Scandal Hubungan Masa Lalu

Beberapa hari berikutnya.

Akhirnya masalah penyembuhan Melvin selesai juga. Melvin yang mendapatkan perawatan serius di rumah sakit selama 2 minggu lebih. Perawatan rutin yang dilakukan Melvin dan juga tidak lupa bantuan alternatif untuk bagian tangan dan kakinya yang mengalami cedera. Karena keseriusan Melvin untuk sembuh yang akhirnya memang sangat cepat keluar dari rumah sakit dan tidak sesuai dengan prediksi Dokter yang mengatakan hal itu mungkin bisa sampai sebulan dua bulan dan bahkan lebih.

Seperti apa yang pernah dikatakan Karina, ketika keluar dari rumah sakit Melvin harus menghadiri beberapa undangan televisi yang memang sudah menunggu-nunggu kedatangannya. Para pihak Tv pasti sudah tahu mana bintang tamu yang akan menaikkan ranting mereka.

Sama seperti hari ini, di mana tempat di salah satu acara siaran televisi yang dilaksanakan secara live jam 07.00 pagi. Melvin sudah menjadi bintang tamu di acara variety show tersebut. Di mana Melvin yang berbincang-bincang dengan 2 host wanita dan satu host pria.

"Rain buruan cepat biar sarapan," sahut Mila.

"Iya nenek hanya tinggal memakai sepatu saja," sahut Rain dari kamar.

Ceklek. Aruna yang juga sudah siap-siap keluar dari kamar yang langsung menuju sofa untuk menyusun beberapa berkas yang harus dibawa ke kantor. Aruna yang langsung melihat acara televisi.

"Apa dia sudah benar-benar sembuh?" batin Aruna yang melihat fokus Melvin yang sebenarnya terlihat masih dalam proses penyembuhan yang terlihat sangat jelas ada pemaksaan untuk menghadiri acara televisi tersebut.

"Aruna kenapa kamu masih bengong di sana. Ayo cepat sarapan!" tegur Mila yang membuat fokus Aruna teralihkan.

"Iya, Mah," sahut Aruna.

"Tetapi syukurlah jika dia sudah sembuh. Itu jauh lebih baik. Dia juga menepati janji untuk tidak membawa masalah ini ke dalam hukum dan dia juga bisa melanjutkan syuting kembali setelah lama tertunda," batin Aruna yang berdiri dari tempat duduknya menuju meja makan dan menarik kursi.

"Rain sudah siap!" Rain yang berlari dan juga menarik kursi yang duduk di samping Aruna.

"Kamu mau makan apa sayang?" tanya Aruna.

"Rain hari ini mau makan nasi goreng buatan Nenek," ucap Rain.

"Pakai telur dadar atau mata sapi?" tanya Aruna.

"Telor mata sapi dengan putih yang tidak boleh ada," jawab Rain.

"Baiklah bagian putihnya untuk Mama," sahut Aruna yang membuat Rain tersenyum.

"Aruna Mama sudah siapkan kue-kue yang akan kamu bawa ke lokasi syuting. Kamu bagikan kue-kue itu ya," ucap Mila

"Iya, Mah," jawab Aruna.

"Nenek besok ulang tahun bukan," sahut Rain yang sebenarnya sudah tahu jika neneknya ulang tahun maka sebelum itu akan berbagi.

"Benar sekali," sahut Mila.

"Wau... kita akan makan-makan di mana Nenek?" tanya Rain.

"Nanti Mama akan mencarikan tempat untuk kita dinner," sahut Aruna.

"Horeee!!!!! kita akan merayakan ulang tahun nenek," sahut Rain yang begitu sangat happy.

"Iya-iya. Nanti nenek juga mau ke rumah Michi untuk mengantarkan kue pada mereka," sahut nenek.

"Michi ikut juga ke acara ulang tahun Nenek?" tanya Rain.

"Rain Michi jelas ikut. Cucu Nenek bukan hanya kamu saja," sahut Aruna yang menjawab pertanyaan itu.

"Isss tapi Michi pasti nanti bikin kacau," sahut Rain dengan wajah cemberut.

"Kamu jangan hanya mengatakan orang saja, kamu juga sangat jahil pada Michi. Kemarin Michi menelpon Mama dan mengatakan saat kamu di rumah tante Thalia, kamu itu beberapa kali membuat Michi menangis," ucap Aruna.

"Michi memang dasar cengeng dan tukang ngadu,"sahur Rain yang tidak ingin disalahkan.

"Sudah-sudah kamu sama Michi tidak boleh bertengkar terus. Nenek akan marah jika dua cucu Nenek ribut-ribut seperti itu!" tegas nenek.

