Birgitta, nama gadis yang kerap disapa dengan Bita. Gadis ceria yang tidak pernah bergantung pada siapapun, dan selalu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan baik. Hidupnya hanya sebatang kara, tanpa memiliki sanak keluarga di mana pun.
Kehidupannya yang dulu warna-warni kini terjebak dalam kehidupan hitam-putih seorang pria yang mengikatnya dalam pernikahan yang disengaja.
Alhambra Zeroun, pria itu menarik Bita untuk duduk di pelaminan, dan memaksa gadis itu menjadi istrinya hanya untuk menghindari pernikahannya yang hampir saja terjadi dengan gadis lain pilihan orang tuanya.
Tidak memperdulikan tatapan tajam dari semua orang disana karena kelakuan gilanya, yang penting ia terbebas dari desakan orang tuanya yang terus memintanya untuk menikah.
Akankah Bita bisa menerima Alze menjadi suami dadakannya? Lalu bagaimana pernikahan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WaterBlue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Dekat
Bita hari ini tersenyum lebar karena kemarin. Sejak pria itu dengan baik hatinya membelikan barang kesukaannya,mulai detik itu juga dalam hatinya ia akan berbakti kepada suaminya sebagai wujud rasa terimakasih.
Tidak ada yang menyangka jika pria itu, diam-diam mengetahui hal yang ia sukai. Sungguh, benar-benar diluar dugaannya. Lihatlah, subuh-subuh Bita sudah bangun dan mempersiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua. Sambil bersenandung riang membersihkan rumahnya,membuat orang yang melihatnya menatap aneh.
"Lo udah gila ya?" tanya Alze yang baru saja bangun sambil mengacak-acak rambutnya berjalan mendekati Bita. Bita membalik tubuhnya dan tersenyum kearah suaminya. "pagi! Lo udah bangun yaa?? cepat Lo siap-siap,gue udah buat sarapan buat kita."
Alze mendadak cengo. Gadis yang suka marah-marah dan cemberut itu tiba-tiba berubah drastis menjadi gadis yang ceria. Alze spontan meletakkan tangannya dikening Bita.
"nggak panas." gumamnya pelan.
Bita memberengut,tetapi rautnya kembali menyengir membuat Alze sedikit melangkah mundur darinya. "mungkin Lo lagi gesreknya yaa,mending gue pergi mandi lagi." ucap Alze menyambar handuk dan berjalan menuju kamar mandi.
***
Bita menyandang ranselnya berjalan keluar rumah,begitu juga dengan Alze yang terpaksa ikut bersama Bita pergi ke kampus. Daripada diceramahi panjang lebar oleh gadis itu,mending ia menurut saja. Untuk soal pakaian dan barang-barangnya sudah diantar oleh adik-adik laknatnya tadi malam. Namun,saat mereka hendak menaiki motor. Banyak pasang mata menyorot tajam kearahnya,membuat Bita merasa tidak nyaman.
"mbak Bita." lirih Lila dari kejauhan,Bita menoleh kearah Lila yang tengah menangis dibalik pagar rumahnya. Bita langsung mendekati Lila, "hei Lila,kenapa kamu menangis sayang?" tanya Bita cemas. Tidak biasanya gadis itu menangis mengingat gadis itu begitu tomboi.
"mbak..."
"JANGAN DEKATI ANAK SAYA WANITA MURAHAN!!" bentak ibu Lila langsung menarik anaknya menjauh dari Bita.
Deg.
Bita membeku diam menatap tidak percaya pada tetangga dekatnya itu. "ke-kenapa bibi mengatakan hal itu?"
"apa?! nggak terima dikatakan wanita murahan?! bibi nggak nyangka orang sebaik kamu ternyata liar!" cercanya membuat semua orang yang melihatnya mulai mengerumuni mereka.
Bita terdiam,ia tidak melakukan hal-hal yang negatif,tetapi difitnah yang tidak-tidak. Hatinya begitu sakit mendengar hal itu.
"ish tidak tau malu jadi wanita!"
"benar banget,udah berapa banyak laki-laki yang kamu ajak jajan?!"
"anak zaman sekarang kelakuannya luar biasa yaa!!"
"mending usir aja dia dari sini,dia nggak pantas tinggal disini!"
Banyak hujatan yang terus terdengar ditelinga Bita, sebenarnya ia bisa saja mengabaikan hujatan mereka,namun tetap saja terdengar menyakitkan.
Tanpa Bita sadari,ada ibu-ibu langsung berjalan kearahnya dan hendak menampar. Bita spontan memejamkan mata,namun ia tidak merasakan tamparan diwajahnya membuatnya membuka matanya perlahan.
Mata Bita membulat sempurna disaat ia melihat Alze menahan tangan ibu itu sambil menghadang ibu itu mendekati Bita. "saya mohon jangan melakukan kekerasan." ucapnya dingin membuat ibu itu berdecak kesal.
"ck,kau ini hanya pelanggannya. Tapi membela wanita liar itu! cih,kalian tidak tau malu yaa?!" cerca ibu itu lagi menatap tajam kearah mereka berdua.
Alze dapat merasakan tangan Bita tampak bergetar ketakutan,ia pun langsung menggenggam tangan istrinya. "maaf, sepertinya kalian tidak tau status kami yaa. Makanya kalian menuduh kami tidak-tidak." ucap Alze menatap dingin kearah semuanya,bagaimanapun ia harus tetap sopan dan tidak membentak orang yang lebih tua darinya walaupun dalam hati ingin mengumpat kasar.
"saya dan Bita adalah suami istri. Kami sudah menikah tiga hari yang lalu." ucap Alze tegas membuat semua yang mendengarnya terngaga,tetapi ada juga yang mendengarnya tidak percaya.
