"Anda yakin Mrs. Aquielo?"
"Jangan asal mengubah nama ku seenakmu, aku masih seorang Rainer asal kau tahu saja."
"Ya untuk sekarang kau mang masih seorang Rainer, tapi sebentar lagi kau akan segera mengganti nama belakangmu itu dengan nama keluargaku."
"Seperti aku mau saja dengan dirimu."
"Oh apa kau lupa yang aku katakan dipesawat kemarin Ms. Rainer."
Viona hanya dapat terdiam tentu ia tidak lupa dengan ancaman pria gila ini kemarin. Dan sialnya kalau semua yang dikatakan nya benar adanya maka tidak ada jalan lain lagi bagi Viona untuk menolak semua keinginan pria itu.
Itu buruk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panda Merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Viona sudah tertidur lelap saat seseorang dengan brutal menekan bel kamarnya, yang mau tidak mau harus membuat gadis itu bangkit dan meningalkan kasurnya. Padahal nyawanya masih tertinggal separuh dialam mimpi.
Saat membuka pintu kamarnya Viona mendapati disana sudah ada Ares yang sudah teler dengan Noah yang kesusahan membantunya berdiri dengan tegap.
Apa-apaan jadi dia pergi seharian ini hanya untuk bersenang-sedang!!!....
"Maafkan saya yang sudah lancang mengganggu waktu istirahat anda Nona, tapi Tuan terus menolak untuk diantarkan kekamarnya dan meminta saya membawanya kemari." Jelas Noah tampak sangat kesal.
"Apa,,, aku menolak. Dia saat sedang sadar saja menyebalkan bukan main apalagi kalau sudah mabuk seperti sekarang!" tolak Viona.
"Saya mohon Nona, saya sudah sangat lelah mengurus Tuan seharian ini. Saya bahkan melewatkan makan siang dan makan malam saya karena harus ikut menemaninya." Mohon Noah sambil menunjukan wajah memelas yang tidak dibuat-buat karena memang benar saat ini dia sudah sangat kelelahan.
Setelah sedikit pertimbangan akhirnya Viona menyuruh Noah membawa Ares masuk kedalam lalu menidurkan pria itu dikasurnya.
"Terima kasih Nona, saya berjanji besok pagi saya akan kembali kesini membantu anda mengurus Tuan karena setelah minum sebanyak tadi besoknya Tuan pasti akan demam." Jelas Noah lalu setelahnya ia berpamitan untuk pergi.
Setelah mabuk langsung demam, jadi untuk apa dia mabuk-mabukan kalau dia belum ahlinya! Ck,,, benar-benar pria yang menyusahkan. Gerutu Viona dalam hati.
Sekarang sudah pukul tiga dini hari dan kedatangan Ares barusan berhasil membuat Viona terjaga dan tidak mengantuk lagi, jadi dia memutuskan untuk menghubungi Ibunya diIndonesia melalui Video call karena disana sudah pukul sembilan pagi.
Pada deringan pertama Viona masih belum menerima jawaban dari Ibunya, tapi ia enggan menyerah dan terus berusaha menghubungi wanita itu.
Hingga pada dering kedelapan ia baru mendapat jawaban dari ibunya. Dan wajah cantik Ibunya langsung terpampang jelas dilayar ponselnya.
"Viona,,, maafkan Ibu yang tidak langsung menjawab panggilanmu barusan karena tadi Ibu sedikit sibuk!" seru Sarah diseberang telepon sambil tersenyum menatap wajah Viona.
"Tidak apa bu, apa yang sedang Ibu kerjakan tadi?" tanya Viona.
"Ah hanya sedikit pekerjaan biasa, kau tahu sendiri kalau sekarang Ibu sedang berada dirumah Nenek mu." Jawab sarah sambil tersenyum kaku, membuat Viona merasa ada sesuatu yang disembunyikan Ibunya itu.
"Oh jadi Ibu masih tinggal dirumah Nenek, kenapa Ibu tidak kembali kerumah lama kita saja." Usul Viona dan dia dapat melihat raut wajah murung Sarah saat ia mengatakan hal itu.
Sarah terdiam cukup lama sebelum ia menjawab sambil tersenyum kearah Viona.
"Mungkin nanti Ibu akan kesana, tapi untuk sementara waktu Ibu merasa lebih baik disini dulu."
"Ya kalau itu membuat Ibu bahagia lakukan lah. Tapi jangan pernah melupakan rumah lama kita, karena rumah itu merupakan saksi bisu perjuangan Ibu selama ini."
"Ya Ibu akan kembali kesaan disaat sudah siap."
Dan tidak terasa Ibu dan anak itu mengobrol cukup lama saling melepas rindu satu sama lain lewat suara dan gambar yang ada dilayar ponsel mereka.
Kini matahari sudah mulai terbit dan membuat pemandangan indah kota Millan mulai terlihat. Membuat Viona tanpa sadar menunjukan pemandangan itu pada Ibunya.
"Tunggu dulu... Bukannya itu Katedral Milano, jadi sekarang kau sedang berada dinegara Italia!" seru Sarah yang membuat Viona menyesal sudah melakukan itu.
"Em,,, iya aku punya sedikit urusan disini bu." Bohong Viona.
