Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.
Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.
Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.
Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.
Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.
Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Persiapan Pernikahan
Dua hari setelah pertemuan Gwen dengan keluarga besar Kenichi, balasan kunjungan juga dilakukan kedua orang tuanya ke kediaman Gwen. Semua berlangsung begitu cepat, tidak ada pertunangan yang dilakukan seperti pada umumnya. Kedua orang tua Kenichi langsung datang untuk membahas pernikahan mereka, keluarga Kenichi benar-benar melakukannya secara terburu-buru karena takut Kenichi akan membatalkan kembali niatnya untuk menikah.
Keterbatasan waktu yang dimiliki membuat semuanya mulai sibuk mengurusi apa-apa saja yang diperlukan. Kedua orang tua Gwen yang belum pernah menikahkan seorang putri memiliki kesulitan hingga banyak bertanya kepada orang-orang atau keluarga dekat mereka bahkan terkadang kedua ibu mereka saling bertukar pikiran dalam mengurusi pernikahan anak-anak mereka.
Sejak tanggal pernikahan telah ditentukan, Gwen jarang bertemu bahkan sama sekali tidak pernah bertemu dengan yukari. Dia tiba-tiba saja memutuskan untuk tinggal di apartemen miliknya yang sudah lama sekali tidak ditempatinya. Jarak yang awalnya jauh kini semakin sangat jauh dirasa gwen dengan kakak tirinya itu.
"Gwen, Kenichi sudah datang", teriak minori dari bawah.
Suaranya yang kuat terdengar jelas hingga kekamar Gwen di lantai dua. Dia langsung bergegas turun kebawah untuk menemui Kenichi. Hari ini mereka akan pergi ke sebuah butik untuk fetting terakhir gaun pernikahan yang akan dikenakan Gwen nantinya.
"Kamu selalu saja membuat Kenichi menunggu", gumam minori.
"Tidak apa-apa bi. Kami pergi dulu", ucap Kenichi.
"Hati-hati ya", ucap minori.
"Baik bi", jawab Kenichi.
Hanya tinggal satu minggu lagi waktu yang terisa, semua urusan pernikahan sepenuhnya diserahkannya kepada ibu nya. Dia hanya fokus pada gaun pernikahannya karena waktu yang dimilikinya juga tidak banyak saat dia masih bekerja.
"Kenapa harus menjemput ku? Aku bisa pergi sendiri", gumam Gwen.
"Aku tidak ingin membiarkan calon istriku pergi sendiri. Aku takut kamu akan berubah pikiran dan kabur", jawab Kenichi yang sibuk menatap layar ponselnya.
"Apa kamu sudah melakukan perintahku?"tanya Kenichi, kali ini dia menatap kearah Gwen.
Dia menghirup napas dalam-dalam, memejamkan matanya sesaat lalu menatap mata Kenichi. "Bisakah aku tetep bekerja?"tanya Gwen.
"Tidak!"sergah Kenichi.
"Tapi aku sangat menyukai pekerjaan ku", gumam Gwen, wajahnya terlihat melas dihadapan Kenichi, berharap dengan dia bersikap seperti itu Kenichi akan sedikit lulu kepadanya.
"Aku tidak menerima nego atau semacamnya. Lakukan atau aku yang akan menjumpai Yeri langsung", jawab Kenichi.
Kedua saling bertatapan, tatapan mata Kenichi begitu dalam dan tajam memandangi Gwen. Dia tahu tidak ada gunanya lagi dia memohon kepada Kenichi karena semuanya hanya akan sia-sia
"Hmmm", jawab Gwen lalu memalingkan wajahnya dari Kenichi.
Hal yang paling tersulit untuknya saat ini adalah melepas impiannya yang telah lama ingin bekerja di perusahaan tempatnya saat ini bekerja, belum lagi dia harus terpisah dengan kedua teman barunya Aiko dan Aya, dua orang yang selalu membuatnya bahagian saat berada didekat mereka.
"Gwen...." bisiknya.
"Aku sedang tidak ingin berbicara denganmu",tukas Gwen.
