocorkan identitas diri mu terhadapku? Apa, kamu tidak takut kalau semisalnya aku membongkar hal ini?!" ujar Claudia merasa heran atas kejujuran Sky soal identitas nya.
"Karena, aku mempercayai kamu!" imbuh Sky dengan nada lembut.
"Mempercayai ku? Apa alasanmu, Sky? Padahal kita baru beberapa kali bertemu dan itu pun tanpa sengaja kan!" lirih Claudia bertanya sambil menatap mata Sky.
Sky menghelakan nafasnya, serta tetap berbicara dengan nada lembut kepada Claudia.
"Benar, kita memang baru beberapa kali ketemu serta baru kenal. Tapi, aku ngerasa kalau kamu wanita yang bisa di ajak kerja sama serta baik menurutku!" kata Sky.
"Ppfff, Baik?"
"Aku bukan wanita baik seperti yang kamu duga Sky!"
"Aku itu nakal, suka ngebut di jalan bahkan ada hal yang lebih parah lagi di luar dugaan kamu itu!" ucap Claudia menahan tawanya serta mengakui jika diri nya di kenal nakal.
"Clau, jangan merendahkan diri mu seperti ini! aku tau kamu sedang punya masalah sekarang kan?"
"Kalau memang kamu nakal, semua itu punya alasan nya, Clau!"
"Kepribadian kamu seperti ini, itu pasti Karena ada sebuah masalah di hidup mu yang sedang kamu pendam kan?" lirih Sky dengan berbicara lembut dari semua bait kata yang sudah dia keluarkan.
"Ke-kenapa? Kamu bisa tau jika aku sedang memendam sebuah masalah di hidupku? Siapa sebenarnya kamu?" tanya Claudia lagi.
"Dari tatapan bola mata ku!" seru Sky dengan nada cepat.
"Apa? Kamu bisa mengetahui hanya dari tatapan bola mata seseorang?" ujar Claudia dengan mulut ternganga.
Sky menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Iya, Clau!"
"Tidak semua orang bisa mengetahui perasaan dan kondisi seseorang dari hanya tatapan doang!"
"Tapi, aku bisa mengetahui itu. Karena setidaknya aku pernah belajar tentang psikiater dan psikolog seseorang hanya dari tatapan bola mata saja"
"Terus, dari cara pandang kamu melihat dunia dan sekitarnya, serta intonasi bicara mu kadang tinggi dan kadang rendah begini.... juga ada pengaruhnya. Dan disitulah, aku bisa mengetahui jika kamu memang sedang ada masalah di hidup mu sekarang!" ujar Sky dengan jelas.
"Hmmm, aku memang ada masalah Sky!. Itu sebabnya, aku ngebut sambil menangis hingga kecelakaan tunggal seperti ini!" ucap Claudia yang sudah mendengarkan semua penjelasan Sky serta sudah dia cerna kembali.
"Tidak masalah, kalau memang itu alasan kamu ngebut di jalan. Tapi, kamu harus ingat. Itu bisa membahayakan nyawa mu, Clau!" imbuh Sky.
"Aku tau itu, tapi hanya cara ini yang bisa menenangkan pikiran ku yang berantakan ini dalam sejenak!" pungkas Claudia.
"Hmm, jangan di ulangi lagi ya!"
"Kalau kamu ada masalah, kamu curhat aja sama aku. Lagian aku juga membongkar identitas ku ini hanya untuk mu seorang, bukan ke orang lain!" ujar Sky makin menggenggam tangan Claudia dengan erat.
"Nanti aku pikirkan lagi, jika aku ada waktu untuk curhat terhadap mu!" seru Claudia yang enggan curhat soal masalah keluarganya, karena dia sudah tau Sky seorang polisi.
Claudia merasa takut, jika Sky tau target Mafia yang dia maksud tadi adalah Carlos.
"Baiklah, aku tunggu curhatan mu itu!"
"Oh ya btw, motormu di bengkel bukan di kantor. Tadi, sorry ya aku sedikit bercanda dan nakuti kamu" ucap Sky dengan tersenyum nyengir, sedangkan Claudia langsung berwajah masam dan bete.
"Menyebalkan!" gumam Claudia.
"Hehe, sorry....!"
