Dari dunia nyata menuju dunia lain, sedangkan dari dunia lain menuju dunia nyata?
Itulah yang dirasakan oleh seorang berandal bernama Arip Suhardjo dan seorang Peri kegelapan bernama Sabilia Von Kurayami dimana meski mereka adalah sosok nakal, mereka berkiblat ke arah yg berlawanan setelah mereka pindah dunia! Penasaran dengan kehidupan mereka di dunia yang berbeda? Ayo ikuti terus kisah Arip dan Sabilia!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mz Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 - Asal usul Kenshi Guntai Masque III
Beberapa hari yang lalu, pada tepat saat hari dimana Zahra menunjukan sosok aslinya yaitu Sabilia Von Kurayami sang Peri kegelapan.
"Sabilia. Gw ga nyangka lu adalah seorang Peri kegelapan. Asal-usul lu kayak gw hidup di dalam mimpi. Omong-omong, lu bisa bantu gw agar gw bisa lebih kuat?" tanya Jacques.
"Kenapa kau ingin kuat?" tanya Zahra.
"Gue mau melawan mereka! Mereka yang udah ngebully gue!" kata Jacques dengan tatapan yang tajam seakan dirinya haus akan balas dendam.
Zahra malah terdiam seakan tidak mendengar atau mengabaikan.
"Lah gw dikacangin?" tanya Jacques dalam hati.
Tak lama kemudian, Zahra membuka suara.
"Latihan. Itu yang harus kamu lakukan, Jacques." kata Zahra.
Jacques memiringkan kepalanya. Tak lama kemudian, Zahra melebarkan sayapnya lalu terbang, meninggalkan tempat tinggalnya yang menampungnya selama ia tidak mengingat apa-apa.
"Kak Zahra! Apa dia bakal kembali ke Dunia asalnya?" tanya Azizah.
"Ya, mungkin itu adalah hal yang terbaik untuk dia, Nak. Sebaiknya kita ikhlaskan saja meski Ibu engga rela Zahra atau apapun itu namanya pergi. Zahra sudah Ibu anggap sebagai anak Ibu sendiri sama seperti Arip." kata Ibu.
Sementara itu, Jacques berjalan dengan tidak semangat dikarenakan dirinya sangat lemah.
"Gimana caranya agar gue jadi kuat biar bisa ngalahin para orang-orang brengsek itu?" tanya Jacques.
Tak lama kemudian, Jacques dicegat oleh tiga orang yang suka membullynya.
"Si Prancis autis nih."
"Malem-malem ngapain lu? Halu? Hahaha!"
"Pas banget nih. Ayo sini lawan kita. Kayaknya lu semakin kuat deh."
Jacques saat itu pasrah karena dirinya sedang tidak bersemangat. Akan tetapi, tiba-tiba, ada tiga monster yang langsung menerkam salah satu pembully. Hal itu membuat mereka kaget. Tak lama kemudian, satu monster lagi datang dan menerkam satu pembully lagi. Dan satunya lagi pergi melarikan diri karena saking takutnya. Jacques yang melihat itu di depan matanya, gemetar dan keringat menderaskan sekujur tubuhnya.
"Ada monster? Ini mungkin... Kesempatan emas untuk gw!"
Jacques dengan sok beraninya kemudian maju dan menantang monster itu.
"Woi monster burik! AYO LAWAN GUE!" tantang Jacques.
Kedua monster itu kemudian menyerang Jacques. Akan tetapi, Jacques kewalahan dan bersiap menjadi santapan kedua monster mengerikan itu. Tak lama kemudian, datanglah seseorang dengan pedang kayu menyerang kedua monster itu.
"Pe-penyelamat?" tanya Jacques?
Ternyata, orang itu adalah Nasha. Nasha kemudian menarik tangan Jacques untuk pergi dari sana. Nasha mengajak Jacques untuk berlindung di Dojo Kendo.
"Fiuh... Thanks. Btw, kita dimana?" tanya Jacques.
"Dojo Kendo gw. Kita akan berlindung di tempat ini. Btw, makhluk apa aja tadi? Kenapa bisa nyerang orang-orang dan elu?" tanya Nasha.
"Gw ga tau. Intinya, udah dari kemarin gw ngeliat mereka. Seperti yang pernah gw ceritain." kata Jacques.
Jacques kemudian memegang tangan Nasha dan memohon.
"Gw mohon. L-lu kan jago kendo. Buat gw jadi kuat untuk ngalahin mereka! PLEASE!" kata Jacques memohon.
