Mia,
gadis yatim piatu yang menerima perlakuan tak adil dari keluarga paman apalagi sepupunya. Dia di bully di Kampus dan di rumah.
Mia menyukai salah satu seniornya.. tapi bukan sambutan yang dia terima.
Mia akhirnya memilih menelan semua pahit yang menggerogoti mulutnya. dia bertekat akan kembali nanti membalas semua perlakuan dan hinaan yang datang kepadanya.
apakah nia akan menemukan kebahagiaan?
apakah ada pria yang mampu meluluhkan hatinya yang sempat keras ?
Mampukah seorang CEO dingin memeluk tubuh ringkih si gadis cantik yang menarik hatinya?
Ini karya kedua aku. semoga kalian suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmebet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan menemuimu
Mia keluar dengan pakaian rapi dan bersih. wajahnya tak menunjukkan kesedihan sedikitpun, orang di luar sana pasti menganggap bahwa hidupnya begitu bahagia dan beruntung berada di keluarga atmaja.
Tidak ada yang tau, di balik kemeja rapi dan rambut panjang hitam dan juga polesan makeup natural itu ada luka yang tidak bisa dia luapkan. tidak tau kepada siapa harus di bagikan. dia menderita sendirian.
"Nona mia.."
"Eh.. selamat pagi mang, mia berangkat dulu" mia memang begitu dekat dengan semua pekerja di rumah atmaja. dia sangat tulus.. siapa saja langsung suka padanya.
Akhir akhir ini mia memang tak lagi di antar supir sama seperti awal awal masuk kuliah dulu. dia lebih menggunakan ojek online atau bus atau bahkan angkot.
Mia begitu bersemangat hari ini, karna nanti akan ada seminar antar beberapa perusahaan. dia ingin memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. dia sudah bertekat menjadi seorang pengusaha.
Walaupun modal nya begitu besar.. entah di umur berapa nanti dia bisa mewujudkannya.
Setelah selesai kuliah, mia langsung merapikan tas nya..
lalu sejenak dia berjalan ke kamar mandi. dia ingin tetap rapi dan cantik saat seminar nanti. walaupun pasti tidak ada yang akan memperhatikan.
.
.
.
"..."
"Bapak ibu hadirin silahkan mengambil tempat duduk masing masing, karena pembicara kita sudah tiba"
Para peserta seminar di ruangan yang besar itu langsung fokus ke depan. mencari tempat duduk yang lebih depan supaya bisa leluasa mendengar dan melihat materi dan pemateri.
Sedangkan mia..
dia memilih duduk di pojokan, syukur dia tidak minus sama sekali. lagipula slide presentasi terlihat jelas dari tempatnya.
Hampir 1 setengah jam kegiatan seminar dan juga tanya jawab itu berlangsung.. mia mendengar dan mencatat yang penting menurutnya. tidak berniat bertanya langsung, dia menikmati hidupnya diskusi dan tanya jawab itu.
Hingga..
Acara sudah sampai ke akhir atau penutup. ada banyak peserta yang ingin foto bersama dengan para pemateri dan juga tamu saat itu.
Grasak grusuk dan bunyi kamera berbunyi. mia merapikan tas dan catatannya.
"Siapa dia?" batin edward saat dia sedang di minta i foto oleh beberapa kolega dari perusahaan lain.
Iya,
edward menjadi salah satu tamu penting di seminar ini. menjelaskan perjalanan karir nya dan pendidikannya kuliah di luar negeri.
Edward tanpa sengaja melihat gadis di pojokan yang hanya diam dan hendak berlalu dari ruangan itu.
edward merasa heran, gadis itu begitu berbeda dengan orang orang di sini. apa gadis itu tidak tau siapa edward wiraguna?? bahkan media banyak mencari cari momen mengambil foto nya.
Atensi edward teralih saat salah satu wartawan meminta wawancara singkat sebentar. dan saat dia ingin melihat mia.. mia sudah pergi. tidak di sudut ruangan itu lagi.
.
.
.
"Mi.. maaf ya, aku gak bisa ikut seminar tadi. aku ke rumah sakit dulu"
"Iya santai kei.. lagian tadi cuma sebentar kok" ujar mia yang awalnya ingin berangkat bersama keisya. tapi kei tadi izin tiba tiba karena adiknya sakit.
"Gimana tadi?" tanya kei penasaran.
