"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Ingin Aku Menggendongmu?
Keesokan harinya, Lucifer pulang ke rumah untuk menjemput Daisy. Di ruang tamu dia duduk dengan perasaan kesal karena harus meninggalkan Rose di rumah sendirian.
Beberapa saat kemudian Daisy turun dengan midi a-line dress berwarna merah yang dipadukan dengan dalaman blouse berwarna putih. Rambut yang dikepang ke samping dan memperlihatkan leher jenjang dengan bekas luka kebanggaannya.
Lucifer tercengang saat melihat Daisy yang menuruni tangga. Perasaan yang tidak nyaman tiba-tiba menyerang dadanya.
"Ada apa? Ayo pergi," ucap Daisy membuyarkan lamunan Lucifer dan sadar akan Daisy yang telah berada di hadapannya.
Mobil itu melaju cukup lama, dan suasana di dalam mobil sangatlah tegang. Daisy duduk kaku di samping Lucifer. Daisy ingin sekali mengobrol dengan Lucifer dalam keadaan baik seperti dulu, tapi dia selalu memilih untuk tetap diam karena takut Lucifer akan marah.
"Kenapa kau memamerkan bekas luka yang menjijikan itu? Dan apa-apaan baju kekanakan itu?" suara rendah Lucifer memecah kesunyian.
Daisy hanya diam, dia sedikit merasa malu dengan Gavin yang sedang mengemudi di depan.
Setelah beberapa saat Lucifer masih belum mendengar jawaban. Dia menoleh dan melirik Daisy sekilas.
"Apa kau sengaja mengabaikan ku?!" serunya dengan ketus.
Daisy menoleh, kemudian tersenyum kikuk sambil mengusap tengkuknya.
"Aku menyukainya .." ucapnya sambil tertawa kecil.
"Apa kau tuli? Ku bilang itu menjijikkan!" tegas Lucifer dengan tatapan jijik.
Daisy kembali terdiam dan menatap keluar jendela. Dia tersenyum miris sambil mengingat kejadian yang telah dialaminya.
"Bodoh.." gumam Daisy mengutuk dirinya sendiri.
"Apa kau bilang? Kau mengatai aku apa?!" bentak Lucifer sambil menarik leher Daisy.
Daisy menatap Lucifer dengan mata yang berkaca-kaca. Tangannya meremas kuat rok nya.
"Ku bilang, aku bodoh telah melakukan hal bodoh itu. Tapi meskipun aku kembali ke waktu itu lagi, aku pasti akan tetap melakukan hal yang sama.." ucapnya sambil tersenyum.
"Apa yang sedang kau bicarakan?! Bicaralah sesuatu yang bisa ku mengerti!" bentak Lucifer.
Lucifer semakin memperkuat cengkeramannya di leher Daisy. Sedangkan Gavin yang melihat hal itu dari spion semakin panik.
"Tuan Muda, kita akan segera sampai.." hanya itu yang bisa Gavin lakukan.
Lucifer melepaskan cengkeramannya dan menghela napas panjang. Dia benar-benar kesal. Setiap kali bersama Daisy hanya amarah yang dia rasakan.
"Sebaiknya kau bersikap dengan baik!" ucap Lucifer memperingatkan.
"Aku tau.."
Lucifer menatapnya dengan dingin, lalu berbalik dan memejamkan mata untuk menenangkan diri.
Mobil berjalan perlahan memasuki gerbang dengan halaman yang sangat-sangat luas. Dan perlahan berhenti di depan rumah besar dengan air mancur di depannya. Beberapa orang berdiri di samping mobil untuk menyambut mereka berdua keluar.
Gavin turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Lucifer.
Setelah Lucifer turun, dia berbalik dan berjalan ke sisi lain mobil. Tepat saat Daisy hendak keluar dari mobil, sebuah tangan tiba-tiba terjulur di depannya. Daisy mendongak dan menatap dengan heran.
"Apa ini?" tanyanya.
"Ada ajudan Kakek di depan pintu, kau harus menjaga sikapmu!"
Sepertinya itu hanya kebaikan yang dibuat-buat. Daisy tersenyum kecut, lalu menerima uluran tangan Lucifer. Bagaimana lagi Lucifer bisa mengambil inisiatif untuk mengulurkan tangan dan membantu nya keluar dari mobil? Karena semua itu hanyalah sandiwara.
Beberapa orang di pintu melihat keduanya berjalan dan segera menyapa mereka.
"Senang melihat anda berdua kembali.." sapa Paman Sam, kepala pelayan di rumah utama.
"Dimana ibuku?" tanya Lucifer.
"Nyonya menunggu di atas. Aku akan mengantarmu ke sana." Paman Sam membungkuk hormat dan menuntun keduanya masuk ke dalam rumah.
Lucifer melepas tangan Daisy dan berjalan mendahuluinya untuk melepaskan jas nya dan menyerahkannya kepada seorang pelayan.
Saat melangkah kan kakinya kembali, dia menangkap sosok yang berdiri di samping sana. Jacob, ajudan dari Kakek Lucifer.
Dia menghentikan langkahnya dan berbalik sambil berkata pada Daisy, "Mengapa kamu begitu jauh dariku? Cepatlah, apa kamu ingin aku menggendong mu ke atas?"
Daisy awalnya tertegun, namun setelah mengingat permainan yang mereka mainkan, dia tersenyum sambil menghela napas pasrah.
"Apa kamu mau? Sepertinya kaki ku sedikit keseleo saat tadi turun dari mobil," ucap Daisy dengan manja.
Kini ganti Lucifer yang tertegun. Dia terdiam di tempatnya selama beberapa saat sebelum akhirnya menghampiri Daisy.
"Apa kau bosan hidup?" bisik Lucifer.
Dengan berani Daisy mengalungkan kedua tangannya di leher Lucifer dan bergelayut dengan manja. Kemudian berbisik, "Aku hanya mengikuti permainan mu. Bukankah kamu ingin menggendong ku?" lalu menatap Lucifer dengan senyum terbaiknya.
Meskipun tahu bahwa Lucifer hanya berpura-pura, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak menganggapnya serius.