NovelToon NovelToon
Ellisa Mentari Salsabila

Ellisa Mentari Salsabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pengganti / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Keluarga
Popularitas:714
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

"Syukurlah kau sudah bangun,"

"K-ka-kamu siapa? Ini… di mana?"

"Tenang dulu, oke? Aku nggak akan menyakitimu.”

Ellisa memeluk erat jas yang tadi diselimuti ke tubuhnya, menarik kain itu lebih rapat untuk menutupi tubuhnya yang menggigil.

"Ha-- Hachiiih!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bos Sam

Namun, di tengah kepanikan itu, beberapa karyawan wanita malah terpana. "Ih, Bos Sam kelihatan makin keren kalau lagi serius begini," gumam salah seorang dengan senyum kecil, matanya tidak lepas dari sosok Sam yang berwibawa meski dalam keadaan marah.

"Sayangnya dia susah sekali digodain," sahut karyawan wanita yang lainnya.

"Emmm~ mau deh dikit aja dapat lirikan dari dia," salah satu karyawan wanita lainnya malah menggigit bibirnya merasa manja.

Sam tiba di depan pintu ruang kerjanya dan membukanya dengan gerakan tegas. “Esa! Apa maksud lo ngabarin gue kayak gitu?!” suaranya menggelegar, memenuhi ruangan.

Di dalam, Esa Bagaskara.

Sahabat Sam sejak kecil, duduk dengan tenang di sofa. Pria berusia 30 tahun itu mengenakan kemeja santai dengan lengan tergulung.

Kakinya bersilang, tangan menyangga kepala, dan matanya terpejam, seolah menikmati ketegangan yang dibawa Sam.

“Hm?” gumam Esa sambil membuka satu matanya, lalu tersenyum tipis. “Santai, Sam. Lo masuk kayak mau perang aja.”

“Esa, gue nggak ada waktu buat santai. Jelasin apa yang lo kirim barusan!” Sam mendekati meja kerja, tangannya mengetuk permukaan kayu dengan irama tidak sabar.

Esa malah menguap kecil, melirik Sam dengan tatapan malas. “Tenang aja, bro. Lo terlalu tegang. Nih, gue kasih lo hiburan buat ngurangin stres lo.”

"Ha?"

Esa mengangkat sebuah majalah tebal dengan sampul mencolok yang bertuliskan Nona Triple X: Edisi Khusus. Majalah dewasa kesukaan Esa.

Sam mengerutkan alisnya. “Apa lagi ini?!” gumamnya dengan nada yang lebih rendah, tapi jelas penuh ketidakpercayaan.

Esa tertawa kecil. “Gue cuma prank lo aja biar elo ke sini. Seharian nggak masuk kantor kan bikin gue kangen."

“Esa! Gue nggak ada waktu buat becanda kayak gini!” Sam mulai kehilangan kesabaran, nada suaranya naik lagi.

“Eh, gue juga nggak becanda kali,” jawab Esa santai, matanya menyipit dengan ekspresi usil. “Lihat, nih. Gue mau berbagi hiburan sama lo. Lo nggak penasaran apa yang spesial dari edisi ini? Duh... aduhai sekali ini nona~"

“Gue nggak peduli sama beginian, Esa! Gile aja lo.” Sam mendengus kesal, melipat tangannya di dada. “Lo pikir gue kayak lo, yang bisa leha-leha sepanjang waktu?”

Esa tertawa lepas, lalu meraih leher Sam dengan gaya bersahabat dan menariknya untuk duduk di sofa. “Denger ya, Sam. Lo itu terlalu serius. Hidup tuh nggak melulu soal kerjaan. Coba nikmatin hidup sedikit.”

Sam menepis tangan Esa, tapi akhirnya duduk juga, meski dengan wajah yang masih kesal. “Gue serius, Esa. Kalo ini soal kerjaan, gue nggak bakal main-main.”

“Gue juga serius, Sam.” Esa mengedipkan mata dengan gaya jahilnya. “Kita ini sahabat dari kecil. Gue cuma nggak mau lo stres sampai ubanan sebelum waktunya.”

Sam mendesah berat, lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa. “Gue pikir kantor ada masalah beneran, sampe gue harus ninggalin mereka sendirian di rumah.”

"Sorry ya Sam. Gue nggak bermaksud buat ngganggu urusan keluarga lo. Tapi, kadangkala lo kalo udah ngurus bayi kecil itu elo jadi lupa segalanya."

"Elo bener, Sa. Elmira telah mengikat kehidupan gue. Tapi, gue juga nggak mau mengabaikan urusan kantor. Bagaimana pun juga, perusahaan ini telah membuat nama kita menjadi besar."

"Elo nggak sendiri, Sam. Ada gue. Gue akan selalu jaga ini perusahaan semaksimal mungkin."

"Elo emang yang terbaik, Sa. Tapi, elo juga kadang bikin gue naik pitam."

“Karena gue sahabat lo yang paling keren, itu sebabnya,” jawab Esa dengan senyum lebar.

Senyum tipis tersungging di wajahnya. “Esa, lo itu emang nyeselin, tapi gue nggak pernah nyesel punya lo sebagai sahabat gue.”

Esa menepuk bahu Sam dengan lembut, nada suaranya berubah lebih serius. “Sam, hidup kita udah berubah banyak sejak dulu. Tapi satu hal yang nggak akan berubah, gue bakal selalu ada buat lo. Apa pun yang terjadi.”

Hubungan mereka memang selalu penuh dinamika, dari adu argumen hingga momen saling mendukung tanpa syarat. Meski sering berselisih, keduanya tahu bahwa persahabatan mereka adalah sesuatu yang tak tergantikan.