Wajah Rain terlihat tertunduk kesal yang tidak menyukai hal itu. Aruna hanya geleng-geleng tersenyum saja.

**

Melvin baru saja keluar dari salah satu stasiun TV setelah di undang. Kilatan flash dari cahaya lampu blitz alat pemburu berita memenuhi lobby yang saling berlomba untuk mengambil gambar Melvin. Mereka tidak hentinya mengiringi langkah Melvin yang di ikuti manager dan juga asistennya.

"Tuan Melvin bagaimana keadaan Anda?"

"Tuan Melvin apakah Anda sudah pulih sepenuh?"

"Apakah Anda akan tetap melanjutkan syuting?"

"Atau ada tuntutan hukum berikutnya kepada pihak perusahaan yang bersangkutan?"

"Apakah akan ada tuntutan pada pihak penyelenggara?"

Melvin sudah diserang para wartawan yang memberikan pertanyaan dan sangat menginginkan jawaban klarifikasi dari Melvin.

Melvin terpaksa menghentikan langkah berdiri di depan wartawan yang mengerumuni dirinya. Chiko dan Boni mencoba untuk menenangkan wartawan agar tidak saling dorong sampai situasi Itu sudah cukup sedikit tenang dengan jarak antara mereka yang cukup dekat.

"Untuk semua teman-teman media, saya menyampaikan kepada kalian semua jika kondisi saya sudah pulih dan sudah membaik. Saya baik-baik saja dan tidak meninggalkan bekas patah tulang yang parah atau luka lainnya. Pihak yang bersangkutan sudah bertanggung jawab atas yang terjadi kepada saya, dari memberikan fasilitas rumah sakit yang baik, pengobatan yang sangat baik dan juga pelayanan yang lainnya. Jadi pihak perusahaan sudah bertanggung jawab penuh kepada saya. Tidak ada alasan saya untuk membawa kasus ini lebih panjang lagi. Karena ini juga murni kesalahan saya dan juga ini bukan hanya kesalahan para kru tetapi juga saya sendiri yang kurang berhati-hati!" tegas Melvin yang memberikan klarifikasi dengan singkat, jelas dan padat.

"Sudah ya, tolong beri jalan kami harus segera pergi!" ucap Chiko yang mencoba melindungi Melvin yang mereka berjalan di tengah kerumunan wartawan yang paling berdesakan.

Padahal Melvin sudah memberikan jawaban yang jelas dan tidak ada yang harus dipertanyakan lagi. Tetapi tetap saja para media masih saja ingin mewawancarai dirinya. Namanya juga aktor terkenal.

Akhirnya Melvin bersama dengan manajer dan juga asistennya bisa masuk mobil yang membuat mereka lega. Melvin harus kembali beraktivitas dalam kegiatan dunia entertainment yang jujur kondisi Melvin yang sebelumnya pulih.

Sementara Aruna yang berada di meja kerjanya melihat berita tersebut, "syukurlah jika masalah ini benar-benar clear dan dia tidak berubah pikiran sama sekali," batin Aruna yang benar-benar merasa begitu lega.

"Semoga kondisinya juga baik-baik saja dan tidak terjadi apa-apa pada dia," batin Aruna dengan wajah yang tampak sangat tulus mengkhawatirkan Melvin.

"Aruna!" tegur Giselle yang membuat Aruna sedikit tersentak kaget.

"Iya kenapa?" tanya Aruna.

"Ayo buruan kita ke lokasi syuting. Bukankah hari ini shooting terakhir kita dalam ini series kita di SMA Harapan Bangsa," ucap Giselle mengingatkan.

"Iya kamu benar! tidak terasa ini sudah menjadi shooting terakhir kita," sahut Aruna.

"Iya. Jadi kamu bisa fokus untuk melanjutkan film The Fire," ucap Giselle.

Aruna menganggukkan kepala, mungkin pekerjaannya akan sedikit longgar dan tidak terlalu ribet yang menyutradarai satu film dan satu mini series dan sekarang dia sudah bisa fokus untuk menyutradarai film yang akan dibintangi Melvin.

Aruna yang langsung berdiri dari tempat duduknya dengan membawa semua peralatannya yang akan pergi ke lokasi syuting.

"Aruna!" tegur Monica yang menghampiri Aruna.

"Iya Bu," sahut Aruna.

"Saya berharap semua berjalan dengan lancar dan Melvin juga akan kembali syuting. Jadi untuk masalah kemarin kamu jadikan pelajaran," ucap Monica mengingatkan.

"Iya Bu," sahut Aruna dengan menganggukkan kepala.

"Kalau begitu saya permisi dulu!" pamit Aruna yang langsung pergi.

Bersambung.