"Gwen..." ulangnya.
"Ada apa?"tanya Gwen dengan ketus.
"Kita sudah sampai",kata Kenichi, sambil tertawa dan keluar dari mobil.
Gwen langsung memperhatikan keluar jendela, mereka telah tiba. Betapa malunya dirinya terhadap Kenichi, bisa-bisanya dia tidak sadar bahwa mobil telah berhenti dari tadi. Dengan rasa malu dia keluar dari mobil, terlihat jelas kenichi masi mentertawai nya.
"Tidak ad yang lucu", gumam Gwen sambil pergi meninggalkan kenichi.
Didalam seorang petugas wanita langsung menyambut kehadiran Gwen dengan disusul Kenichi dari arah belakangnya.
"Kalian sudah datang", ucap nana, dia adalah desainer yang merancang gaun pernikahan gwen, tentu saja tidak sepenuhnya karena Gwen juga ikut mengambil bagian dari desain tersebut. Nana juga teman dekat Kenichi, dia sangat ingin mengambil bagian di acara penting temannya itu.
"Apa kami membuat mu menunggu?"tanya kenichi.
Dia melirik jam tangannya. "Hanya telat 15 menit saja, aku masih memaafkan nya", gumamnya.
"Maafkan kami, calon istriku ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bersiap-siap", kata Kenichi sambil merangkul lengan Gwen.
Gwen hanya tersenyum memandang Kenichi yang berdiri disampingnya, sebuah senyum yang penuh dengan rasa kesalnya, seandainya dia bisa memukul pria itu dengan senang hati dia akan melakukannya.
"Itu wajar, wanita membutuhkan waktu yang lama tidak seperti kalian kaum pria", ucap nana.
"Kamu sangat mengerti ", balas Gwen.
"Baiklah gaunnya sudah siap, saatnya melihat betapa sempurnanya gaun itu ditubuh mu", kata nana, Gwen pun langsung berjalan kearahnya, "kenichi bersiap-siaplah untuk melihat berapa sempurnanya calon istrimu ini", ucap nana sambil megang kedua pundak Gwen.
"Baiklah, aku juga tidak sabar untuk melihatnya", jawab Kenichi yang duduk di kursi tunggu.
Gwen hanya memandang garang kearah Kenichi, sebelum dia pergi menuju ruang ganti sedangkan Kenichi justru terlihat bahagia telah membuat Gwen kesal kepadanya.
Butuh waktu yang lama untuk Gwen mengenakan gaun pernikahannya, butuh tiga orang yang membantunya untuk mengenakan gaun pernikahan berwarna putih itu.
"Apa gaunnya kekecilan?"tanya seorang petugas wanita yang kesulitan mengancing nya.
"Tidak...tidak", sergah nana.
"Gwen santai lah, jangan gugup. Tarik napas mu ", ucap nana yang menenangkannya.
"Hmm", jawab Gwen.
Tak beberapa lama , nana keluar dari ruang ganti.
"Kenichi, bersiaplah terkagum dengan kecantikan Gwen", ucapnya.
Dia yang berada di balik tirai, terlihat semakin gugup saat tahu Kenichi akan melihatnya. Dia mencoba menarik napasnya agar mengurai rasa gugup yang menyerangnya saat ini.
"Buka!!"Teriak nana.
Tirai itu terbuka, terlihat Gwen yang terlihat anggun dalam balutan gaun putih nya yang dipenuhi dengan mutiara yang menghiasi gaunnya. Desain gaun itu tampak anggun dan elegan menempel ditubuh Gwen.
Tidak ada respon yang diberikan Kenichi, dia hanya diam dengan mata yang terus melihat kearah Gwen. Nana dan gwen saling bertatapan dan saling bingung melihat tidak ada tanggapan yang diberikan Kenichi.
"Kenichi, bagaimana menurutmu?"tanya nana
Tidak ada komentar, hanya terdengar suara dehem yang dikeluarkan Kenichi.
"Bagaimana pendapatmu?" nana kembali mengajukan pertanyaan.
