Sekuel dari My Serenity. Menceritakan tentang Sera yang bar bar dan mempunyai keinginan untuk hidup bebas. Kepergiannya ke Rusia mempertemukannya dengan Alexei Dimitre Romanov, seorang bigboss perusahaan besar dan terkenal yang sekaligus seorang bos mafia.
Sera yang selalu membuat ulah dimanapun dia berada, menarik perhatian Alex.
Bagaimana kisah mereka? sesuai dengan judul que ser sera yang artinya "apa yang akan terjadi?" . Apa yang akan terjadi jika mereka bertemu?apakah akan menjadi petarungan yang menarik?qtau percintaan yang menarik? ikuti kisah mereka ya...semoga suka
FEEL FREE TO READ N SKIP YAAA... INI CERITA RINGAN..JANGAN MENGHARAPKAN CERITA BERAT N BERTELE TELE DISINI.. DISINI SEMUA KONFLIK RINGAN N CPT SELESAI.. OTOR MEMANG ANTI DRAMA YANG TERLALU KAYAK SINETRON BGT..
ig author.. @zarin.violetta
(Sedang proser revisi puebi dll)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#5
Kali ini Sera benar-benar habis kesabarannya. Dia mengutuki Brian sebagai penyebab kesialannya hari ini.
"Apa kau tidak punya mata?" Sera marah pada orang yang ditabraknya.
"Hei nona... Kau yang tidak melihat ke depan," kata pengawal itu dengan wajah heran.
Sera tidak menyadari bahwa ada beberapa pasang mata yang mengawasinya, yaitu Alex, James, dan Nik.
"Jadi kau menyalahkan aku? Jika kau melihatku lewat, seharusnya kau yang minggir... Jangan menghalangi jalanku!" Emosi Sera sudah ada di ubun-ubun. Dan pria di depannya inilah yang menjadi pelampiasannya.
Pria itu memicingkan matanya seakan mengatakan Sera adalah wanita gila.
"Jangan menatapku seperti itu... Kau pikir aku gila, ha?!" Sera kembali membentaknya karena kesal, moodnya seketika menjadi buruk.
Pengawal itu tampak melihat ke arah belakang Sera dan menunduk.
Alex memberi tanda pada pengawalnya agar pengawalnya lebih baik pergi dan tidak meladeni Sera.
Ketika pria itu akan pergi, Sera menarik jas hitamnya.
"Hei... Kau mau pergi? Kau tidak minta maaf padaku?" Sera benar-benar mencari masalah. Dia memang sedang butuh pelampiasan emosinya.
Nik dan James terheran-heran dengan reaksi Sera yang dianggapnya wanita gila itu. Alex hanya mengamatinya saja dengan kedua tangan yang menyangga dagunya. Menurutnya ini pertunjukan yang menarik baginya.
"Baiklah nona... Aku minta maaf," pengawal itu berusaha sabar karena menuruti perintah sang bos.
"Oh God... Dengan penampilanmu seperti ini, seharusnya kau mengajakku berkelahi," jawaban Sera membuat Nik tersedak minumannya.
"Dia benar-benar wanita gila," kata Nik dengan tertawa geli.
"Maaf nona... Bisakah anda tidak membuat keributan disini?" kata manager restoran yang akhirnya menengahi mereka.
"Apakah aku membuat keributan? Aku rasa tidak... Aku hanya mengobrol dengan orang yang menabrakku dan lihatlah ponselku sampai rusak karena jatuh," Sera menunjukkan ponselnya yang sedikit retak, tetapi tiba-tiba ponselnya menyala dengan tampilan gambar ketiga pria yang dia potret tadi.
Hal itu dilihat oleh pengawal Alex yang langsung mengambil ponsel Sera. Dia melihat banyak foto bosnya yang dipotret diam-diam oleh Sera.
Sera langsung merebut ponselnya kembali. Dan ketika pengawal itu mau mengambilnya kembali, Sera menendang perutnya dengan lumayan keras.
Sera berlari keluar dari pintu hotel, tetapi sudah banyak pengawal yang mencegatnya disana.
Pengawal tadi melaporkan apa yang dia lihat di ponsel Sera.
"Bawa dia ke kamarku," kata Alex.
Seluruh kamar presiden suite di hotel itu adalah milik Alex. Jadi dia bebas menggunakan kamar presiden yang mana saja.
Sera tidak diam begitu saja. Dia melawan dan berkelahi dengan semua pengawal Alex yang berjaga di pintu depan.
Alex berpikir mungkin wanita itu adalah salah satu anak buah rivalnya yang memata-matainya.
Dalam berkelahi, Sera mungkin saja menang, tapi kali ini lawannya adalah seorang bos mafia. Mereka punya senjata dan membuat Sera tak berkutik akhirnya setelah ada salah satu pengawal yang menodongkan senjata ke lehernya.
"Hebat juga wanita ini," kata James.
"Apakah aku boleh ikut menginterogasinya?" kata Nik.
"No... Hanya aku sendiri," Alex tersenyum licik.
Sera menyalahkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia mencari masalah di hari pertamanya di Moskow.
Sera dibawa ke kamar presiden suite milik Alex. Kacamata dan topinya masih terpasang, meskipun tadi dia sempat berkelahi dengan beberapa pengawal Alex.
Para pengawal meninggalkannya di dalam kamar, hanya berdua bersama Alex, pria yang dianggapnya sebagai mafia.