NovelToon NovelToon
Tawanan Bos Tampan

Tawanan Bos Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Teddy_08

Keira Maheswari tak pernah menyangka hidupnya akan berubah begitu drastis. Menjadi yatim piatu di usia belia akibat kecelakaan tragis membuatnya harus berjuang sendiri.

Atas rekomendasi sang kakak, ia pun menerima pekerjaan di sebuah perusahaan besar.

Namun, di hari pertamanya bekerja, Keira langsung berhadapan dengan pengalaman buruk dari atasannya sendiri.

Revan Ardian adalah pria matang yang perfeksionis, disiplin, dan terkenal galak di kantor. Selain dikenal sebagai seorang pekerja keras, ia juga punya sisi lain yang tak kalah mencolok dari reputasinya sebagai playboy ulung.

Keira berusaha bertahan menghadapi kerasnya dunia kerja di bawah tekanan bosnya yang dingin dan menuntut.

Namun, tanpa disadari, hubungan mereka mulai membawa perubahan. Apakah Keira mampu menghadapi Revan? Atau justru ia akan terjebak dalam pesona pria yang sulit ditebak itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teddy_08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Aku ya Aku

"Bos, makasih ya udah nolongin aku, terima aku meski aku tahu ini pernikahan bohongan hiks … hiks …." Gadis itu masih memeluknya erat dengan tangan melingkar hingga setengah punggung Revan.

"Aku akan segera melegalkan pernikahan kita. Biar kamu gak jadi gunjingan orang nanti. Dan maaf karena harus menikahi kamu dengan cara seperti ini. Karena, kami semua tahu kamu akan selamanya menolak jika tidak dipaksa," ucap Revan, berhasil membuat Keira mendongak menatapnya.

Revan terdiam saat gadis kecil itu memeluknya erat seolah tanpa beban. Atau tidak dalam paksaan. Seluruh tubuh mungil itu kini menempel di tubuhnya. Membuat tubuh Revan lagi dan lagi bagai tersengat listrik.

Revan menghela napas kemudian menahannya kuat-kuat saat istri kecilnya merebahkan kepalanya di dada bidangnya.

Astaga. Dia semakin tidak mampu menahan godaan. Kedua gundukan yang menempel di tubuhnya, menguji iman dan kesabaran Revan. Sedari tadi bahkan ia mengatur ritme napasnya.

"Bos, mulai sekarang jangan main wanita lagi ya. Jangan tunjukin di depan Keira. Biar orang yang memandang hina aku, Boss. Kalau misalnya emang udah gak cocok mending ceraikan aja nanti, tapi jangan diduakan," cerocos gadis belia itu dengan polosnya.

Revan menyentuh bahu asisten yang kini menjadi istrinya itu dan menangkup wajahnya hingga mendongak dan bertatapan mata dengannya.

"Memangnya apa saja yang kamu tahu tentang saya?"

"Bos gak malu ngomong berdua di depan toilet umum begini, sambil peluk-peluk. Gimana nanti kalau sampai ada media meliput?" tanya Keira dengan polosnya.

"Menurut kamu tempat usaha saya di Bandung besar enggak? Dan yang di sini gimana? Penilaian kamu tentang hotel dan resort milik keluarga saya?"

"Tempat saya bekerja, dan tempat kita menginap ini maksudnya?"

Revan mengangguk.

"Ya. Kata temen-temen kuliahku, tempat saya bekerja itu hotel berbintang yang cukup terkenal di Bandung. Begitu juga tempat kita menginap ini."

"Jika aku adalah pemilik dan pewaris keduanya apakah belum bisa disebut sebagai orang terpandang?"

"Ya nggak tahu juga, karena aku bukan tipe wanita yang kalau menilai orang itu berdasarkan materi yang dia miliki. Tapi berdasarkan bagaimana cara mereka bersikap dan bertutur kata."

Keira melenggang meninggalkan toilet, mengingat ia berjanji akan menyiapkan sarapan pagi untuk ayah mertuanya.

