Tawanan Bos Tampan

Tawanan Bos Tampan

Bab 1. Keira Maheswari

Bandung , Indonesia

Malam hari pukul 20.45 WIB

Suasana jalan terlihat sepi saat hujan deras mengguyur kota Bandung sejak sore hari. Malam itu, keluarga Irawan, seorang yang kaya raya dibidang properti, sedang dalam perjalanan pulang usai makan malam keluarga.

Brak ...!

Suara mobil menabrak pohon besar di pinggiran jalan yang di guyur hujan lebat, setelah menghindari pengendara lain di sekitar jalan yang berlubang.

“Tidak!” teriak seorang gadis belia, yang saat itu berada di dalamnya.

Raut wajah gadis cantik bernama Keira Anindita berubah pucat pasi, setelah histeris menyaksikan langsung kecelakaan yang menimpa keluarganya.

Tangisnya pecah, saat melihat kedua orang tua kandungnya bersimbah darah dan tidak bergerak.

Keira terus berteriak meminta tolong kepada siapapun yang melintas di jalananan.

Untung saja jalanan setelah itu mulai ramai meskipun dalam kondisi hujan. Sehingga polisi lalu lintas yang bertugas di sana segera membantu mengeluarkan Keira yang tidak dapat keluar dari dalam mobil dan terhimpit oleh jok bagian belakang mobil.

Tangisnya kian pecah saat mengetahui kedua orang tuanya sudah tak bernyawa, menit kemudian pandangannya berubah nanar hingga akhirnya hilang kesadaran.

“Keira , bangun!” teriak Alan mengguncangkan tubuh adik perempuannya yang terkulai di ranjang pasien rumah sakit Prima Medika, Bandung .

Keira masih tak sadarkan diri dengan beberapa luka jahitan di lengan dan juga kakinya.

Hanya berselang beberapa menit, Keira akhirnya membuka mata. Tangisnya kembali pecah ketika menemukan sosok sang kakak telah berada di sampingnya.

“Kak—“ Keira tak sanggup melanjutkan perkataannya sebab tangisnya kian menjadi dan terus terisak-isak.

Alan memeluk erat adiknya. “Aku harus menggantikan Papa dan Mama mendidikmu mulai saat ini, kamu adalah tanggung jawabku sekarang, Keira .”

Keduanya larut dalam kesedihan. Suara isakan tangis mengisi ruangan kamar pasien yang semula sunyi.

Keira dan Alan memasuki halaman rumah. Setelah mobil mereka terpakir tepat di halaman rumah.

Rumah nampak sepi setelah suasana duka. Kaki jenjang Keira bahkan bergetar hebat ketika memasukinya.

Ruangan demi ruangan mereka sisir satu persatu meski kakinya sedikit pincang. Langkah keduanya terhenti pada sebuah kamar utama yang amat besar. Kamar milik kedua orang tua mereka yang meninggalkan bekas kebersamaan yang menjadi luka.

“Keira , dengarkan Kakak,” desis Alan menangkup wajah cantik yang kini menampakkan rautnya begitu sendu.

Kedua bola mata Keira berembun menatap sang kakak tanpa kedip, menunggu kata yang akan keluar dari bibir Alan yang terasa kelu saat akan menyampaikan keinginannya.

“Apa, Kak?” tanya Keira , yang kini pasrah dengan keadaan.

“Perusahaan Papa memiliki banyak hutang, mulai saat ini kamu harus berubah. Akhiri pribadi kamu sebagai gadis manja. Sudah tidak ada lagi Mama, dan Papa yang bisa memberikan segalanya untuk kamu,” tukas Alan, sembari mengusap bulir kristal yang mengalir deras membasahi pipi Keira .

“Lantas?” Keira kembali bertanya, irit kata karena bibirnya kelu.

“Mulai besok, kamu harus mandiri. Kak Alan akan mengenalkan seseorang untuk kamu. Di sana kamu harus bekerja, dan belajar mandiri. Ini demi kebaikan kamu Keira .” Alan mengangkat dagu adiknya.

“Ta-tapi kuliahku, Kak?”

“Tidak akan ada jalan keluar, atas semua itu. Kecuali kamu mampu membiayai hidup kamu sendiri. Aku akan memberikan uang saku untuk kamu. Tapi ingat, aku tidak akan memberikan lagi jika habis, jadi kamu harus belajar irit,” ujar Alan, kemudian mengeluarkan dompetnya dan memberikan beberapa lembaran uang kertas berwarna merah.

Keira terperangah. Seolah tak percaya dengan nasib barunya. Dahulu, ia adalah putri kesayangan keluarga meski tawanan sang ayah. Setidaknya apapun yang ia inginkan dikabulkan.

