Ryuka menikah dengan Rifky untuk melindungi ayah tirinya agar tidak di penjara, dan itu semua atas paksaan ibu kandungnya sendiri.
Pernikahan kelam yang di jalani Ryuka selama setahun lebih akhirnya berakhir, karena Rifky akan menikah lagi dengan wanita yang tak lain adalah mantan kekasihnya.
Tapi ada fakta yang terkuak, sehingga Rifky akhirnya batal menikah, dan terlanjur bestatus duda karena sudah menceraikan Ryuka sebelumnya.
Rifky merasakan ada yang aneh pada hidupnya semenjak Ryuka tidak ada lagi di sekitarnya.
Bagaimana kelanjutannya? Stay tuned yaaa ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Menjadi asisten pribadi
Rifky tengah berjalan di lobby kantor tempat bekerja Ryuka, lalu tak sengaja berpapasan dengan pemilik perusahaan yang mengenal betul Rifky, Glen namanya.
"Pak Rifky? Bukan kah tadi meeting sudah di wakilkan oleh Fadli?" Tanya Glen yang baru saja keluar dari lift.
"Ah iya betul pak Glen, saya kesini ingin bertemu dengan salah seorang karyawan bapak, bisa saya bertemu dengan Ryuka?" Ucap Rifky tanpa basa-basi.
"Ryuka? Waduh ... Saya tidak mengenal satu persatu, nanti saya tanyakan staff HR ya pak."
"Saya ingin sekarang, bukan nanti." Sahut Rifky dengan penekanan.
Glen menaikan sebelah alisnya, baru pertama kalinya Rifky bersikap tidak sopan padanya selama berteman baik sebagai sesama pengusaha.
"Maaf Pak Rifky, saya ada kesibukan lain."
"Baiklah kalau seperti itu, tapi ingat pak Glen ... Saya tidak mau bekerja sama dengan anda dalam hal apapun lagi."
Sial. Batin Glen.
"Maaf pak Rifky, sebentar saya telpon staf HR nya." Glen dengan kesalnya mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
Rifky menunggu dengan tatapan menuntut, tapi Glen malah membalikan badannya karena tidak fokus di tatap seperti itu oleh Rifky.
Selesai bicara, Glen langsung menutup ponselnya lalu mengajak Rifky untuk ke suatu ruangan.
Pantry, tempat berkumpulnya cleaning service.
"Dimana Ryuka?" Tanya Glen pada salah seorang cleaning service.
"Ryuka di dalam pak, sedang buatkan kopi."
"Hah? Buatkan kopi? Siapa yang berani memerintahnya seperti itu?"
Glen langsung menoleh kepada Rifky, "Maaf pak Rifky, itu memang sudah tugas cleaning service disini, dan untuk membuatkan kopi juga pasti di beri upah, sebenarnya Ryuka itu siapanya bapak?"
Rifky makin di buat kesal, " Cepat tunjukan, dimana Ryuka!"
"Kamu antar dia masuk ke dalam." Perintah Glen, lalu dia meninggalkan Rifky bersama cleaning service itu, karena Glen merasa perintah dari Rifky sudah dia selesaikan.
Rifky di bawa masuk ke dalam pantry, terlihat Bayu sedang mengajarkan Ryuka cara membuat takaran kopi yang sesuai, dan mereka terlihat saling melempar senyuman.
"Ryuka!" Panggil Rifky dengan tegas.
Ryuka dan Bayu sontak menoleh bersama, karena suara lantang Rifky.
"Hah?! Ppp-pak Rifky, ada apa pak?" Ucap Ryuka gugup.
"Kamu, menjauh dari Ryuka ... " Rifky mengibaskan tangannya ke arah Bayu, agar tidak terlalu dekat dengan Ryuka.
"Maaf pak, anda siapa ya?"
"Ryuka, ikut saya." Rifky langsung menarik tangan Ryuka tanpa memperdulikan pertanyaan Bayu.
Ryuka pun terhuyung karena di taruk oleh Rifky keluar dari pantry menuju lorong yang lebih sepi untuk berbicara.
"Pak lepas!" Ryuka menghempaskan pegangan tangan Rifky dengan kasar.
"Untuk apa kamu bekerja seperti ini Ryuka! Bukan kah saya sudah memberikan kamu uang?! Lalu kenapa nomor ponsel saya sampai di blokir dan lebih parahnya lagi kamu mengganti nomor ponsel!"
"Sebanyak apapun uang akan habis, jika saya tidak berpenghasilan pak, dan untuk alasan blokir dan mengganti nomor ... Saya tidak ingin menganggu rumah tangga bapak dengan Alea."
"Apa? Rumah tangga? Alea? Saya tidak mau menikah dengannya."
"Jangan seperti itu pak, bagaimanapun bapak harus bertanggung jawab terhadap anak yang sedang di kandung oleh Alea."
"Dia menjebak saya! Tidak ada orang yang membela saya di rumah, mereka semua memojokan saya dan menuntut saya menikah dengan wanita licik itu, saya mohon Ryuka ... Kamu harus ada di kubu saya."