"mana buktinya kalau memang benar kalian suami istri??" tanya ketua RT yang baru saja tiba ditempat. Alze langsung mengeluarkan dompetnya dari saku dan menyerahkan kartu nikah itu kepada ketua RT disana.
Ketua RT itu mengangguk pelan,dan menyerahkan kembali kartu tersebut kepada Alze. "benar,mereka sudah menikah." ucap pak RT itu membenarkan data mereka.
Banyak ibu-ibu merasa bersalah karena termakan gosip dikompleksnya langsung meminta maaf kepada mereka berdua sekaligus memberikan selamat atas pernikahan mereka.
Begitu juga dengan ibunya Lila,merasa menyesal telah membentak Bita yang ia anggap putri sendiri. "maaf Bita,bibi nggak tau kalau kamu sudah menikah. Kenapa tidak mengundang ibu sih?!" gemasnya memeluk Bita. Bita yang sedari tadi menahan tangis langsung pecah sambil membalas pelukan ibunya Lila itu.
"maaf Bibi Laila,nanti kalau ada resepsi. Bita undang semuanya." ucapnya membuat Laila mengangguk pelan.
"lain kali,kalau kayak gini jangan diem. Kamu banyak buat salah paham selama tiga hari ini Bita. Banyak tetangga berpikir tidak-tidak karna kamu bawa suami kamu. Manalagi tampan pula orangnya,kamu ketemu dimana sih suami kamu itu??" gemas Laila menyenggol lengan Bita pelan.
"bi-bi aku pergi dulu yaa. Bentar lagi kami telat masuk kelas. Maaf yaa ibu-ibu semua membuat kalian salah paham. Harusnya saya kasih tau dulu kalian semua." sesal Bita langsung dianggukan beberapa ibu-ibu yang masih mengerumuninya. Ia dengan cepat menarik tangan Alze menaiki motor. Alze yang diam saja hanya menurut dan menghidupkan mesin motornya lalu melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumahnya.
"Al,makasih yaa." ucap Bita tulus,sedangkan Alze tidak terlalu mendengar ucapan istrinya lantaran terbawa angin yang menerpa mereka. "apa yang Lo bilang?" teriaknya sekilas melirik wajah Bita dari kaca spion.
"gue bilang makasiiiih!!" teriak Bita agar suaminya bisa mendengar ucapannya. Alze mengangguk pelan tanpa menjawab ucapan Bita.
Akhirnya mereka sampai diparkiran kampus. Banyak pasang mata lagi-lagi melirik kearah mereka dengan ekspresi yang berbeda-beda. Bita tidak ingin menjadi sasaran empuk para penggemar suaminya itu,langsung berlari meninggalkan suaminya.
Alze berdecak pelan,melihat istrinya sudah menghilang dari pandangannya. Ia pun menyandang ranselnya dan berjalan santai menuju kelas yang sama dengan istrinya.
"Alzeee jadi pacar gue dong tampan!!" teriak para fans Alze yang terus tergila-gila dengan ketampanan Alze. Alze seperti biasa tidak mengacuhkan mereka dan tetap berjalan menuju kelasnya.
"hei,kalian lihat tidak tadi. Bita sialan itu dibonceng Alze dong!" seru salah satu dari mereka.
"iyaa deng,gue baru nyadar. Sialan tuh anak,makin ngelunjak dia."
"siapa yang kalian maksud?" tanya Mezza yang baru saja datang langsung menghampiri mereka yang tengah menggosip pria yang ia sukai.
"hei Mezza,itu loh ada berita buruk!"
"apa?" tanya Mezza penasaran sambil melipat tangannya didada.
"itu si Bita dibonceng dong sama Alze."
"apa?!" Mezza sontak kesal dan marah. Padahal, jelas-jelas ia sudah membuat gadis itu depresi karena orang kirimannya. Ia pun berputar otak agar Bita semakin direndahkan oleh semua orang dikampusnya.
"kalian mau tau nggak??" seru Mezza membuat teman-temannya penasaran.
"kalau Bita itu..."
***
Bita bernapas lega saat memasuki kelasnya. Beruntung ia belum telat sebelum dosen datang. Ia pun mengambil tempat duduk seperti biasanya dan mengeluarkan alat tulisnya menunggu dosennya masuk.
Tak lama kemudian,dosen yang akan mengajar mereka masuk bersamaan dengan Alze. Pria itu dengan santai berbincang-bincang dengan dosen sambil membawa beberapa barang ditangannya.
"terimakasih Al." ucap dosen itu setelah dibantu oleh Alze membawa barangnya. Alze mengangguk pelan lalu menoleh kearah teman-temannya.
Banyak yang tersenyum sambil melambaikan tangan kearah Alze dengan senang. Apalagi mereka ada juga yang sampai memekik tanpa suara gemas melihat ketampanan Alze. Mata Alze langsung tertuju pada istrinya yang sibuk membaca buku,senyumnya melengkung keatas lalu berjalan mendekati istrinya dan duduk disamping gadis itu.
Alze mendekatkan dirinya merapat dengan istrinya,membuat semua yang melihat hal itu sontak terkejut dan semakin membenci Bita.
"Lo-lo kenapa disini woi duduknya??" bisik Bita kesal. Apalagi ia merasakan aura yang tidak enak menekan jiwanya.
"suka-suka gue dong, ingat Lo udah janji berbakti sama gue kan? jadi Lo harus nurut sama gue." bisik Alze tersenyum miring melihat Bita tidak bisa berkata-kata lagi.
kalo bahasa Indonesia yg saya tahu itu mengernyit