Mungkinkah seorang Keira mampu menjalani hari-harinya, sedangkan dahulu ia adalah gadis manja yang hobinya berbelanja, dan ke salon mempercantik diri.

Tampilannya yang bak princess akan ternoda oleh pekerjaan barunya. Belum lagi gaya hidupnya yang terbanding terbalik. Ah Keira frustasi memikirkan hal itu.

Pikirannya menerawang ke segala arah memikirkan banyak hal. Bagaimana jika ia makan di pedagang kaki lima, bagaimana jika tidak higienis, bagaimana jika kukunya yang habis manicure pedicure lecet. Duuuh pemikiran yang tidak penting untuk manusia normal.

Akan tetapi, bagi Keira semua ini sangat penting. Ia terlihat tertekan memikirkan segala hal yang bahkan belum ia jalani.

“Kemasi pakaian kamu, Kakak antarkan cari tempat kost yang dekat dengan pekerjaan baru kamu sekarang,” seloroh sang kakak. Membuat Keira semakin linglung saja.

Penderitaan kehilangan orang tua saja sudah cukup membuatnya sangat terpuruk malah di tambah tekanan hidup yang bisa-bisa membuatnya kejang-kejang.

“What? Kost? Oh … no! Kak, Keira gak bisa tinggal di tempat seperti itu,” sergahnya berkilah.

“Kak Alan tahu! Tapi sekarang keadaan sudah berubah, Keira . Ayo kemasi pakaian kamu sekarang.” Alan menyeret tangan Keira menuju kamarnya.

Keira berusaha menahan kakinya agar sang kakak mengurungkan niatnya. Namun, tidak. Alan tetap kekeuh dengan niatnya.

“Keira , ayo jangan kayak anak kecil. Kamu sudah dua puluh satu tahun,” Alan berdecak kesal.

Keira mengerutkan keningnya sambil mengerucutkan bibirnya, menit kemudian ia menghembuskan napasnya sambil menghentakkan kakinya bak anak kecil yang menderita tantrum.

Sungguh geli melihat sikap Keira yang sok feminim dan manja di paksa berubah kepribadian oleh sang kakak.

***

Seminggu kemudian.

Bandung .

Sore hari.

Pukul 15.00 WIB

Mobil Alan terhenti di sebuah hunian rumah kost sederhana. Dengan sigap ia membukakan pintu mobil untuk sang adik yang kini bermuram durja.

“Jangan cemberut gitu dong, Kakak akan sering menjenguk.” Alan mengelus rambut panjang Keira yang tergerai panjang.

“Memangnya sebangkrut apa sih keluarga kita Kak? Sampai Kak Alan tega banget sama adik sendiri,” gerutu Keira .

Alan mengedikkan bahunya. “Kita jalani saja dulu. Jika sudah saatnya, Kak Alan janji semuanya akan kembali seperti semula. Tapi sementara itu, kamu bantu Kakak untuk menopang hidup kamu sendiri. Belajar mandiri, ya.”

Keira kali ini menurut, ia mengangguk pelan sebagai jawaban. Perlahan namun pasti, ia melangkah memasuki rumah kost sederhana yang disediakan oleh Alan.

Tertera nomor 408 di depan pintunya. Alan membuka pintu kamar tersebut dan mempersilahkan Keira untuk masuk. “Ini kamar baru kamu, aku juga sudah siapkan Magicom buat kamu masak nasi biar irit. Jangan habisin uang jatah. Ingat, aku hanya akan ngasih setiap bulan.”

Keira kembali mencebikkan bibirnya. Hidupnya hancur. Hatinya kembali pilu mengingat kedua orang tuanya yang dulu begitu memanjakannya.

Kaki jenjang pemilik sepatu runcing berwarna silver melangkah memasuki kamar kost sederhana itu, hanya ada sebuah lemari kecil di sudut ruangan. Colokan listrik, ia celingukan mencari-cari kamar mandi yang bahkan tidak ia temukan keberadaannya.

“Kamar mandinya—“ belum sempat ia selesaikan kalimatnya, Alan sudah menyela, “Di samping, kamar mandi bersama dengan penghuni lainnya. Manajemen waktu kamu mulai saat ini Keira .”

Mulut Keira ternganga, matanya terbelalak. Ia sungguh tak percaya dengan sikap sang kakak. Ibu tiri di film-film dan di novel tidak mungkin sekeji ini. Alan dinilai terlalu sadis padanya. Ah Keira , salah sendiri manja.

“Kak Alan pamit pulang, besok pagi aku datang jemput kamu jam tujuh harus sudah siap ya. Boss kamu tidak suka karyawati lelet,” ujar Alan. Ucapannya terdengar menusuk ke telinga pendengarnya.

