Di sebuah Desa hiduplah seorang anak perempuan yang sedari kecil sudah mandiri, seorang anak kecil yang jika menginginkan sesuatu ia akan mengusahakan sendiri untuk mendapatkan keinginannya..
Karena kehidupannya sudah sangat keras terhadapnya. Bagaimana mungkin anak kecil yang belum tau apa-apa harus hidup tanpa kedua orang tuanya.
Bagaimana kehidupan jatuh bangun yang akan dihadapinya di masa depan?.
Baca selengkapnya di Novel yang berjudul, Wanita Sukses itu.. Yatim Piatu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 - Kegiatan Nek Wati
Di Desa Alin masih banyak sawah-sawah yang ditanami padi, setahun bisa panen dua kali, sawah-sawah tersebut adalah milik warga yang tinggal di Desa tersebut, ada juga milik warga yang tinggal di Desa sebelah.
Termasuk Nek Wati juga memiliki sedikit sawah dari peninggalan Suaminya, namun yang mengelola sawah tersebut adalah kedua adik Ibu, yaitu kedua adik perempuan Ibu yang kebetulan tinggalnya juga tidak jauh dari rumah Nek Wati.
Sedangkan Nek Wati sedari Muda sudah diratukan oleh Suaminya jadi Nek Wati hanya tinggal dirumah sebagai Ibu Rumah Tangga biasa, yang mengurus anak dan rumah tangganya.
Berbeda dengan Ibu Alin yang sejak usia belasan tahun sudah terbiasa pergi kesawah untuk bekerja, pekerjaan semacam nga gon (mencabuti rumput yang berada di sekeliling tumbuhan pagi), nandur (menanam padi), panen padi, kasih garam ke tanaman padi, pekerjaan memanen disini bukan hanya panen padi, tapi juga panen cabe, timun, kacang tanah, kacang panjang dan lainnya.
Bahkan ada juga pekerjaan yang namanya ngu ler yaitu pekerjaan untuk mengambil ulat-ulat agar daun tanamannya tidak dimakan, karena jika banyak daun yang dimakan ulat maka bisa membuat tumbuhan yang ditanam menjadi mati karena proses fotosintesisnya tidak maksimal.
Berbeda dengan Ibu Alin, Nek Wati sejak nikah memang tidak pernah bekerja sebagai petani atau sebagainya, Nek Wati hanya mengandalkan uang yang dihasilkan oleh Suaminya.
Meski begitu Nek Wati dirumah mempunyai ternak beberapa ekor ayam yang tiap hari perlu diberikan makan, setelah sudah besar dan cukup umur, ayam tersebut akan Nek Wati jual, untuk menyambung hidup.
Syukurnya untuk masalah beras selama ini tidak ada masalah, karena beras hasil panen dari sawah peninggalan Suami Nek Wati cukup untuk makan sehari-hari.
Terkadang juga Anak pertama Nek Wati memberikan uang untuk membeli lauk sehari-hari untuk makan Nek Wati dan juga Alin.
Sebelumnya Nek Wati untuk mendapatkan uang hanya mengandalkan dari menjual Ayam dan juga uang yang diberikan anaknya tersebut terkadang juga menjual beras yang didapatkan dari panen jika kebutuhan untuk membeli lauk mendesak.
Syukurnya untuk makan, Alin tidak rewel apa saja yang Nek Wati masak Alin akan memakannya dengan senang hati, tidak ada protes, meminta lauk tertentu atau sebagainya.
Pokoknya apa yang Nek Wati Masak, itulah yang juga Alin makan, setelah beberapa bulan Alin jualan, sedikit sedikit Alin bisa memberikan uang hasil jualannya ke Neneknya tersebut untuk kemudian dibelikan lauk untuk sehari-hari.
Kehidupan Nek Wati dan Alin memang sangat sederhana namun Alhamdulillah selalu Allah cukupkan, tempat tinggal sudah ada, makanan pun ada, dua hal tersebut amat patut disyukuri, Alin juga masih tetap bisa sekolah dan menjalankan hari-harinya dengan tenang.
Jadi setiap pagi Alin dan Nek Wati selalu bangun sebelum Subuh, Alin memang sudah terbiasa bangun pagi saat Ibunya masih ada, jadi sekarang meskipun Ibunya sudah tiada, Alin masih memiliki kebiasaan tersebut.
