Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.
Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.
Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 3
“Sial... Apa kau penghancur burung orang,” kata Pria itu sambil masih memegangi selangkangan nya sendiri. Mereka berdua malah terlihat seperti pasangan yang sedang melakukan hal aneh.
“Kau terlalu dekat!!”
Sementara 3 orang tadi berdiri memandang mereka dengan tatapan tanpa kedip.
Pria rambut pirang: “Mari kita tunggu sebentar lagi, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya.”
Pria bertudung: “Haruskah kita menolong salah satu dari mereka?” tambahnya sambil memfoto dengan ponselnya.
Tapi ada suara dari jendela apartemen. “Jouris, apakah itu kamu?! Ha!! Rupanya benar kamu! Pergi, bermain di tempat lain atau aku akan menelepon ibumu!” tepatnya seorang wanita tua yang mengintip dengan marah. “Apa sih yang salah dengan kalian?! Nak, apakah kalian menyadari jam berapa sekarang?! Apa yang berisik dan berteriak dari tadi?” tambah nya.
“Maaf tentang itu Nyonya!! Mereka hanyalah seperti saudara, mereka suka bertengkar! Tapi nyatanya mereka saling menyayangi seperti keduanya, jadi jangan khawatir, ini bukan sesuatu yang aneh!” balas Pria pirang pada Nenek tua itu.
Tapi tiba-tiba Leandra berteriak. “Ahhh astaga ahh... Apa yang kau... Aku merasakan sesuatu yang keras menyentuh pahaku!!!”
Seketika 3 pria tadi terpelongoh menatap mereka.
Leandra: “Pergilah darikuuuu kau berat!! Dasar badak!! Singkirkan batang mu!!”
Pria bertopeng: “Hentikan itu, itu hanya senjataku... Kau pikir aku akan berdiri hanya dengan gadis seperti mu.”
Leandra: “Apa yang kau lakukan sekarang!! Kau meraba tubuhku... hentikan!!”
Pria bertopeng: “Astaga Girl, seberapa besar pita suaramu itu, aku hanya mencari ponselmu,” sepertinya dia ingin membatalkan panggilan polisi di ponsel Leandra, karena itulah dia mengambil ponsel Leandra.
“Minggir dariku,” Leandra mendorong wajah pria itu membuat topeng itu hampir terbuka dan di saat itu juga Leandra terdiam melihat nya.
Leandra di sana punya ide. “Jika aku membuka topeng nya, dia pasti akan fokus pada topeng nya yang tidak boleh terbuka, harus kulakukan!!” Leandra menampar pria itu seketika topeng Macan itu hampir lepas. Tapi yang dia dapat sekali lagi adalah tangan yang sakit karena ulahnya sendiri.
"Auhk! Tanganku?!"
“Oh... Sial, ini ponsel mu kan, gadis,” bertepatan dengan itu, ia memegang topeng nya agar tidak lepas dan di tangan satunya memegang ponsel Leandra.
“Hah?!! Jangan di ambil!! Berikan padakuu!” Leandra akan mengambilnya tapi Pria itu menahan bahunya untuk tetap di tahan dan tangan satunya membatalkan panggilan polisi, sebelum menyerahkan ponsel itu, dia dengan iseng membuka beberapa aplikasi termasuk galeri Leandra. Dari sana hanya terlihat foto-foto selfie Leandra yang cantik dan imut sekali.
“Pft, apakah ini hobimu?”
“Hizz, kenapa dia sampai membuka galeri ku, apa dia sengaja mengulur waktuku?!” Leandra menjadi sangat kesal, tapi dia kebetulan juga melihat ponsel Pria bertopeng itu yang ada di celana besar nya itu. Dengan cepat Leandra mengambilnya dan melarikan diri dari pria itu.
“Hoi... Apa yang kau lakukan? Kucing kecil!!” Pria itu akan mengejarnya.
“Haha, aku dapat ponsel mu~” Leandra tersenyum senang menunjukan ponsel Pria itu yang ada di tangan nya. Lalu ia berlari pergi dengan cepat.
“Aku sudah bilang, kaki ku lebih panjang dari mu,” kata Pria bertopeng itu yang mengejarnya dan bahkan sudah hampir mendekat meraih Leandra yang panik melihat sekitar mencoba mencari cara untuk menghindarinya.
