NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

K. 19~ Namun

Oke, Khalisah mulai menyinggungnya, dan Abizar tentunya tidak bisa mengelak. Buktinya Abizar menunjukkan mimik bersalah saking taunya betapa sakit menjadi Khalisah.

"Maaf." Satu kata yang diucapkan Abizar dan tidak bisa ia berikan keterangan lebih.

"Aku sudah memaafkan kamu, Mas," balas Khalisah melepas cadarnya supaya Abizar dapat melihat keikhlasannya memberikan maaf.

"Kenapa semudah itu memaafkan ku?" Justru hal tersebut membuat Abizar resah karena lagi-lagi Khalisah menerima atas keadaannya tanpa meluapkan emosi.

"Memang Mas mau jadi sulit?" tanya Khalisah, lalu tersenyum simpul pada suami yang terdiam.

"Aku memikirkannya, Mas. Dan dari dulu aku selalu menganggap marah-marah itu enggak berguna dan berujung dosa karena kitanya nggak sabar," tutur Khalisah.

Tapi kamu butuh mengeluarkan semuanya, Khalisah. Dan maaf, belum bisa kukatakan sekarang, aku takut. Mata Abizar menatap Khalisah sendu.

"Jika kita mengeluh, takdir terus berlanjut dan kita akan mendapat dosa. Tapi kalau kita bersabar, takdir terus berlanjut dan kita akan mendapat pahala. Itu kata Saidina Ali 'lho dan aku sangat menghamalkannya," ucap Khalisah sebelum pelayan masuk dan membawakan pesanan mereka.

Menyempatkan mengucapkan 'terima kasih' sebelum pelayan itu keluar. Khalisah kembali fokus pada pria di hadapannya. "Memang, kapan aku meminta Mas untuk memilih? Aku cuma mau Mas bersikap adil."

Abizar terdiam seribu bahasa.

Melihat suaminya sudah diujung jurang, Khalisah menutup matanya sebentar dan menghela napas. Barulah ia berucap, "Karena itulah, batalkan rencana Mas yang mau menceraikan Hara setelah melahirkan dan mengambil anaknya untuk kita rawat. Aku enggak masalah harus hidup bersama Hara yang berstatus istri keduamu, aku menerimanya. Selain hukum poligami itu halal, aku juga merasa nyaman bersama Hara sebagai teman. Dan yaah...." Khalisah menarik senyum miris.

".... Aku juga tau Mas mencintai Hara. Jadi, untuk apa ada perpisahan?" jelas Khalisah lembut sekali seperti menyapu hati dengan amplas kayu. Memang mengperhalus, namun tetap terasa sakit ketika diiris kekasarannya.

"Lagian aku mungkin tidak mau merawat anaknya. Perasaanku bakal buruk ketika mengurus anak yang direbut paksa dari ibunya, lebih baik mengurusnya bersama-sama saja didasari sama-sama ridha."

Abizar tersenyum haru. Entah bagaimana ia menggambarkan sosok wanita di hadapannya, cantik? Relatif. Baik? Semua orang punya versi baiknya masing-masing. Lantas, apa yang membuat Khalisah begitu bersinar sekarang?

Sosok yang mengesampingkan egonya, itulah Khalisah.

Kesanggupanmu adalah harapanku, Khalisah. Tapi tak bisa.... Lebih baik kembali ke awal saja ya. Abizar tersenyum simpul.

"Terima kasih, Khalisah. Terima kasih atas lima tahun ini. Kamu selalu sabar menghadapi ku yang bagaikan gelombang di lautan, ada di sampingku ketika langit seakan jatuh ke atasku, memelukku saat diriku bagaikan gunung yang siap meletus," ungkap Abizar sembari menggenggam satu tangan Khalisah dengan kedua tangannya.

Gelak tawa terdengar, Khalisah merasa lucu atas penuturan sang suami namun tak dapat dipungkiri ia bahagia mendapat ucapan terima kasih dari suaminya. Apalagi di hari ini, hari yang spesial bagi mereka.

"Happy wedding anniversary, My wife," celetuk Abizar yang menerbitkan senyuman Khalisah.

Ia kira suaminya itu lupa. "ذكرى زواج سعيدة أيضًا يا زوجي," lanjut Khalisah kemudian.

Selalu seperti ini setiap tahunnya dikarenakan Khalisah yang menyukai momen-momen kecil-kecil begini saja sebagai pengingat, dibandingkan bermegah-megah dengan orang lain yang ikut serta. Ini cuma mereka berdua, pelayan perempuan, dan laki-laki sopan itu.