Padahal ia dipaksa oleh Ares agar mau terbang kesini.
"Ah jadi kau sudah mendapat pekerjaan disana, baguslah kalau begitu. Lihat sekarang kau merasakan nya bukan... Kalau kau tatap tinggal bersama Ibu disini mana mungkin bisa melihat pemandangan indah itu sekarang!"
Andai saja Sarah tahu apa yang sebenarnya yang sudah Viona alami, wanita itu pasti tidak akan berkata demikian.
Dan memberitahukan Ibunya bukanlah pilihan yang bagus bagi Viona, karena itu biarlah dulu Sarah hanya mengetahui kalau sekarang Viona sudah cukup bahagia disini.
***
Saat Viona kembali kekamarnya ia sudah mendapati tubuh topless Ares yang tampak meringkuk tidak nyaman diranjangnya.
Awalnya Viona berniat mengacuhkan pria itu namun segera ia urungkan saat samar-samar ia mendengar suara rintihan Ares pelan.
"Mommy Don't leave me please..."
Beberapa kali Viona mendengar Ares mengumamkan kata yang sama berulang-ulang kali.
Karena merasa penasaran Viona pun akhirnya mendekati pria itu lalu mendapati kalau ia masih tertidur.
Jadi dia mengigau, batin Viona.
"Mommy Don't leave me please..." Racau Ares lagi kini berserta dengan isak tangisnya.
Karena merasa kasihan Viona pun memutuskan untuk membangunkan pria itu dari tidurnya, namun saat tangannya bersentuhan dengan kulit Ares, Viona tiba-tiba merasakan kalau suhu tubuh Ares sangat panas.
Jadi apa yang dikatakan Noah benar, pria menyebalkan ini langsung demam. Batin Viona.
Meskipun Viona tidak menyukai pria ini, tapi membiarkannya begitu saja juga bukan pilihan yang bagus.
Sekarang Ares sedang sakit dan pria itu perlu bantuannya, setidaknya sampai Noah kembali dan menepati janjinya.
Viona kembali membangunkan Ares yang kembali mengigau dalam tidurnya, dan nampaknya kali ini berhasil pria itu perlahan mulai membuka matanya lalu menatap kearah Viona dengan sendu.
"Oh panda merahku, aku tidak menyangka kau akan jadi orang pertama yang kulihat saat terbangun." Ucap Ares sambil menyungging kan senyumannya.
"Itu karena kau memaksa untuk tidur disini semalam," jawab Viona ketus.
"Oh ya,,, aku lupa kejadian semalam. Lalu kau tidak mengusirku lagi seperti kemarin, apa sekarang kau sudah menerima diriku."
"Tolong ingat kondisimu sekarang sedang sakit, jangan membuat aku marah lalu memukulmu lagi!" seru Viona lalu beranjak keluar yang langsung ditahan oleh tangan Ares.
"Kau bilang aku sakit, jadi ku mohon jangan tinggalkan aku sendiri dan sekarang temani aku disini." Pintanya.
"Ayolah Ares kau bukan anak-anak lagi, sekarang aku ingin keluar untuk meminta seseorang mengambilkan sarapan dan juga obat untukmu,"
"Tidak perlu aku yakin sebentar lagi Noah akan datang dan mengurus itu semua, jadi kau hanya perlu diam disini menemani aku."
"Ck,,, dasar merepotkan, padahal sudah tahu akhirnya akan seperti ini kenapa kau tetap minum sampai teler begitu." Gerutu Viona lalu duduk dipingir tempat tidur.
"Hehehe,,, jadi Noah sudah memberitahu dirimu ya. Mau bagaimana lagi kemarin suasana hatiku benar-benar kacau dan kau tidak mau kutemui jadi aku hanya punya satu pilihan."
"Jangan beralasan, kalau memang kau punya masalah bukan begitu cara menyelesaikan nya. Katanya kau pembisnis muda yang cerdas, setelah melihat dirimu yang seperti ini aku jadi meragukannya sekarang."
"Hei ucapanmu itu benar-benar menggores egoku. Aku ini memang cerdas tapi untuk menyelesaikan masalah yang sedang kuhadapi sekarang tidak cukup hanya dengan kecerdasan."
"Ye terserah apa katamu, tapi yang jelas kau benar-benar tidak mempertimbangkan ulahmu itu."
"Kenapa kau jadi terlihat seperti seorang istri yang sedang mengomeli suaminya yang pulang setelah mabuk-mabukan."
"Aku hanya kesal karena kau merepotkan banyak orang karena tingkahmu itu. Terutama Noah pria malang itu bahkan sampai sangat kelelahan karena harus mengurus dirimu seharian kemarin!"
"Ini perasaanku saja atau kau memang lebih mengkhawatirkan Noah ketimbang diriku yang sedang sakit!"
"Aku tidak mengkhawatirkan siapapun diantara kalian berdua asal kau tahu saja."
"Itu terdengar lebih baik ketimbang kau hanya mengkhawatirkan orang lain ketimbang diriku."
Viona tiba-tiba mendengan suara bel pintu kamarnya berbunyi, dan langsung saja ia pergi melihat siapa yang datang.