Ucapan Keira bagaikan tamparan keras bagi Revan. Selama ini, yang ia pikirkan hanyalah mengejar harta. Ia mengesampingkan ucapan orang yang sebenarnya terkandang untuk ke arah lebih baik seseorang memerlukan kritikan.

Gadis itu terlihat cekatan menyajikan bubur. Ia juga mencari beberapa macam buah sebagai hidangan pelengkap sarapan dan ditata di atas nampan. Mungkin ia ingin terlihat sempurna di mata Raihan. Bukan sebagai istri Revan, melainkan sebagai asisten pribadinya.

Sementara Revan berdiri tepat dibelakangnya seolah ingin menjaga jika mungkin Debra kembali dengan segala hujatan pedasnya.

Ia masih linglung memikirkan segala ucapan Keira. Gadis ini terkadang sangat lola jika itu menyangkut pekerjaan. Tapi ia begitu cerdas menyikapi permasalahan hidup.

"Kenapa gak nikah sama Debra aja sih Boss?" tanya Keira yang membuyarkan lamunan Revan.

Ia menatap tak percaya bahwa istrinya dengan polos menanyakan hal yang tidak masuk akal baginya.

"Dia bukan tipe saya," balas Revan singkat dan memasang wajah paling sinis.

"Kok bisa sampai ke ranjang kalau bukan tipenya? Bukannya itu udah kelewatan banget?" cerocos Keira yang semakin membuat Revan tercengang sekaligus geram.

Mungkin ia harus menyadari. Jika pelariannya dengan bercumbu dan bergonta-ganti wanita itu tidak baik.

"Keira, jangan panggil aku Boss lagi. Dan panggil Pak Raihan papa, karena dia adalah mertua kamu!" perintah Revan ketika Keira mulai melenggang hendak menghampiri sosok Raihan yang telah lama menunggunya.

Keira mengangguk pelan, "Masih banyak yang perlu kita selesaikan. Lihat! Debra, wanita Bapak sedang memarahi Tante Maggie di depan umum. Apa yang akan Pak Revan lakukan?"

Keira langsung duduk setelah menyajikan sarapan untuk Raihan. Sementara pria yang lumayan terkenal berkuasa di kalangan bisnis itu begitu senang dengan sikap yang Keira tunjukkan kepadanya.

"Memang benar apa yang dikatakan Irawan dan Alan tentang dirimu. Tapi aku tidak setuju saat mereka mengatakan kamu gadis manja. Sebab sejauh ini aku belum pernah melihatnya. Atau kamu hanya manja dengan Revan?" Raihan menoel pinggang putranya yang ikut duduk di sebelahnya.

Mata Keira terbelalak, "Maaf Om, saya potong pembicaraannya. Ijin mau nolongin Tante Maggie. Beliau dijambak sama pacarnya Pak Boss."

Keira segera bangkit dan berlari menghampiri kerumunan yang ternyata Debra menyerang Maggie di sana.

Keira menyelinap membelah kerumunan yang kian ramai dipadati pengunjung. Raihan dan Revan pun turut menyusul. Keduanya terkejut melihat kegaduhan yang diciptakan Debra.

Keira segera melerai dan membantu Maggie yang tersungkur di lantai. Debra kembali menjambak dan melayangkan pukulan di pipi Keira.

"Aduuuuh …." keluhnya meringis kesakitan.

Revan segera turun tangan, ia menyeret Debra dan berteriak memanggil satpam yang bertugas saat itu.

"Tolong telepon polisi, laporkan perempuan ini karena berani menyerang nyonya besar pemilik hotel!" serunya. Yang segera ditindaklanjuti oleh securty lain yang berjaga kala itu.

Debra tercengang mendengar kata 'Nyonya Besar Pemilik hotel and Resort'. Tampaknya ia tidak memahami jika Maggie adalah istri Raihan.