"Gw takut. Gw tadi cuma mau nolongin lu aja." kata Nasha yang enggan membantu.
"Lu ahli kendo kenapa lu kabur? Lu punya kemampuan sedangkan lu malah lari ga jelas?"
Pertanyaan itu mengingatkan pada Arip.
"Itu kan, kata-kata yang dibilang ke gw pada Arip waktu itu." kata Nasha dalam hati.
Pada masa lalu, Nasha berkata pada Arip dengan kalimat yang serupa yang dikatakan oleh Jacques juga.
"Kenapa ilmu kendo itu lu malah salah gunakan untuk tawuran? Kenapa ilmu yang diajarkan oleh Sensei lu malah lakukan untuk hal-hal yang bodoh kayak begitu?" tanya Nasha kepada Arip.
Kembali ke saat ini...
"Nasha? Kenapa malah diem?" tanya Jacques.
Nasha kemudian menatap Jacques.
"Jacques? Apakah lu memang benar-benar kuat?" tanya Nasha.
"I-iya?"
Nasha mengulangi pertanyaannya.
"Gw tanya kepada lu sekali lagi. Apakah lu benar-benar ingin kuat?" tanya Nasha.
"IYA GUA INGIN!" kata Jacques dengan penuh jiwa kesatrianya.
Nasha mengambil dua pedang kayu kendonya. Satu untuk dirinya, dan satu untuk Jacques.
"Eh?"
Jacques sama sekali tidak mengerti.
"Mau kuat kan? Ayo lawan gue! Anggap gue adalah musuh lu!"
Tanpa bertele-tele, Nasha langsung mengayunkan pedang kayu kendonya. Pertarungan antara keduanya pun dimulai.
"ARRGHH! AARGHH! SUSAH BANGET! SIALAN!" kesal Jacques.
Jacques pada awalnya selalu kalah dari Nasha. Akan tetapi, ia terus mencoba meski jatuh, bangkit, jatuh lagi, bangkit lagi, jatuh lagi, bangkit lagi, dan seterusnya. Nasha dan Jacques berlatih hingga larut malam.
"Fiuh. Udah berapa lama kita latihan?" tanya Jacques.
"Udah 2 jam disini. Sekarang udah jam 10 lewat." kata Nasha.
"Hah demi apa?" tanya Jacques.
Jacques kemudian buru-buru meninggalkan tempat Dojo.
"Makasih ya, Nasha. Kapan-kapan, kita latihan lagi!" kata Jacques.
Pada saat Jacques pergi, Nasha jadi teringat akan Arip. Sosok yang ambisius yang ingin sekali mengalahkannya.
"Arip. Gw nemu orang yang sama kayak lu. Dia ambis banget mau ngalahin gw." kata Nasha dalam hati.
Sementara itu, Zahra alias Sabilia kaget dengan dirinya yang sudah ada di dunia yang berbeda dari sebelumnya. Ia juga mempertanyakan apa yang sebenarnya ia lakukan.
"Sebenarnya... Apa yang aku lakukan barusan? Aku waktu itu.... Membantai orang yang tidak bersalah. Tapi kenapa saat ini aku menolong seseorang? Dan siapa saja monster-monster itu?" tanya Sabilia.
Pada saat mempertanyakan jati dirinya, tiba-tiba, ia mendengar ada seseorang berteriak. Ternyata, suara itu berasal dari seseorang yang hendak akan dipalak oleh Preman.
"BERIKAN UANG LU!"
"AYO MANA?"
Karena orang itu enggan memberikannya, preman itu bersiap untuk menusuk korbannya. Tak lama kemudian, kedua preman itu menjadi takut dikarenakan mereka melihat sesuatu yang terbang di atas.
"LIAT ITU ADA YANG MELAYANG!"
"LARI ADA SETAN!"
Sabilia dari tadi memantau mereka dari atas sambil melayang. Kedua preman itu terkejut lalu pergi terbirit-birit dari sana karena melihat Sabilia yang melayang yang disangka mereka adalah setan. Akan tetapi, kedua preman itu tiba-tiba dimakan oleh monster yang sama dihadapi oleh Sabilia saat di Rumah Azizah.
"Monster di Rumah Azizah!" kata Sabilia.
Dengan cepat, monster itu langsung dikalahkan oleh Sabilia dengan kekuatan kegelapannya.
"A-apa yang barusan aku lakukan tadi? Aku... Menolong orang?" tanya Sabilia.
Sabilia semakin terheran-heran dengan apa yang ia lakukan. Akankah Sabilia menemukan jati dirinya?
Bersambung