Kisah ini bercerita tentang tiga orang wanita yang bersahabat sejak kecil yakni Raya, Fitri dan Alya. Namun Seiring berjalannya waktu mereka harus berpisah karena jalan hidupnya masing masing. Di usianya yang beranjak dewasa, mereka mulai menemukan jati dirinya. Seperti apa lika liku kehidupan tiga bunga ini? Ini lah kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harti Supandi (Siti Hartinah), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Pemuda Jiran
“Kok duit pak ustadz??” ucap salah seorang remaja masjid
“Maksud DUIT yang saya sebutkan adalah DUIT itu Do’a, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal” jelas pak ustadz
“Oooh” ucap para remaja masjid
“Maksudnya apa itu ustadz?” tanya salah seorang remaja masjid
“Begini para hadirin sekalian yang dirahmati Allah, huruf pertama dari kata duit yaitu D\=Do’a, yang artinya meminta, mengharap, memohon kepada Allah. Hanya orang sombong yang tidak pernah berdo’a” kata pak ustadz
“Betul itu pak ustadz” kata Raya
“Sssstt...... berisik!!!” kata yang lain menegur Raya
“hehe....” Raya jadi malu
Pak ustadz pun melanjutkan ceramahnya.
“Selanjutnya yang kedua adalah U\=Usaha. Jika kita ingin meraih sesuatu harus ada usaha untuk dapat meraihnya. Misalnya, kita ingin mendapatkan juara 1 di kelas, kalau kita hanya bermalas-malasan apakah kita akan mendapat apa yang diharapkan?” ucap pak ustadz
“Tidaaaaak” seru para remaja masjid dan seterusnya
Sepulang dari majelis ketika bermain di rumah Raya saat berada di ruang tamu.
‘’Bibi ambilin minum ya bik’ ucap Raya kepada bik Minah pembantu rumahnya yang telah bekerja selama belasan tahun
‘’Iya non’’ ucap bik Minah
‘’Ray rumahmu kok sepi?’’ ucap Fitri
‘’Bokap sama nyokap pada kemana?’’ ucap Alya
‘’Oh Papa Mama lagi ke Jogja, mengunjungi rumah saudaraku. Biasa…ada arisan keluarga’’ ucap Raya
Disela-sela obrolan bik Minah datang membawa minuman.
‘’Silahkan noooonnnn’’ kata bik Minah
‘’Oh ya bik, gak usah repot-repot’’ kata Fitri
‘’Iya Bik, gak usah repot-repot. Sekalian aja yang di dapur keluarin, hehe’’ ucap Alya bercanda
‘’Aduh non Alya bisa aja kalo ngomong’’ ucap Bik Minah
‘’Maklum Bik, turunan pelawak 80 an’’ ucap Raya
‘’Enak aja!’’ ucap Alya
‘’Udah ah, bibi ke dapur dulu, masih banyak kerjaan. Mari cah yu’’ kata bik Minah sambil meninggalkan ruang tamu
‘’Mari bik” ucap Alya dan Fitri
“Eh daripada boring mending kita nonton film” kata Raya
“Emangnya kamu punya film apa?” ucap Alya
“Pasti Film Horor” ucap Fitri
“Yup betul sekali” jawab Raya
“Judulnya apa” ucap Alya
“Film hantu paling komplit” jawab Raya
“Hah film hantu paling komplit?” ucap Fitri dan Alya
“Iya bentar ya, ku putar dulu filmnya oke” ucap Raya
“Aku pikir cuma merk jamu aja yang komplit, ternyata film setan juga ada yang komplit” ucap Alya
Ketika film diputar, ketiga sahabat itu pun menonton dengan serius, sebenarnya film yang di putar Raya tidak begitu seram karena judulnya, meskipun film hantu, tetap saja ada komedinya, sehingga mereka tidak begitu takut saat menonton.
Ada yang lucu ketika mereka nonton film itu misalnya saat si setan menggoda cewek lewat yang tak lain adalah si manis jembatan gantung.