Bibirnya begitu enteng melayangkan kalimat dingin pada adik kesayangannya.

Keira menggembungkan pipi sebagai ekspresi marah. Alan hanya menanggapi dengan sedikit senyum lalu mengacak-acak rambut adiknya sebelum pergi.

— To Be Continued

— Gimana seru gak sih, ikuti terus keseruan gadis manja yang dipaksa mandiri ini ya Genk.

Terpopuler

Comments

Adinda

Adinda

sepertinya sandiwara kakaknya pura pura bangkrut untuk merubah keira

2025-03-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Keira Maheswari
2 Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3 Bab 3. Kegilaan Keira
4 Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5 Bab 5. Pria Kasar
6 Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7 Bab 7. Kegagalan
8 Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9 Bab 9. Menebus Kesalahan
10 Bab 10. Bramantyo Baskara
11 Bab 11. Syarat dari Bram
12 Bab 12. Belahan Jiwa
13 Bab 13. Wanita Pilihan
14 Bab 14. Perjalanan Dinas
15 Bab 15. Oh Keira yang Galak
16 Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17 Bab 17. Raihan Halim
18 Bab 18. Ini Tidak Adil
19 Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20 Bab 20. Berdiri di Jalanku
21 Bab 21. Aku ya Aku
22 Bab 22. Setuju!
23 Bab 23. Ini Tidak Mudah
24 Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25 Bab 25. Menguak Tabir
26 Bab 26. Ini Kisah Rumit
27 Bab 27. Pesona Suamiku
28 Bab 28. Terjebak
29 Bab 29. Kebohongan
30 Bab 30. Akan Kubalas
31 Bab 31. Mari Bersekutu
32 Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33 Bab 33. Sepotong Kata
34 Bab 34. Hati yang Berantakan
35 Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36 Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37 Bab 37. Gamang
38 Bab 38. Mulai Dekat
39 Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40 Bab 40. Firasat
41 Bab 41. Percakapan Sore
42 Bab 42. Tentang Hati
43 Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44 Bab 44. Tentang Alan Irawan
45 Bab 45. Ego dan Cemburu
46 Bab 46. Dibutakan Cemburu
47 Bab 47. Tentang Amarah
48 Bab 48. Malam Menegangkan
49 Bab 49. Memperbaiki Hati
50 Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51 Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52 Bab 52. Rasa Tak Biasa
53 Bab 53. Haruskah Memilih
54 Bab 54. Terlihat Bersaing
55 Bab 55. Inikah Cinta?
56 Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57 Bab 57. Mulai Mengatur
58 Bab 58. Sesuai Inginnya
59 Bab 59. Sekeping Hati
60 Bab 60. Penampilan Baru Keira
61 Bab 61. Dalam Pengawasan
62 Bab 62. Dia Tak Sakit
63 Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64 Bab 64. Keraguan
65 Bab 65. Rahasia Pil Pahit
66 Bab 66. Hukuman Untuk Pembangkang
67 Bab 67. Dia Mengawasiku
68 Bab 68. Malam Pesta
69 Bab 69. Bukan Budak Cinta
70 Bab 70. Siapa Bella?
71 Bab 71. Mereka Memaksa
72 Bab 72. Tak Ada Cinta Menetap
73 Bab 73. Urungkan Niatnya, Ini Pelik
74 Bab 74. Terbelenggu
75 Bab 75. Musibah Terencana
76 Bab 76. Tragedi Malam
77 Bab 77. Inilah Saatnya
78 Bab 78. Pelarian 1.
79 Bab 79. Pelarian Ke-2
80 Bab 80. Pelarian Ke-3
81 Bab 81. Kabar Duka
82 Bab 82. Sebuah Kejanggalan
83 Bab 83. Bramantyo Mendampinginya
84 Bab 84. Mungkinkah Ini Teror?
85 Bab 85. Mungkinkah Dia di Sini?
86 Bab 86. Teror dan Frustasi