Karena selalu melakukan pembelaan terhadap Keira, wanita itu menduga kalau Maggie adalah ibunya. Padahal itu adalah wanita yang melahirkan Revan. Pria yang berhasil menyulut emosinya karena cemburu yang berlebihan.

"Kenapa? Apa yang kamu pikirkan? Sudah berulangkali saya peringatkan! Jauhi keluarga saya," geram Revan kemudian memapah Maggie menuju kamarnya bersama Keira.

Di dalam kamar, Keira segera mencari kotak p3k yang ia minta dari pelayan hotel.

Tangannya begitu cekatan dan telaten merawat beberapa luka yang ada di tubuh Maggie. Mata gadis itu berembun. Bahkan bulir kristal di matanya mulai mengalir.

"Tante, saya bisa jaga diri. Jadi jangan lakukan ini lagi, ya. Lakukan demi saya jika ingin menganggap anak," tukas Keira sambil membalut luka bekas cakar di lengan kanan ibu mertuanya.

Maggie tersenyum, "Revan, kamu sekarang tahu? Kenapa mama meminta kamu hanya berhubungan dengan wanita baik-baik?"

Ia justru melemparkan sebuah pertanyaan pada putranya yang di balas anggukan cepat olehnya.

"Maafkan aku ya, Ma. Ini tidak akan terulang lagi," ucap Revan sambil berjongkok menciumi punggung tangan ibunya.

"Atur pesta pernikahan kalian. Mama ingin semua tahu, jika gadis ini tidak lagi sebagai asisten pribadi, melainkan istrimu! Mama tidak ingin mendengar ia diperlakukan tidak adil," ujarnya.

Kini Revan paham, jika cinta dan kasih sayang Maggie begitu besar terhadap istrinya. Terlebih setelah wanita itu tahu kalau Keira adalah putri rekan bisnisnya.

Usai merawat luka Maggie. Keira berpamitan kembali ke kamarnya sendiri. Raihan sangat bersyukur memiliki menantu seperti dirinya.

Ia bahkan meminta maaf karena telah melakukan sikap ketidak adilan. Melibatkan bisnis dan menjebak Keira hingga terikat hubungan pernikahan dengan putranya yang tidak kunjung mau dinikahkan.

Dan hal yang membuat Raihan takjub. Gadis polos itu tidak lagi mempermasalahkan perihal pernikahannya.

Di dalam kamar utama hotel, milik Revan.

"Keira, kenapa kamu sebaik ini? Yang aku tahu dari Alan, kamu adalah seorang gadis manja yang tidak bisa berpikir jernih dan tahunya menuntut agar inginmu dituruti." Revan panik saat melihat kening Keira terluka dan segera mencari perban untuknya.

"Kenapa sikapmu berbeda dengan yang diucapkan Alan kepadaku?" tanyanya lagi. Sambil memasang plester di kening istrinya.

Keira hanya diam. Ia masih kesal dengan masalah yang diciptakan oleh Revan. Jika saja suaminya tidak sembarangan tidur dengan wanita manapun sebelum menikah, maka kejadian ini tidak akan terjadi.

— To Be Continued

1
Adinda
keira sama bram aja Thor
Teddy: makasih ya
total 1 replies
Adinda
keira keira kasihan kamu dapet suami seperti itu
Adinda
sepertinya sandiwara kakaknya pura pura bangkrut untuk merubah keira
Samantha
Cerita yang menarik, penuh emosi
Teddy: Tq Sam 🥰
total 1 replies
Samantha
seru ya
Lintang Lia Taufik
dilema
Lintang Lia Taufik
next
Lintang Lia Taufik
lanjut baca, wah makasih boom babnya ya Thor
Lintang Lia Taufik
makin seru
Lintang Lia Taufik
keren
Lintang Lia Taufik
Keren, semangat
Nina_Melo
Suka
Nina_Melo
Keren tulisannya, semangat ya. Aku tunggu Update-nya
qiuqiu
Endingnya bikin nagih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!