Angga Juli Syahputra

" Saat Dady tau momy mengandung kamu, " Randy melirik angga.

" Dady bekerja semakin keras dan giat. tak peduli siang ataupun malam. Tak perduli mau panas terik ataupun hujan badai. Dady tetap tidak menyerah demi untuk memenuhi kebutuhan gizi di dalam kandungan momy. Dan dady juga ingin memiliki tempat tinggal yang layak untuk anak kami nanti. " Randy melihat Vina lalu tersenyum.

" Hingga pada suatu hari saat momy kamu akan melahirkan, Dady tidak punya uang sepeser pun untuk membayar biaya persalinan momy di rumah sakit. Sehingga nantinya anak kami harus di tinggal sebagai jaminan. "

Vina mengusap punggung Randy seakan memberikan ketenangan untuk suaminya itu.

Clara yang mendengar kisah pilu dari orang tua nya itu pun matanya kembali berkaca kaca dan langsung berhambur memeluk Randy dan Vina.

Sementara Angga hanya diam di tempatnya, dengan raut wajah yang terlihat sendu.

Kini Clara tengah duduk di pangkuan Randy. Dan Vina yang mengusap ngusap perlahan rambut clara.

" Saat itu Dady prustasi tidak tau lagi harus melakukan apa agar kamu tidak di tahan oleh pihak rumah sakit. " Lanjut Randy yang kini tengah menatap putra sulungnya.

" Di saat Dady sedang bingung dan prustasi, tanpa di duga Dady bertemu dengan orang baik yang ingin membantu Dady bernama Bram Mahesa. Yang kebetulan saat itu juga istrinya sedang menjalani persalinan sama seperti momy. Tapi bedanya istri Bram menjalani operasi sesar. Sementara momy kamu normal. " Ucap Bram yang kemudian mengambil gelas yang berisikan kopi lalu meminum nya.

" Bram Mahesa ? " Tanya Angga memastikan.

" Benar nak, dia juga yang telah membantu Dady menjadi seperti sekarang ini. Kalo Bram tidak memberikan modal usaha kepada Dady mungkin kita masih hidup di jalanan. " Ucap Randy yang membuat Vina kembali menjadi sendu.

" Kalo aku bertemu dengan om Bram kembali, aku akan mengucapkan terimakasih kepadanya karna telah membantu Dady ku. " Batin Angga mantap.

" Hem.. momy ingat gak saat aku terlambat datang menemui momy di ruangan nya Tante sinta ? " Tanya Angga kepada Vina.

" Emang nya kenapa ngga. ? " Tanya Vina balik.

" Saat aku sedang mencari kamar Tante sinta, aku gak sengaja melihat seorang wanita sedang mengamuk di dalam kamar pasien. Terus,, karna aku penasaran aku mendatangi kamar pasien itu, tapi saat aku sampai, wanita itu malah ingin mencoba bunuh diri mom. " Sahut Angga menjelaskan.

" Teruss wanita itu berhasil bunuh diri ? " Tanya Vina penasaran dengan cerita Angga.

" Tidak mom.! " Seru Angga.

" Saat itu aku kesal melihat Tante Siska yang jatuh akibat di dorong oleh wanita itu. Terus aku datangi wanita itu dan mengambil pisau buah lalu ku berikan padanya. " Lanjut Angga meneruskan ceritanya.

" Kenapa malah kamu kasi dia pisau, Angga.. !!? Bukan nya menenangkan nya, kamu malah memberikan jalan untuk wanita itu bunuh diri.." Ucap Vina gemas dengan tingkah anak sulungnya itu.

" Hehe.. habisnya aku kesal mom sama wanita itu.. " ucap Angga cengengesan.

" Tapi kan mom.. saat aku memberikan nya pisau entah kenapa dia tiba tiba menjadi diam mom. Gak melanjutkan ke-inginan nya untuk bunuh diri. " Ucap Angga dengan raut wajah bingung.

" Itu karena dia sebenarnya takut untuk melakukan nya ngga. Mungkin iia tiba tiba sadar saat kamu memberikan nya pisau. " Balas Vina.

" Tapi tunggu...!! Siapa kamu bilang tadi, Tante Siska ?? " Tanya Vina memastikan kalau iia tidak salah dengar.