"Kamu, biar aku aja yang antar pulang ya!"
"Tadi dokter memang menyuruhku untuk menghubungi keluarga mu, tapi aku gak punya nomor keluarga mu" ucap Sky.
"Memangnya aku udah boleh pulang?"
"Terus, sepeda motor ku gimana?" tanya Claudia.
"Sudah, kamu hanya di observasi saja. Lagian luka mu hanya luka ringan kok!" sahut Sky.
"Emmm....soal motor mu itu biar urusan ku! Besok kalau motor nya sudah di perbaiki sama para montir bengkel, aku antar ke rumah kamu ya!" timpal Sky memperjelas perkataan nya.
"Oke, aku tunggu motor ku kembali di rumah! Jadi, kapan aku bisa pulang?" seru Claudia.
Sky yang ingin menjawab, tiba-tiba seorang dokter tadi menghampiri mereka.
"Sekarang kamu sudah bisa pulang, jika kamu memang sudah merasa pulih!" sahut dokter tersebut dan Sky menoleh ke arah dokter itu.
"Dok, saya sudah mendingan sekarang, apa boleh segera pulang?" ucap Claudia bertanya langsung kepada dokter.
Dia sebenarnya buru-buru minta pulang, karena teringat janji nya terhadap ibu untuk tidak telat pulang atau keluyuran lagi.
Karena malam juga sudah tiba, dia takut jika sang ibu sedang bersedih memikirkan dirinya yang tak kunjung pulang dari tadi.
"Bisa, tapi tolong surat pemulangan pasiennya harus di tanda tangan dulu!" ujar dokter menjelaskan prosedur pemulangan pasien yang sedang di observasi sementara.
"Baik, biar saya saja dok!" sahut Sky.
Dokter menyerahkan surat tersebut dan Sky langsung di tanda tangani oleh nya.
"Terimakasih!"
"Sekarang pasien boleh pulang!" seru dokter.
Sky dan Claudia mengangguk secara bersamaan.
Claudia ingin turun dari bed itu tapi kaki nya tak sampai menginjak lantai, di tambah lutut nya masih merasakan sakit.
Sky yang sadar dan melihat Claudia hendak turun, langsung menggendongnya tanpa meminta izin terlebih dulu.
"Eh, Sky!" seru Claudia terkaget karena kini tubuh nya di gendong oleh Sky.
Dokter yang belum beranjak pergi, melihat adegan harmonis dan romantis di depan matanya itu.
"Pasangan yang serasi. Semoga kalian bisa romantis seperti ini selalu ya!" gumam Dokter itu tersenyum simpul melihat Claudia mengalungi tangannya di leher Sky yang tengah di bopong olehnya.
"Pasangan?!" ucap mereka berdua secara bersamaan dan saling berpandangan.
Dokter itu tertawa cekikikan lalu meninggalkan mereka berdua tanpa pamit.
"Ah, mungkin dokter itu mengira kamu ini kekasih ku!" ujar Sky tersenyum malu-malu, sedangkan Claudia langsung memalingkan wajah nya agar tidak memandang wajah Sky lagi yang kini sangat dekat dari jarak wajah nya.
"Mungkin!. Sudahlah Sky, kita pulang sekarang! Ini juga sudah malam kan!" pinta Claudia dengan nada datar.
Sky menuruti perintahnya, dia melangkah keluar dari IGD itu sambil menggendong tubuh Claudia yang tidak terlalu berat baginya.
Mereka pun kini sudah di parkiran serta masuk ke dalam mobil nya itu. Sky mulai mengemudi mobil nya itu keluar dari halaman rumah sakit menuju ke rumah Claudia.
"Dimana rumah mu?" tanya Sky.
Claudia tidak menjawab, tapi dia malah meraih ponselnya serta menghidupkan GPS mengarahkan ke arah rumah sang ibu.
Claudia memperlihatkan alamat rumah ibu nya melalui GPS yang tertera di ponselnya.
"Ikuti saja GPS itu!" perintah Claudia.
Sky mengangguk mengerti.
Dia mengikuti arah jalan sesuai GPS, tenyata jarak alamat rumah Claudia tidak terlalu jauh dari rumah sakit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...bersambung........
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