Azka Mahespatih (28th) bersembunyi di rumah Nandita (20th) saat ia tengah di kejar oleh beberapa orang preman yang hendak mencelakainya.
Dita yang kaget saat mendapati lelaki asing yang memasuki rumahnya sontak ingin berteriak,tapi sebelum itu terjadi Azka dengan cepat berlari menuju Dita tetapi kakinya tersandung oleh kaki kursi hingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh di atas tubuh mungil Dita,di saat bersamaan para warga sekitar menggrebek mereka dan menikahkan mereka. mau tidak mau mereka menikah juga. bukan tanpa sebab Azka tidak menolak menikahi Dita,karena Azka pernah di tolong oleh Dita maka dari itu ia ingin membalas kebaikan Dita dengan menikahi gadis itu.
bagaimana kelanjutan ceritanya apakah pernikahan mereka akan langgeng atau sebaliknya?
jangan lupa dukung author dengan cara klik love,komen dan subcreb ya...🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yadah elek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
harapan Dita
"Dita kamu berhutang penjelasan sama aku." ucap Rani saat jam istirahat. sekrang mereka sedang menikmati makan siang di kantin kampus.
"penjelasan apa sih Rani?" tanya Dita pura-pura tidak tahu.
"his...gak usah pura-pura gitu deh." ucap Rani cemberut.
"cerita gak ya?" godanya
"his...ya harus cerita dong,kamu itukan udah lebih dari seminggu gak masuk kuliah,apa kamu lupa?"
"masa?".
Rani hanya bisa bersungut-sungut saat sahabatnya itu mulai menggodanya.
sementara Dita hanya cengengesan melihat sahabatnya kesal terhadapnya.
"maaf ya Ran,untuk kali ini aku belum bisa cerita,nanti kalau aku udah siap aku pasti akan cerita." ucap Dita sambil menggenggam erat tangan sahabatnya itu.
"bener ya?aku tunggu loh ceritanya."
"iya,iya bawel."
"tuh baksonya cepat dimakan nanti dingin." ucap Rani.
mereka menikmati makan bakso. Rani sangat menghargai keputusan Dita,dia tidak akan memaksa sang sahabat untuk cerita apa yang tengah menimpanya.
siang kini tengah menjadi sore,tepat pukul lima sore Dita keluar dari kampusnya,dia menunggu Azka di hulte.
"hai... Dita,lagi nunggu jemputan ya?" tanya Ahsan saat melihat Dita sendirian di hulte.
"iya ka,lagi nunggu mas Azka." jawab Dita tersenyum manis.
Ahsan manggut-manggut mendengar jawaban Dita.
"kamu mau ke rumah Tante Irina ya,kok di jemput ma bang Azka?"
"uhmmm...kebetulan di rumah nyonya Irina lagi ada acara,makanya aku di suruh bantu-bantu." Dita terpaksa berbohong karena Ahsan belum mengetahui statusnya. dia tidak mau memberi tahu takut akan terjadi masalah nantinya. biarlah nanti Azka sendiri yang akan mengumumkan statusnya.
"kok sepertinya ada yang di tutupi sama Dita ya?" batin Ahsan
"Ditaaa...."
Dita menoleh ke asal suara,dia sangat hapal dengan suara cempreng yang memanggilnya,siapa lagi kalau bukan Rani.
"ish...apasih teriak-teriak." ucap Dita kesal
"lagian kamu,aku di tinggal."
"kan kamu lagi ada urusan sama pak Dirga Rani."
"he...he...he...iya juga ya,loh ada ka Ahsan. lagi ngapelin Dita ya?Kaka telat, Dita udah ada yang punya."
seketika Dita mencubit pinggang Rani dengan kuat
aaaaaa...
"sakit ih..."
"habisnya mulut kamu lemes...." ucap Dita membrengut.
"siapa emang yang punya?"
"tentu aja emak Sama bapaknya, ha...ha...ha..."
seketika pecah tawa mereka,
"kamu ini Ran, ada-ada aja." ujar Ahsan
"eh...udah dulu ya,jemputan aku udah datang." ucap Dita saat melihat mobil Azka.
"hati-hati ya Dita,Sampai besok." ucap Rani
sementara Ahsan masih menatap curiga ke pada dua orang yang berada di dalam mobil.
Azka? jangan tanya,dia memang selalu bersikap dingin dan acuh kepada siapa saja.
"mas Ahsan,gak ada niatan buat ngantar Rani?" ucap Rani membuyarkan lamunan Ahsan.
"oh...mau di anterin?ayo naik."
"beneran?"
Ahsan mengangguk sambil tersenyum.
"yey...makasih ya mas." ucap Rani girang.
"kok seneng gitu?" tanya Ahsan heran.
"ya senenglah,selain hemat ongkos Rani juga dapat bonusnya."
"bonus?" tanya Ahsan sambil menaikkan alisnya.
"bonusnya bisa di bonceng orang ganteng."
seketika tawa keduanya pecah. Rani ini memang anaknya konyol,makanya kalau ada Rani pasti heboh.
