Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Hari ini seluruh maba bersiap untuk berangkat ke Bali. Arsya kebetulan datang terlambat. Dia masih menunggu pesanan ojek yang belum juga datang. Semua temanya sudah berkumpul di halaman mendengarkan pengarahan dari rektor. Setelah itu semua menuju ke bus masing-masing.
" silahkan cek ke dalam bus siapa saja yang masih belum ada." ucap Dion
" duh gimana nich Arsya belum datang?" panik Cinta
" lho hubungin nggak bisa ?" ucap Ceci
" nggak di angkat. " jawab Cinta
Tidak lama kemudian seluruh panitia naik ke dalam bus.
" udah lengkap semua?" tanya Dion ke anggota nya
" kurang 1 kak dari anak kedokteran. " ucap Lisa
" sudah minta di hubungin teman-teman nya?" jawab Dion
Dion yang belum menyadari siapa yang belum hadir. Dia masih menghubungi nomor maba tersebut. Namun tidak ada jawaban.
" tapi dia sudah konfirmasi kalau ikut kan?" tanya Dion
" iya kan semua nya wajib. " ucap Tio
" udah tinggal aja nglama-nglamain." ucap Amel
" udah kalian naik ke kendaraan dulu aja. " ucap Dion
Tidak lama kemudian Arsya datang di antar sebuah mobil. Dia bergegas turun tanpa menghiraukan yang mengantar.
" makasih ya kak udah nganterin. maaf merepotkan mu?" ucap Arsya tulus
" sorry gue lupa kalau lho berangkat pagi. Untung belum telat. Udah sana masuk ke bus. Hati-hati di jalan ya. " ucap laki-laki itu
"kabari kakak mu kalau udah sampai disana. Have fun. " ucap mas Rendy teman mas Firman
Arsya menemui panitia memohon maaf karena sudah terlambat.
" maaf kak saya telat. " ucap Arsya ke Dion
" lho tau seharusnya kumpul jam berapa? Malah asyik pacaran aja" emosi Dion
" udah-udah ayo de. Segera naik ke bus. " ucap Neta teman Dion
Arsya kemudian naik ke bus. Dia mencari kursi yang masih kosong. Nah ketemu masih ada 2 kursi kosong syukurlah
" kemana aja sih lho?" tanya Ceci
" kak Rendy kesiangan mau nganterin gue. " ucap Arsya
" lho mau naik bus apa ikut naik mobil?" tanya Tio
" gue naik bus aja. " ucap Dion
" terus gue gimana?" tanya Amel
" bus udah penuh lho naik mobil aja. " ketus Dion
Baik Tio dan Satria hanya senyum-senyum sendiri memahami maksud dari Dion
Arsya duduk melihat ke arah jendela. Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingnya
"kakak ngapain duduk disini?" tanya Arsya
" lho nggak lihat semua kursi udah penuh. " ucap Dion
Selanjutnya arsya hanya diam menikmati perjalanan.
Dion juga memasang headset ya dan memilih mendengarkan musik ketimbang beradu dengan gadis di sampingnya. Tidak lama kemudian di lihat nya Arsya tidur. diraihnya kepala Arsya agar bersandar di dirinya.
" manis juga kalau diperhatikan. " ucap Dion
Mereka menikmati perjalanan yang hampir memakan waktu satu hari. Mereka hanya berhenti untuk makan, mandi dan sholat. seperti sekarang ini mereka berhenti di restoran untuk makan siang.
" hey udah sampai lho mau makan nggak?" ucap Dion membangun kan Arsya
" iya kak maaf. " ucap Arsya terkejut
Arsya menyusul teman-teman nya di bawah.
" cie yang duduk sama kak Dion nyaman banget sampek nggak mau turun. " goda Cinta
" apaan sih kalian. Gue ketiduran woy. " bantah Arsya
" aku mau sholat dulu aja. Baru makan. Kalian kalau mau makan dulu nggak papa. " ucap Arsya
" iya sholat dulu aj yuk. Masih antri juga disana" ikut Ceci
Dion memperhatikan Arsya yang lebih memilih menuju ke mushola ketimbang makan terlebih dahulu. Di dalam hati dia merasa tersentil karena jujur dirinya sudah lama tidak melaksanakan ibadah tersebut.
Dion berlalu begitu saja menuju ke restoran untuk makan siang. Amel mengetahui Dion sudah turun dari bus segera mendekati nya
" sayang makan yuk. " ucap Amel
" lho bisa kan makan sendiri. " ketus Dion
" gimana ada masalah nggak di bus lho?" ucap Tio
" aman nggak ada masalah. Gimana nyaman perjalanan dengan cewek itu?" ucap Satria seraya berbisik ke Dion
" apa maksud lho?" ucap Dion
" nggak ada apa-apa kok. Yuk makan laper gue. " ucap Satria mengalihkan pembicaraan
Mereka semua kemudian makan dalam diam. Menikmati semua menu yang telah tersedia. Setelah semuanya selesai mereka kembali melanjutkan perjalanan.
Arsya dengan malas kembali naik ke bus.
" padahal gue pengen duduk sama kalian." ucap Arsya seraya cemberut
" semangat kan di temani pangeran ganteng" ucap Cinta
" is... Males banget. Nggak lihat itu cewek nya kayak singa. " jawab Arsya
" dah yuk kita naik udah di tungguin itu. " ajak Ceci
Mereka semua melanjutkan perjalanan nya. Arsya hanya diam menikmati perjalanannya.
" lho kalau mau tidur. Tidur lagi aja nggak papa. " ucap Dion
" hemm. Kenapa kakak nggak naik mobil dengan kak Amel?" tanya Arsya tiba -tiba
" kenapa lho keberatan gue disini?" tanya Dion
" nggak kok kak. " ucap Arsya terus kembali diam.
" lho suka perjalanan kali ini?" tanya Dion
" iya sangat bagus. Aku kira ospek nya hanya di luar kota ternyata hingga sejauh ini. " ucap Arsya
" emang biasanya kita selalu ospek disana. Kalau lho belum tau. " ucap Dion
Tidak ada lagi percakapan diantara mereka. Hari sudah mulai malam Arsya memutuskan untuk tidur karena sudah lelah perjalanan.