Setelah tidak ada lagi yang perlu dibahas, barulah kesenangan itu dimulai. Abizar dan Khalisah tidak lagi membahas yang berujung ke arah sana. Mereka lebih memilih mengobrol hal kecil dan menikmati suasananya saja sembari bercanda ria.

Epilog.

Edgar kembali meminum susu cokelatnya dan menyeruputnya sedikit lalu melepaskannya lagi. Sengaja, agar tidak habis sebab ingin menikmati momen langka yaitu Khalisah yang memesan minuman untuknya sambil menunggu mereka. Namun yang lebih menciptakan hormon kesenangannya ialah....

Rupanya Khalisah tau minuman kesukaanku.

Edgar sampai memfotonya tadi sebelum meminumnya dan mengiriminya ke grup sekawannya yang tentu isinya para polisi semua.

Ponselnya seketika terombang-ambing oleh getaran yang berasal dari chat penuh iri rekan-rekannya.

^^^Dari sang kekasih hati ♥️🤭.^^^

Elaah.... Si bucin.

Enggak iri gue.

B aja tuh.

.

.

.

.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 ketika Khalisah dan Abizar sampai di rumah.

Netra Khalisah menatap ruangan yang ditinggalkannya sepuluh hari, cahayanya sedikit dikarenakan sebagian lampu dimatikan.

"Oh, iya." Abizar seperti mengingat sesuatu, kemudian merogoh saku celananya dan menyerahkannya pada Khalisah. Dan terciptalah mata sipit dan mulut yang mungkin sedang menyengir, Khalisah bergelayut manja pada lengan Abizar dulu sebelum mengambil ponselnya.

"Ah, hp. Iya, aku lupa membawanya."

Abizar menarik hidung mancung kecil Khalisah. Gemas kepada wanita yang sering lupa membawa persegi empat itu kemana pun ia pergi. "Makanya percuma saja menunggu telepon darimu."

Dan berakhir mendapat angkatan dua jari dari istri shalihah nya itu. "Kayaknya Mama dan Hara udah tidur. Ayo, kita tidur juga."

"Eh, tunggu dulu, Mas. Barang-barang aku di kontrakan gimana?" tanya Khalisah menahan Abizar yang ingin menariknya.

Abizar memaling muka ke belakang Khalisah. "Kamu dengar itu, Edgar. Tolong kamu uruss--" Terpotong oleh tepukan Khalisah di lengannya. Abizar menatapnya tanya.

Wanitanya itu mengisyaratkan padanya untuk mendekat dan ia pun berbisik. Abizar mengangguk membenarkan perkataan Khalisah, dan kembali memandang bodyguard penjaga istrinya itu. "Ambilah barang istriku bersama bi Hanin, biar bibi yang membereskan barangnya."

Edgar mengangguk. "Baik, Pak."

Sesudahnya netranya menatap intens sejoli yang berlalu meninggalkannya, sedang ia tetap pada tempatnya. Dalam sunyinya ruang tamu disaat waktu menggapainya malam yang lebih pekat.

Untuk Abizar dan Khalisah sendiri, malam ini mereka tidur bersama di kamar Khalisah sebab kata Abizar ini masih jatahnya Khalisah, dan istri pertamanya itu pun juga sudah menghitungnya sendiri.

Pasangan suami-istri itu kini dalam posisi saling berhadapan, memandang satu sama lain.

Khalisah tersenyum. "Oh ya, makasih ya Mas sudah mengerti aku. Aku tau, Mas sengaja nggak meminta hak Mas padaku karena tau aku belum nyaman jika melakukannya."

"Iya," jawab Abizar sekenanya. Memang setelah dirinya melakukan hubungan suami-istri dengan Hara, belum ada lagi jima' dengan Khalisah.

"Maaf ya, Mas. Aku memang belum nyaman untuk melakukannya setelah Mas berhubungan dengan Hara, tapi enggak akan berlangsung lama. Aku pasti akan siap," jelas Khalisah.

Kepala keluarga Al-Ghifari itu mengangguk dan mengelus rambut istrinya. "Tak perlu dipikirkan, senyaman kamu aja."

Malam ini pasutri itu saling berpelukan sampai dini hari pun menyambut, dan melakukan shalat subuh bersama dengan Abizar sebagai imamnya.

Khalisah mengangkat kedua tangannya dan bersuara dalam hati. "Ya Allah, segala yang terbaik datangnya dari pada Engkau, dan Hamba akan berusaha menerima tanpa mengeluh sedikitpun. اللهم صل على سيدنا محمد والحمد لله رب العالمين. امين."

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Bersama Tisara Al-Muchtar dan juru lainnya ✌️🌻.

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!