Sekretaris mengetuk pintu dengan ragu, lalu masuk membawa berkas di tangannya. “Bos, pengajuan kerja sama perusahaan kita dengan IT Tower telah disetujui. Pihak mereka ingin kita hadir untuk pembahasan lanjutan.”

“Kapan?” tanya Esa santai sambil menutup majalahnya.

“Besok pagi, pukul delapan,” jawab sang sekretaris.

“Gila! Jam delapan pagi? Itu mustahil. Perusahaan mereka kan beda kota. Kita nggak bakal sempet,” gerutu Esa dengan ekspresi frustasi.

Sam, yang sejak tadi diam mendengarkan, langsung berdiri tegap. “Kalau begitu, kita harus berangkat sekarang,” putusnya tanpa ragu.

Esa menatap Sam dengan kaget. “Sekarang? Serius, Sam? Kita ini butuh istirahat juga, tahu!”

“Gue nggak peduli, Sa. Kesempatan ini terlalu penting buat dilewatkan. Harapan gue ada di kerja sama ini,” jawab Sam dengan nada tegas, penuh ambisi.

Esa mendesah panjang, mengacak rambutnya yang sudah berantakan. “Astaga... Kenapa mereka nggak mikir kita butuh waktu lebih fleksibel? Lo sadar kan, perjalanan ke sana bakal makan waktu berjam-jam?”

“Justru karena itu, kita harus berangkat sekarang.” Sam melangkah keluar ruangannya dengan langkah tegap dan penuh tekad, sementara Esa mengikutinya dengan langkah gontai, setengah pasrah.

Saat melewati ruang kerja karyawan, Sam melihat beberapa stafnya masih sibuk di meja masing-masing, tampak serius dengan layar komputer mereka.

Sam menghentikan langkahnya, mengernyitkan dahi. “Kenapa kalian semua masih di sini?”

Salah satu karyawan senior menoleh dengan wajah tegang. “Apa Bos Sam mau menyidak kami semua?”

“Sidak? Apa maksudnya itu?” Sam menaikkan satu alisnya.

“Bos tadi datang dengan wajah penuh amarah. Kami semua kira ada masalah besar. Jadi, kami tetap kerja untuk berjaga-jaga,” jawab si karyawan dengan hati-hati.

Sam mendengus pelan, lalu menyapu pandangannya ke seluruh ruangan. “Kalian sadar nggak ini udah jam berapa? Ini waktunya kalian pulang. Gue nggak mau lihat ada yang kelelahan besok. Pulang sana! Jangan terlalu serius sama kerjaan. Hidup kalian bukan cuma buat kantor.”

Karyawan-karyawan itu saling pandang, lalu tersenyum lega. “Baik, Bos. Kami akan pulang sekarang juga,” sahut mereka hampir serempak.

Esa, yang menyaksikan dari belakang, hanya mengangkat kedua tangannya seolah menyerah. “Nah, gitu dong. Gue kira lo bakal bikin mereka kerja lembur.”

Sam menatapnya tajam. “Lo pikir gue kayak lo, yang kerja cuma buat alasan santai?”

Esa tertawa kecil, lalu mengikuti langkah Sam lagi. “Santai, Bro. Gue tahu lo keras kepala, tapi lo juga nggak pernah lupa sama orang-orang di sekitar lo. Itu kenapa gue selalu dukung lo, meskipun kadang lo bikin gue stres.”

Sam hanya tersenyum kecil, kemudian mempercepat langkahnya menuju parkiran. “Ayo, Es. Kita harus sampai sana sebelum mereka berubah pikiran.”

1
Serenarara
Tolong selametin Esa dok. Esa aset berharga bagi banyak wanita. /Whimper/
Serenarara
Nah loh, masih idup nggak tuh adiknya? Takutnya kalian santai-santai, jasad adiknya udah dikubur di belakang asrama lagi.../Scream/

BTW gantian ke cerita ku ya Thor. Poppen. Like dn komen kalo bs. /Grin/
Miu Nh.: lah, jadi horor donk kak ceritanya.

Itu sebenarnya adekny Kak Esa udh ada di dpn mata. Cuman, di depan mata siapa 🤭 coba tebak...

oke, aku meluncur ke Poppen~
total 1 replies
Serenarara
Salah bgt nyelesain masalah dengan maaf2an lbh dulu. Selesain dulu akar masalahnya, validasi mana yg benar, koreksi mana yg salah. kalo udah pada tau salahnya baru suruh minta maaf. kalo gini mah cm lama2in dendam doang.
Miu Nh.: Masalah dan kenakalan Alana masih belum bisa selesai. Kesalahan Sam krna dia lebih memilih jalur 'instan' itu dgn harapan tak ingin masalah itu terulang lagi.

Dan Sam tidak bisa dibenarkan disini. Bahkan Esa lebih membela Alana dn Alana juga gk mau disuruh minta maaf gitu doank.

Terima kasih kak udh mau kritis mengikuti cerita aku 🤗
total 1 replies
Tara
wah bisa menyusui tanpa punya suami dan masih perawan..mantap...itu keberuntungan atau kutukan...🤔🫣👏
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terimakasih bintangnya...
ugh, bagi Ellisa sendiri itu kutukan 🥲
total 1 replies
Bu Kus
kelebihan yang luar biasa
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 terima kasih udah ngikutin cerita ini, semoga lanjut baca terus...
total 1 replies
Serenarara
Kok idenya unik.
Miu Nh.: Hallo kak 🤗 semoga sukka...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!