“Hai cewek godain kita dong” pinta si setan pada cewek yang lewat
“Dasar loe cowok gak bener” kata si manis sambil menampar muka si setan cowok, hingga membuat kepalanya copot dari lehernya
“Kaciaaaan deh loe” ucap para tuyul menertawai si kepala buntung
Hahaha
Alya, Raya, dan Fitri tertawa melihat film itu.
“ Oh iya aku lupa??’’ ucap Fitri
‘’Kenapa beb??’’ ucap Raya
‘’Aku mesti cari buku buat abi, soalnya Abi nitip’’ ucap Fitri
‘’Ya udah, cepetan ke toko buku sana, sebelum tokonya tutup’’ ucap Alya
‘’Kalo begitu aku pergi dulu ya’’ ucap Fitri pamit pada teman-temannya sambil cipika-cipiki
‘’Hati-hati di jalan’’ ucap Raya
‘’Kalo jatuh bangun sendiri’’ ucap Alya
‘’Oke say, wassalamu alaikum’’ ucap Fitri
‘’Waalaikum salam’’ ucap Raya dan Alya
Saat berada di toko buku Fitri pun mencari buku yang diamanatkan abinya.
Setelah mendapatkan buku-buku itu dan membayarnya ke kasir, tiba-tiba dia kebelet ingin buang air kecil lantas menuju toilet.
Ketika di area toilet, Fitri menaruh bungkusan putih isi buku di sebuah kursi depan pintu karena dia melihat ada orang yang menaruh barang yang sama di tempat itu.
Waktu Fitri sedang berada di dalam kamar mandi, ada orang yang mengambil barang yang sama termasuk milik Fitri juga ikut terbawa karena saking buru-buru nya orang itu dengan urusannya.
Fitri pun keluar dari kamar mandi namun sayang ia lupa dengan miliknya. Fitri pergi begitu saja dari toko dan pulang dengan mengendarai taksi. Nah, pada saat mengalami kemacetan itulah ia baru ingat kalo bungkusan isi buku-buku yang dibelinya tadi ketinggalan di kursi depan toilet.
‘’Lho, titipan abi kok gak aku bawa??’’ ucap Fitri bingung sendiri
‘’Kenapa mbak??’’ ucap pak sopir
‘’Ada yang ketinggalan pak, ya udah deh sampai sini saja, nih ongkosnya’’ ucap Fitri
‘’Owalah mbak….’’ ucap pak sopir
Tanpa peduli dengan kemacetan, Fitri berjalan dengan cepat menuju toko buku yang ia datangi tadi.
Sampai toko ia masuk ke dalam dan langsung menuju toilet. Namun barang yang ia cari sudah tidak ada di tempatnya.
‘’Bukunya kok gak ada??’’ ucap Fitri sambil memperhatikan sekitar area toilet hingga ia tanya beberapa orang yang ada disana
‘’Ibu, ibu liat bungkusan plastik putih di atas kursi ini?’’ ucap Fitri pada seorang ibu-ibu
‘’Enggak mbak…’’ ucap si ibu-ibu
‘’Ade liat gak??’’ ucap Fitri lagi
‘’Enggak kak’’ ucap si adik kecil
‘’Oh ya makasih’’ ucap Fitri
Dengan wajah bingung Fitri keluar dari toko dan duduk di teras depan toko.
‘’Aduuuuuhhhh, bukunya dimana ya? Abi pasti marah, Ya Allah bantu hamba untuk mendapatkan buku-buku itu???’’ ucap Fitri sambil berdoa
Dalam kebingungannya ia duduk termenung seperti orang linglung dan tak lama tiba-tiba ada seorang pemuda yang datang menghampirinya.
‘’Permisi mbak" ucap si pemuda
Tapi Fitri masih bengong
‘’Maaf mbak halloooo’’ ucap si pemuda sambil menyentuh bahu Fitri hingga membuatnya terkejut
‘’Astaghfirullah hal adzim" ucap Fitri kaget mengucap istigfar
‘’Mbak cari ini?’’ ucap si pemuda
Bersambung…..