"Di kubu bapak? Seperti sedang perang." Oceh Ryuka dengan sedikit terkekeh.
"Ikut saya, berhenti bekerja disini Ryuka, saya mampu membiayai kamu lebih dari pada ini."
"Iya saya tahu itu pak, tapi saya lebih nyaman bekerja seperti ini, di bandingkan harus jadi pelayan dengan menikah kontrak seperti kemarin, saya juga punya kehidupan pak, saya ingin berkeluarga dan punya pasangan yang sebenarnya, bukan menghabiskan masa muda saya dengan main nikah-nikahan dengan bapak!"
"Ikut saya ke mobil, ada sesuatu yang ingin saya tunjukan."
"Sesuatu apa pak?! Saya sedang bekerja."
"Sebentar saja."
Ryuka pun menurut, dengan harapan Rifky cepat pergi dari tempatnya bekerjanya dan tidak mengganggunya lagi.
Sampai di mobil.
Rifky membukakan pintu mobil, dan menghalangi kepala Ryuka dengan tangannya supaya tidak terbentur saat akan memasuki mobil.
Ada angin apa nih? Batin Ryuka.
Rifky masuk kedalam mobil dan langsung memakai sabuk pengamannya.
"Eh pak, ini mau kemana? Kok mobilnya jalan." Kata Ryuka panik.
"Sebentar saja." Kata Rifky dengan tatapan yang lurus ke depan.
"Pak, jangan culik saya pak!" Teriak Ryuka.
Rifky sama sekali tidak merespon, pria itu fokus membawa mobilnya membelah jalanan yang sepi karena belum saatnya jam pulang kantor.
"Pak, ini mau kemana?! Bapak jangan seenaknya dong, pekerjaan saya gimana?!!!!!"
"Nanti saya bereskan."
Rifky memarkiran mobilnya di sebuah basement apartment mewah.
"Diam Ryuka, jangan membuat gaduh, saya hanya ingin menunjukkan sesuatu." kata Rifky pada Ryuka yang memukuli pundaknya dengan kesal.
"Sesuatu apa?! Bapak mau perkosa Saya di Apartemen? Ya kan?"
"Hah ... Memang saya semurah itu? saya tidak akan melakukan itu, terkecuali kamu yang memohon."
Ryuka sontak membuang pandangannya, karena tidak mau memandang wajah Rifky saat sedang membahas hal seperti itu.
Ryuka terus di genggam oleh Rifky melewati lift dan juga lorong unitnya.
Sampai di dalam apartemen.
"Duduk." Titah Rifky.
Ryuka menurut, dia duduk sambil memandangi seisi apartemen yang terbilang sangat mewah.
"Apa pak? Mana yang mau di tunjukan?"
Rifky langsung duduk di hadapan Ryuka, matanya memandang lekat mantan istri yang masih terbilang gadis itu.
"Kembalilah ... "
"Kk-kembali? maksud bapak? Ayah saya masih ada hutang piutang?"
"Tidak Ryuka, tapi sepertinya ... "
Perkataan Rifky tertahan olehnya sendiri, gengsinya yang sangat besar telah menahan kata-kata manis itu keluar dari mulutnya.
"Apa pak?" Tanya Ryuka yang semakin penasaran.
"Saya tidak percaya siapapun mengenai kebutuhan pribadi saya, maka dari itu ... saya ingin kamu kembali." Kata Rifky dengan gugup.
"Kembali untuk apa pak? Saya bingung."
"Menjadi asisten pribadi saya, saya akan gaji kamu 10x lipat dari pekerjaan kamu saat ini."
Ryuka menelan ludahnya, tawaran Rifky memang sangat menggiurkan, tapi lagi-lagi dia terbayang perlakuan mantan mertua dan adik iparnya itu, dan itu yang membuat tawaran Rifky tidak lagi menggiurkan, gaji UMR dan tempat yang nyaman sudah lebih dari cukup untuk Ryuka saat ini.
"Mm-maaaaf pak, bukannya saya menampik, tapi saya lebih nyaman bekerja sebagai cleaning service, lebih baik bapak cari asisten pribadi yang lebih berkompeten di banding saya, masih banyak kok di luaran sana." Tolak Ryuka dengan nada halus.
"Sudah saya bilang, saya hanya ingin kamu! Saya tidak percaya siapapun!" Sentak Rifky yang membuat Ryuka sedikit takut.
"Tolong jangan berteriak seperti itu pak, saat ini bapak bukan lagi sebagai atasan saya." Sahut Ryuka.
Rifky memijat keningnya, pria itu bingung harus menggunakan kata seperti apa, agar harga dirinya tidak turun dan Ryuka mau kembali berdekatan dengannya.
"Maaf, maaf Ryuka." Kata Rifky yang untuk pertama kalinya menurunkan ego pada Ryuka.
lanjut lagii yaa Thor 🤩🙏🙏