🥀🥀🥀🥀🥀
"assalamualaikum mas..." Dita mengucapkan salam saat sudah membuka pintu mobil.
"walaikumsalam..." jawab Azka sambil tersenyum manis.
"sudah dari tadi kamu nunggu?"
"iya lumayan sih,tapi untung ada Rani dan mas Ahsan jadi gak kerasa nunggunya."
mendengar nama Ahsan,Azka sekuat tenaga menahan emosinya,ia tak ingin mengacaukan rencananya.
"sekarang mau kemana,mau pulang atau pergi kemana?"
"kayaknya pulang aja deh mas,aku capek banget pengen istirahat."
Azka tersenyum manis lalu mengangguk dan melajukan mobilnya meninggalkan hulte bus yang masih ada Rani dan Ahsan.
sesampainya di apartemen Azka berjalan sambil memeluk erat pinggang dita seolah ingin mengatakan pada semua orang kalau Dita adalah miliknya seorang.
mereka memasuki Lif dan naik menuju unit milik Azka.
"mas,lepas deh malu di lihatin orang." ucap Dita saat Azka yang tak mau melepaskan tangannya yang setia melingkar di pinggangnya,sungguh ia merasa risih,karena ini di tempat umum.
sementara Azka hanya melirik Dita sekilas dan mengabaikan protesnya.
Ting...
pintu lif terbuka,dan orang yang menaiki lif yang sama dengan mereka keluar,kini tinggal Azka dan Dita yang berada di lif.
Azka semakin mengeratkan pelukanya,sedikit menunduk agar bisa sejajar dengan sang istri,di tatapnya kedua mata bulat bewarna kecoklatan milik Dita. Azka sungguh terpesona dengan tatapan sang istri. ia mengelus lembut pipi istrinya itu.
"kenapa memangnya,kalau aku memeluk istriku sendiri apa ada larangan?" lalu di kecupnya kedua pipi sang istri dengan lembut.
mendapat perlakuan seperti itu dari Azka sontak membuat Dita merona,hal itu tak luput dari tatapan Azka. sungguh ia benar-benar gemas dengan istrinya ini.
lalu dengan mudah Azka membawa tubuh mungil Dita ke dalam gendongannya. setelah lif terbuka Azka tetap menggendong Dita di depan,menuju kamar mereka.
"mas,turunin ih aku bisa jalan sendiri." Dita mencoba berontak.
Azka hanya mengedipkan bahunya dan tersenyum manis ke arah istrinya itu.
setelah sampai dikamar Azka mendudukan Dita di atas pangkuanya, Azka meraih bibir istrinya dan memakanya dengan rakus.
"masih sama manis." ucap Azka setelah melepas bibir sang istri dan mengusap lembut bibir Dita.
Dita hanya menunduk malu,wajahnya sudah merah saat mendengar ucapan Azka.
"mas menginginkanmu dek,apa boleh?" ucap Azka serak menahan gairah di tubuhnya.
Dita dengan malu-malu mengangguk,bagaimana pun dia masih sah sebagai istri Azka. dan dia berpikir hubungannya dengan Azka sudah membaik dan Azka sudah berubah dan mulai mau menerimanya.
Azka langsung memakan bibir Dita dengan rakus,ia tersenyum miring di sela-sela ciumanya.
satu jam sudah mereka melakukan hubungan suami istri,dan itu tak membuat Azka puas hanya melakukanya sekali.
Azka menggauli istrinya sampai berkali-kali sampai Dita kualahan menghadapi sang suami.
"mas...Dita capek udah ya..." ucap Dita merengek
"sebentar sayang,tunggu mas keluar janji ini yang terakhir."
aaahhhh.....Azka menyemburkan benihnya untuk yang terakhir kalinya,dan seketika ambruk di atas tubuh Dita,mereka masih terdiam sembari menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka gapai.
Dita memeluk erat tubuh suaminya yang penuh dengan keringat,ia tak merasa jijik sedikitpun ia semakin mengeratkan pelukanya ketika Azka ingin beranjak dari tubuhnya.
"sebentar saja mas,aku ingin seperti ini aku sangat mencintaimu dan aku harap kamu gak akan pernah berubah mas.aku mencintaimu." ucap Dita masih memeluk erat suaminya.
sementara Azka hanya diam mendengar ucapan Dita,dia merasa senang karena Dita juga mencintainya tetapi di lain sisi ia juga membenci Dita. yang hanya ada dalam pikiranya sekarang adalah membalas kesakitan yang di alami oleh mamanya.
dengan cepat Azka membalikkan badan sekarang Dita berada di atas tubuh Azka dan masih setia memeluknya.
"tidurlah,mas tahu kamu capek." ucap Azka lalu memejamkan matanya.
Dita sedikit kecewa karena tidak mendapatkan pernyataan cinta dari sang suami,tetapi dia membuang jauh-jauh fikiran negatif tentang Azka. dia hanya berharap Azka juga mencintainya dan takkan pernah menyakitinya lagi.
ya,hanya itu harapan Dita.
Dan benar2 bkn orang tuanya yg melakukan
padahal pelakunya bkn ibunya dita.
hanya saksi hidup sdh tdk ada