"Pendapat apa?"tanya Kenichi dengan polosnya.
"Astaga, tentu saja penampilan Gwen", jawab nana.
"Yah biasa saja, sama seperti calon pengantin wanita pada umumnya", jawab Kenichi.
"Biasa saja?"ulang nana kesal.
"Hmmm", jawabnya.
"Nana, sudah hentikan. Jangan terlalu memaksanya", ucap Gwen.
"Bagaimana kamu bisa tahan dengan pria seperti ini", gumam nana.
"Aku juga sampai sekarang tidak tahu, kenapa aku bisa tahan dengan pria dingin dan kaku seperti dia", ucap Gwen
Kenichi langsung melihat kearah Gwen.
"Apa kita sudah bisa melepasnya?"tanya Gwen.
"Tentu saja sayang, aku akan membantu mu melepasnya. Kami benar- benar terlihat cantik, hanya pria buta saja yang tidak bisa melihat kecantikan uang kamu miliki saat mengenakan gaun ini",ucap nana sambil melirik Kenichi dengan kesal.
Bukannya kesal saat mendengar langsung dirinya dikatai, dia hanya diam dan terlibat tenang seolah tak mendengar apa yang dikatakan nana dan Gwen tentang dirinya.
"Kamu sangat cantik Gwen. Cantik sekali", batin Kenichi, untuk saat ini sulit sekali rasanya dia mengungkapkan kata-kata yang memuji gwen, dia tidak ingin Gwen menyalah artikan segala perbuatan yang dilakukannya, karena sampai saat ini dia benar - benar belum memiliki sedikitpun perasaan kepada Gwen , wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
Hubungan yang saat ini dijalaninya, hanya sebatas kepentingan yang mereka miliki bersama saja bukan didasari rasa suka satu sama lain. Bagaimana pun kehidupan pernikahan yang akan mereka jalani nantinya, dia sendiri saja tidak tahu. Dia akan berusaha memenuhi segala yang dibutuhkan Gwen saat telah resmi menjadi istri sahnya tapi tidak dengan cinta yang dimilikinya karena itu tidak akan pernah didapat Gwen dari Kenichi.
"Baiklah, terima kasih nana. Kamu sudah membuat baju yang sangat indah untukku", ucap Gwen.
"Tentu saja sayang, aku juga sangat senang membuat dan bekerja sama dengan wanita hebat seperti kamu. Justru aku berpikir ingin mengajakmu bekerja sama dalam menciptakan desain- desain baju yang menarik", kata nana.
Dengan cepat Kenichi langsung membantahnya. "Tidak nana, jangan berharap untuk itu. Aku tidak akan membiarkan istriku bekerja."
"Tapi kenapa Kenichi? Gwen sangat berbakat untuk itu", sergah nana.
"Itu adalah peraturan yang telah aku buat, seperti peraturan dalam rumah tangga", jawab Kenichi.
"Astaga, kamu tipe suami yang sangat mengekang keinginan istri", katanya, lalu melihat kearah Gwen dan meraih tangannya, "Gwen, masih ada waktu satu minggu lagi, pikirkanlah", jawab.
"Aishh!!!!"sergah Kenichi.
Gwen hanya tersenyum. "Aku akan memikirkannya."
"Itu lebih baik", jawab nana, dengan sebelah mata yang berkedip.
"Kamu sangat handal memprovokasi hubungan orang", gumam Kenichi.
"Itu adalah salah satu bakat terpendam ku", jawab nana dengan tawa.
"Baiklah, kami pergi dulu", ucap Kenichi.
"Oke, hati- hati. Lancar sampai hari H nya", ucapnya.
"Jangan lupa datang", ucap Gwen.
"Tentu saja", jawab nana sambil tersenyum mengantarkan Kenichi dan Gwen kedepan dan mobil yang mereka tumpangi melaju pergi meninggalkan butiknya.
"Semoga kalian selalu berbahagia, dengan perbedaan yang kalian miliki", ucap nana, lalu kembali masuk kedalam butiknya.
BERSAMBUNG...
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
kok gantung gini crtanya??