"Biasa aja.. materinya keren" sahut mia jujur
"Pematerinya siapa aja? dari perusahaan mana? ganteng gak?" cerocos kei langsung
"Ih kamu kei, selalu kesitu jatohnya. tadi aku duduk di ujung.. gak merhatiin mukanya miring apa enggak" jawab mia bercanda. dia sangat suka membuat kei kesal.. lucu saja menurutnya.
"Iih kamu gak seru banget. harusnya kamu duduk paling depan.. terus minta foto"
"Udah.. yang penting materinya tadi seru" potong mia. karna berdebat dengan kei memang tak bisa menang.
Mereka mengerjakan tugas yang di berikan Ibu Tuti, saling membantu saling mengoreksi. walaupun mia dan kei dari fakultas yang sama, tapi mereka berasal dari kampus yang berbeda. perbedaan sudut pandang membantu mereka saling memberi masukan.
"Akhirnya.. selesai juga." kei meregangkan otot bahunya yang kebas duduk berjam jam fi depan laptop.
Mia menoleh dan tersenyum.
"Kalian sudah boleh pulang, karna kami harus rapat internal nanti" ibu tuti datang ke arah mia dan kei.
"Baik bu.. " jawab dua gadis itu bersamaan.
"Mi.. kamu pulang naik apa? bareng aja yok" kei berjalan di samping mia.
"Kita beda arah kei, aku naik bus aja atau ojek nanti.. gampanglah" jawab mia dengan halus menolak.
"Beneran nih?" kei memang kemana mana selalu mengendarai sepeda motor. dia hanya kasian melihat temannya pulang menunggu angkot atau bus lebih dulu.
"Iyaa.. kamu hati hati yaa" mia dan kei berpisah. mia berjalan menuju halte bus dekat dengan perusahaan wiraguna.
Kemeja dan rok yang masih terihat rapih, membuat mia tampil begitu modis dan bak karyawan kantoran lainnya. bedanya, wajah mia terlihat imut dan muda di banding karyawan lain.
Dia duduk di kursi halte menunggu bus datang.
tapi,
Tak
tak
tak
Mia sontak berdiri, saat pria tua dengan tongkat di tangannya mendekat ke kursi yang sudah penuh di sana.
karna memang ini jam pulang kantor, jadi ramai pengunjung.
"Kakek.. duduk di sini aja" mia dengan hangat meminta kakek dengan tongkat itu mengambil tempat duduknya.
"Aaah.. terimakasih nak" jawab kakek tulus, di balas anggukan oleh mia.
Mia melihat kakek, ah dia jadi teringat mendiang kakeknya.. kakek yang begitu menyayangi nya. memeluknya dan menenangkan saat bella merebut mainannya.
"Kakek menunggu bus tujuan mana?" tanya mia sopan
"Ke dekat pasar x nak" jawab kakek lembut. mia mengangguk paham. kebetulan bus menuju rumah atmaja nanti akan melewati itu, jadi mereka satu tujuan.
Mia sesekali mengajak kakek berbincang bahkan menawarkan air mineral juga snack dari tas nya.
Kakek awalnya menolak, karena merasa tidak enakan.. tapi sifat mia yang memang begitu tulus seperti kepada kakeknya yang dulu. lagi pula kakek itu juga kehausan.. jadilah mereka berbagi cerita dan makanan.
Di sudut lain,
ada satu pasang mata yang melihat tingkah mia. senyum tulus nya dan bahkan sesekali mia memijit betisnya diam diam. supaya kakek tidak merasa sungkan.
Edward,
edward yang sedang menunggu di persimpangan lampu merah melihat gadis yang tadi siang dia lihat saat seminar.
"Cantik.." batin edward tersenyum tipis. sangat tipis.
eh tapi,
"itu gantungan id perusahaan si pria tua itu" mata jeli edward melihat gantungan id yang masih terlihat di leher mia. entah kenapa dia lupa melepasnya.. apa karena buru buru entahlah.
"Apa dia karyawan di sana?" batin edward menerka nerka.
lamunan edward terhenti saat rey kembali melajukan mobil. dia tak lagi bisa leluasa memandang gadis cantik yang mengalihkan pandangannya hari ini.
edward merasa baru melihat mia hari ini. dia tidak ingat pernah bertabrakan dengan mia di toilet..
jelas saja.. edward bertemu banyak orang setiap hari.. tidak mungkin dia mengingat semua satu persatu.
tapi kali ini berbeda,
gadis ini pengecualian.. mia berhasil membuat edward tertarik dua kali hari ini.
"Aku akan menemunimu" batinnya tersenyum samar.
BERSAMBUNG...