Hal pertama yang dilakukan Alin dan Nek Wati saat bangun tidur adalah shalat, setelah shalat Nek Wati akan memasak Nasi dan Lauk untuk dimakan dihari itu, jadi masak Nasi dan Lauknya sekali dipagi hari untuk dimakan sampe sore harinya, Alin bantu-bantu mengiris cabe, bawang merah, bawang putih, terkadang juga Alin membantu Nek Wati membuat sambel terasi.
Nek Wati yang membuat racikan bumbu masakannya, sedangkan Alin yang menyiapkan bumbunya atau mengulek bumbunya, dan itu Alin lakukan hampir tiap hari.
Keterampilan memasak adalah salah satu yang Nek Wati ajarkan kepada Alin, Nek Wati ingin kelak Alin bisa mandiri jika ia harus pergi terlebih dahulu meninggalkan Alin.
Setelah selesai masak biasanya Alin akan mengambil air dari sumur, untuk kemudian mengisi air tersebut ketempat biasa Alin mandi, setelah selesai mengambil air, Alin akan mandi, sedangkan Nek Wati akan memberikan makan ternak Ayamnya juga terkadang sekalian menyapu halaman didepan rumah.
Setelah mandi, Alin akan bersiap-siap memakai seragam dan mengecek mata pelajaran yang akan ia pelajari di hari itu.
Sedangkan Nek Wati akan mandi setelah selesai memberikan maka Ayamnya. Setelah selesai mandi, barulah Alin dan Nek Wati sarapan bersama.
Sedangkan untuk mencuci pakaian hari-hari biasa Nenek Wati yang mencucinya adapun dihari libur nasional atau dihari minggu maka Alin yang akan mencuci pakaiannya.
Alin juga dibiasakan untuk mencuci pakaian, tas atau sepatunya sendiri oleh Nek Wati, Alin hanya diajarkan sekali oleh Nek Wati saat pertama kali, setelah itu Alin sudah bisa mencuci pakaiannya sendiri.
Semua kemandirian yang Nek Wati ajarkan ke Alin adalah bekal yang kelak in sya Allah akan berguna dimasa depan Alin saat semuanya harus Alin lakukan sendiri. Begitu yang dipikirkan oleh Nek Wati.
Setelah keduanya selesai makan, Alin akan berpamitan ke Nek Wati untuk berangkat sekolah, sedangkan Nek Wati akan melanjutkan beres-beres rumah dan beres-beres perabot yang kotor yang belum sempat dicuci sebelumnya.
Nek Wati biasa beli sayuran ditukang sayur setiap sore, yang kemudian akan dimasak dipagi harinya, karena belum punya kendaraan, setiap ke tukang sayur Nek Wati akan berjalan kaki, sama persis seperti yang Alin lakukan ketika hendak pergi kepasar yaitu dengan jalan kaki.
Jalan kaki memang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi warga di Desa dimana tempat tinggal Alin, jadi meskipun jarak yang ditempuh lumayan jauh hal tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Justru warga Desa tersebut memiliki kesehatan dan daya tahan tubuh yang bagus.
Saat diawal-awal sekolah, Alin pulang sekolah setiap jam 10 pagi, sedangkan berangkat sekolahnya sekitar jam 6 sampai jam setengah 7an, sedangkan Alin mulai belajar jam 7 pagi. Namun setelah Alin jualan, Alin pulang di jam 12, jam yang sama dengan Kakak kelasnya pulang.
Setelah pulang dari sekolah saat belum jualan Alin akan bermain bersama teman-temannya, termasuk salah satunya ke sawah, namun setelah jualan, Alin sudah jarang bermain saat pulang sekolah, karena ia akan gunakan waktunya untuk tidur siang, dilanjut dengan ia pergi ke pasar bersama Neli.
Tentu setelah pulang, ia makan shalat dzuhur dan juga makan baru setelah itu ia akan tidur siang 1-2 jam an.
Biasanya ia akan berpesan pada Neneknya untuk membangunkan sebelum waktu shalat ashar, atau jika ada jadwal ke pasar Alin akan meminta Neneknya untuk membangunkannya lebih awal.
Sorenya setelah Ashar Alin akan pergi mengaji bersama-temannya, nah untuk setelah isya Alin biasanya akan pergi main diluar bersama teman-temannya, jam tersebut adalah jam paling bebas untuk bermain bagi Alin setelah Alin sibuk dengan kegiatan sekolah dan jualannya.
Bersambung..