87 Bab 87. Pergi Dengannya
88 Bab 88. Sengaja Menghilang
89 Bab 89. Berita Hilangnya Bramantyo
90 Bab 90. Ku serahkan Dia
91 Bab 91. Mungkinkah Keira Hamil?
92 Bab 92. Negosiasi
93 Bab 93. Aku Tidak Sakit Jiwa
94 Bab 94. Rahasia dan Alasan
95 Bab 95. Menjadi Pengganti?
96 Bab 96. Bukan Halusinasi
97 Bab 97. Mencari Nathalie
98 Bab 98. Pengakuan Keluarga
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1. Keira Maheswari
2
Bab 2. Boss Kejam Idaman Wanita
3
Bab 3. Kegilaan Keira
4
Bab 4. Aku Bukan Perempuan Manja
5
Bab 5. Pria Kasar
6
Bab 6. Perasaan Tak Nyaman
7
Bab 7. Kegagalan
8
Bab 8. Kegilaan dan Frustrasi
9
Bab 9. Menebus Kesalahan
10
Bab 10. Bramantyo Baskara
11
Bab 11. Syarat dari Bram
12
Bab 12. Belahan Jiwa
13
Bab 13. Wanita Pilihan
14
Bab 14. Perjalanan Dinas
15
Bab 15. Oh Keira yang Galak
16
Bab 16. Tentang Kejadian di Kolam Renang
17
Bab 17. Raihan Halim
18
Bab 18. Ini Tidak Adil
19
Bab 19. Cuek Tapi Perhatian
20
Bab 20. Berdiri di Jalanku
21
Bab 21. Aku ya Aku
22
Bab 22. Setuju!
23
Bab 23. Ini Tidak Mudah
24
Bab 24. Berita Buruk (Cerita Bramantyo)
25
Bab 25. Menguak Tabir
26
Bab 26. Ini Kisah Rumit
27
Bab 27. Pesona Suamiku
28
Bab 28. Terjebak
29
Bab 29. Kebohongan
30
Bab 30. Akan Kubalas
31
Bab 31. Mari Bersekutu
32
Bab 32. Berkata Dengan Sikap
33
Bab 33. Sepotong Kata
34
Bab 34. Hati yang Berantakan
35
Bab 35. Merebut Kembali Hatinya
36
Bab 36. Jangan Ganggu Istri Orang
37
Bab 37. Gamang
38
Bab 38. Mulai Dekat
39
Bab 39. Mungkinkah Ini Obsesi?
40
Bab 40. Firasat
41
Bab 41. Percakapan Sore
42
Bab 42. Tentang Hati
43
Bab 43. Tentang Bramantyo Baskara
44
Bab 44. Tentang Alan Irawan
45
Bab 45. Ego dan Cemburu
46
Bab 46. Dibutakan Cemburu
47
Bab 47. Tentang Amarah
48
Bab 48. Malam Menegangkan
49
Bab 49. Memperbaiki Hati
50
Bab 50. Terpaksa dan Dipaksa
51
Bab 51. Pesona Bramantyo Baskara
52
Bab 52. Rasa Tak Biasa
53
Bab 53. Haruskah Memilih
54
Bab 54. Terlihat Bersaing
55
Bab 55. Inikah Cinta?
56
Bab 56. Ini Bukan Siti Nurbaya
57
Bab 57. Mulai Mengatur
58
Bab 58. Sesuai Inginnya
59
Bab 59. Sekeping Hati
60
Bab 60. Penampilan Baru Keira
61
Bab 61. Dalam Pengawasan
62
Bab 62. Dia Tak Sakit
63
Bab 63. Karena Aku Belum Siap
64
Bab 64. Keraguan
65
Bab 65. Rahasia Pil Pahit
66
Bab 66. Hukuman Untuk Pembangkang
67
Bab 67. Dia Mengawasiku
68
Bab 68. Malam Pesta
69
Bab 69. Bukan Budak Cinta
70
Bab 70. Siapa Bella?
71
Bab 71. Mereka Memaksa
72
Bab 72. Tak Ada Cinta Menetap
73
Bab 73. Urungkan Niatnya, Ini Pelik
74
Bab 74. Terbelenggu
75
Bab 75. Musibah Terencana
76
Bab 76. Tragedi Malam
77
Bab 77. Inilah Saatnya
78
Bab 78. Pelarian 1.
79
Bab 79. Pelarian Ke-2
80
Bab 80. Pelarian Ke-3
81
Bab 81. Kabar Duka
82
Bab 82. Sebuah Kejanggalan
83
Bab 83. Bramantyo Mendampinginya
84
Bab 84. Mungkinkah Ini Teror?
85
Bab 85. Mungkinkah Dia di Sini?
86
Bab 86. Teror dan Frustasi
87
Bab 87. Pergi Dengannya
88
Bab 88. Sengaja Menghilang
89
Bab 89. Berita Hilangnya Bramantyo
90
Bab 90. Ku serahkan Dia
91
Bab 91. Mungkinkah Keira Hamil?
92
Bab 92. Negosiasi
93
Bab 93. Aku Tidak Sakit Jiwa
94
Bab 94. Rahasia dan Alasan
95
Bab 95. Menjadi Pengganti?
96
Bab 96. Bukan Halusinasi
97
Bab 97. Mencari Nathalie
98
Bab 98. Pengakuan Keluarga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!