“Aku harus melarikan diri,” Leandra berlari dan dengan panik melihat ke arah sekitar lalu melihat celah bangunan yang kecil.
“Ah itu ide bagus hehe,” ia lalu berlari ke sana dan masuk dengan tubuh kecilnya.
Pria bertopeng itu berhenti berlari dan mengintip bahwa Leandra melewati celah kecil itu dan keluar ke jalan lain nya.
“Kau gadis yang pintar juga huh,” dia berlari melewati jalan dan memutari apartemen. Tapi saat sampai di lubang celah tempat Leandra akan keluar, ia kehilangan Leandra.
Ia menoleh ke sekitar dan tak menemukan Leandra. “Oh... Benar-benar Gadis Kucing.”
Hari selanjutnya Leandra terlihat berdiri di depan apartemen karena dia baru saja keluar. Ia memegang sebuah kotak kecil, menatapnya dengan kecewa.
“Apa yang harus aku lakukan padamu... Kau benar-benar kasihan sekali... Maafkan aku, aku seharusnya tidak meninggalkan mu sendirian,” pikir Leandra, ia lalu melihat tong sampah. “Haruskah aku membuang nya begitu saja?” ia berpikir lalu menggeleng cepat.
“Tidak, tidak, aku tidak akan membuang mu, aku akan membawamu ke suatu tempat yang layak,” gumam Leandra. Lalu ia berjalan di jalanan kota distrik yang sepi itu.
Tapi di sisi lain, tepatnya jalan yang akan di lewati Leandra, ada yang sedang berkelahi yakni seorang Pria gendut yang tengah mencekik seseorang di pinggir jalan itu. Seseorang itu rupanya juga adalah Pria bertopeng yang kemarin bertemu Leandra. Dia dipanggil dengan sebutan 'Tora'
“Bajingan gede, siapa suruh kau memukul adikku!” tatap Pria gendut itu dengan kesal.
“Kalau begitu bilang padanya dia yang memancing ku duluan,” balas Tora, Pria bertopeng Macan itu.
Tapi siapa sangka, Leandra melewati mereka dengan santai itu karena Leandra tidak tahu.
Pria gendut dan Tora itu menoleh padanya dengan diam karena Leandra berjalan hanya melihat ke depan. Dia mencoba berpikir dulu, apakah dia pernah bertemu Leandra hingga dia benar-benar melihat bahwa itu Leandra yang semalam bertemu.
“Gadis Kucing!!” teriak Tora membuat Leandra langsung reflek menoleh padanya.
“Gadis Kucing?” Pria gendut itu menatap bingung. Tapi di saat itu juga, Tora punya kesempatan memukul wajah Pria itu.
BUAGH!!
Dan menendang nya hingga terpental. “Akh, sial,” dia terpental sangat jauh membuat Tora terbebas dan langsung berdiri meregangkan lehernya.
“K-kau lagi...!!” Leandra terkejut dan menjadi waspada karenanya. Karena terkejutnya itu, ia menjadi tak sengaja menjatuhkan kardus kecil yang ia bawa tadi.
Dengan tubuh yang besar dan menakutkan itu, Tora langsung mendekat di hadapan nya setelah berdiri tadi dengan mengulur tangan. “Berikan padaku.”
“Apa!? Kau mau apa?” Leandra menatap gemetar.
“Barangku yang kau ambil kemarin,” tambahnya.
“Barang apa? Ini saja,” Leandra menunjukan kardus kecil tadi yang ia ambil.
“Apa itu?” kepala Tora menjadi miring sedikit.
“Ini adalah– hmmpp!!” Leandra terkejut ketika pria gendut tadi tiba-tiba langsung menutup mulut Leandra dengan tangan nya dan mengangkat Leandra untuk nya sendiri. Hal itu membuat Leandra menjatuhkan kotak itu lagi.
“Wou... Kau belum selesai bicara,” tatap Tora dengan tidak panik Leandra di ancam.
“Hei bajingan, ini gadis mu?” tatap Pria gendut itu.
Seketika Leandra menyingkirkan tangan pria itu dan berteriak. “Aku bukan gadis si brengsek itu!!”
Tora be like: “Oh, waw... Kau masih menyebutku dengan kata itu.”
“Oh, jika bukan gadis mu, ini akan enak!!” Pria gendut itu mendekat ke Leandra yang terkaku yang bahkan sekarang ketakutan. "Oh tidak!! Jangan aku mohon!"