Pengingat bahwa Aku tidak akan pernah kembali padamu. "Nico kamu bajing*n yang hanya menjadi benalu dalam hidupku. aku menyesal mengenal dan mencintai mu."
Aku tidak akan bersedih dengan apa yang mereka lakukan padaku. "Sindy, aku bukan orang yang bisa kamu ganggu."
Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku kembali
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari_Andrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak ada yang bisa Mengalahkan ku..
Nisa duduk termenung di depan komputer di kamarnya, matanya menatap layar dengan serius. Dia tahu waktunya sudah sangat terbatas. Jika dia ingin mengalahkan Nico dan menghentikan rencana berbahayanya, dia harus bergerak cepat. Selama ini dia hanya mengandalkan orang lain, tetapi sekarang dia menyadari bahwa untuk melindungi orang-orang yang dia sayangi, dia harus menjadi lebih kuat, lebih cerdas, dan lebih berani.
Dia memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang Nico dan apa yang dia rencanakan. Ponselnya bergetar lagi, kali ini dengan pesan dari Rey.
"Jangan lakukan apa-apa dulu, Nisa. Aku sedang mengumpulkan informasi. Kalau perlu, kita akan hadapi semuanya bersama. Tetapi jangan bergerak tanpa petunjuk."
Nisa menghela napas. Rey selalu ingin melindunginya, tetapi dia tahu bahwa masalah ini bukan hanya soal mereka berdua. Keluarganya terlibat, dan itu membuat segalanya jauh lebih berbahaya. Dia tidak bisa terus menunggu.
Dengan tekad yang baru, Nisa membuka laptop dan mulai mencari data tentang perusahaan Nico, serta orang-orang yang berhubungan dengannya. Meskipun dia tidak memiliki keahlian dalam dunia bisnis atau investigasi, Nisa tahu bagaimana cara mencari informasi yang diperlukan. Setelah beberapa jam menelusuri situs-situs dan jaringan sosial, dia menemukan beberapa jejak yang mengarah pada beberapa orang yang pernah terlibat dalam bisnis kotor Nico.
Kembali ke kampus, Nico mulai merasa ada yang salah. Dia tidak menyangka Nisa akan bergerak begitu cepat. Di luar perkiraannya, Nisa bukanlah gadis yang mudah ditaklukkan. Dengan hati-hati, dia mulai mempersiapkan langkah berikutnya. Dalam sebuah pertemuan di tempat yang terpencil, Nico bertemu dengan beberapa orang yang bisa membantunya mengatasi Nisa. "Kita tidak boleh membiarkan dia tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi," kata Nico dengan nada serius. "Aku harus memastikan dia tidak punya kesempatan untuk melawan."
Nico mulai merencanakan cara untuk menekan Nisa lebih jauh, memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang ada, dan menggunakan orang-orang di sekitarnya untuk mendekatinya. Dia tahu bahwa Nisa bukanlah orang yang mudah untuk dikendalikan, tetapi dia percaya bahwa dengan sedikit manipulasi, dia bisa mengendalikan segalanya.
Sementara itu, Nisa semakin merasa yakin dengan langkah-langkah yang diambilnya. Dia memutuskan untuk bertemu dengan Rey secara langsung. Mereka bertemu di sebuah tempat yang jauh dari keramaian, di mana mereka bisa berbicara tanpa gangguan.
"Ada hal yang perlu aku ceritakan," kata Nisa dengan suara tegas.
Rey menatapnya serius. "Apa yang terjadi?"
Nisa menunjukkan beberapa informasi yang dia kumpulkan, dan Rey mulai menganalisisnya dengan cermat. "Kamu sudah melakukan banyak hal, Nisa. Tapi kita perlu memastikan kita tidak bergerak terlalu cepat. Nico pasti punya rencana besar di balik ini."
"Jangan khawatir," jawab Nisa dengan penuh keyakinan. "Kita akan berhenti hanya ketika dia menyerah."
∆∆
Rey menatap Nisa dengan tatapan tajam, seolah sedang menimbang sesuatu. "Kita harus siap dengan segala kemungkinan. Nico bukan orang yang mudah dikalahkan, dan dia tahu bagaimana memanfaatkan kelemahan orang lain. Kalau kita bisa mengejutkannya, kita punya peluang."
Nisa mengangguk. "Aku tahu. Tapi aku juga tidak bisa terus menerus bergantung pada orang lain. Ini adalah masalah keluarga, dan aku harus menyelesaikannya."
Rey tersenyum tipis. "Kamu sudah lebih kuat daripada yang kamu kira. Aku akan mendukungmu, tapi ingat, kita harus tetap berhati-hati. Tidak hanya Nico, ada juga pihak lain yang bisa jadi ancaman."
Nisa merasa semangatnya terbangun. "Aku siap. Aku akan terus mencari cara untuk melawan mereka. Mereka tidak akan menang."
Setelah pertemuan itu, Nisa mulai mengatur langkah-langkah selanjutnya. Dia menghubungi beberapa orang yang bisa membantu, termasuk teman-teman yang dipercaya, untuk mulai menggali lebih dalam tentang Nico dan siapa saja yang terlibat dalam bisnis kotor itu.
Di sisi lain, Nico merencanakan sesuatu yang lebih besar. Dia sudah tahu bahwa Nisa sedang mengumpulkan informasi, dan dia tidak tinggal diam. Dengan kekuatan yang dia miliki, dia mulai menyusun rencana balasan. Nico tahu bahwa untuk menang, dia harus menghancurkan Nisa dari dalam.
"Nisa sedang bergerak cepat, tapi dia belum tahu bahwa kita sudah jauh lebih siap," kata Nico dengan senyum penuh perhitungan. "Saatnya kita membuat langkah yang lebih besar."
Di ruang kantor yang gelap, Nico duduk di meja dengan layar komputer di depan, melihat detail setiap langkah Nisa. "Tidak ada yang bisa mengalahkan ku," gumamnya dengan percaya diri. "Sekarang, waktunya bermain kotor."
Sementara itu, Nisa merasa semakin dekat dengan jawaban yang dia cari. Setiap langkahnya semakin mendekat pada kenyataan yang tersembunyi. Namun, dia tahu bahwa dia harus tetap waspada. Ini bukan hanya tentang keluarga atau dirinya sendiri, ini tentang menjaga agar semuanya tetap aman.
Ketegangan semakin meningkat saat keduanya, Nisa dan Nico, mulai mendekati garis yang tidak bisa lagi ditarik mundur. Mereka siap untuk bentrok, dan tidak ada yang tahu siapa yang akan keluar sebagai pemenang.
