Teman Tak Kasat Mata

Teman Tak Kasat Mata

Hujan gerimis

Cerita ini berawal saat hujan gerimis, suara air hujan yang turun menimbulkan suara berisik di atas genteng sebuah pabrik garmen.

"Aish, hujan turun, mau istirahat tidak?."

Tanya Jihan salah satu dari karyawan di tempat Aisha bekerja.

"Aku tidak keluar Han, aku mau tidur saja, lagi pula semalam aku tidak bisa tidur."

Jawaban Aisha yang selalu sama dengan hati-hati sebelum nya.

Disaat semua karyawan turun dari lantai tiga dan satu persatu keluar dari pabrik dengan pengamanan satpam yang bertugas untuk memeriksa setiap karyawan yang keluar dari dalam pabrik.

Aisha pun memilih untuk mencari tempat untuk beristirahat dengan tidur dibawah meja yang dia tutup dengan kain, hal ini dilakukan agar dia tidak ditemukan oleh satpam yang selalu datang untuk memeriksa.

"Krek, krek, krek."

Terdengar suara pintu yang seakan dibuka oleh seseorang.

"Apa ada yang tidak keluar untuk beristirahat?, apa hanya perasaan ku saja."

Ucap Aisha di dalam hati nya.

Aisha pun mengira jika suara pintu itu dibuka oleh satpam yang biasa berkeliling untuk mengecek para karyawan, semua karyawan di wajibkan untuk keluar jika jam istirahat.

"krek, krek, krek."

Terdengar suara pintu kembali, membuat Aisha merasa jika ada seseorang yang juga ada bersama nya.

Merasa penasaran, Aisha pun memilih untuk mencari sumber suara itu, dan betapa terkejutnya saat dirinya berdiri di depan pintu kamar yang di gembok.

Saat itu, terdengar suara tangisan yang terdengar dari kamar yang terkunci itu, Aisha pun menjadi ketakutan, apa lagi semua karyawan di larang untuk berada dekat dengan kamar itu.

"Siapa di dalam?, apa kamu sakit?."

Tanya Aisha di depan pintu kamar itu.

Bukannya jawaban, suara tangisannya pun terdengar sangat memilukan, bukan hanya itu, terdengar seperti barang-barang yang sengaja dijatuhkan dari dalam.

"Aku takut hujan, aku takut sendirian."

Ucap seseorang yang kini menjawab pertanyaan Aisha.

"Jangan takut, itu hanya hujan kecil, kamu aman, kita ada di dalam."

Jawab Aisha yang mencoba untuk menyingkirkan rasa takut nya.

Saat itu juga, terlihat seorang gadis berwajah asing, terlihat bukan seperti orang Indonesia yang biasa bekerja di sana.

"Siapa kamu!, kenapa kamu ada disini?."

Tanya Aisha yang mencoba menanyakan pada gadis itu.

"Sakit, sakit, sakit sekali, aku merasa kesakitan saat turun hujan."

Ucap gadis Korea yang berwajah cantik.

"Istirahat lah, hujan ini tidak akan menyakiti kamu."

Jawab Aisha yang mencoba untuk berbicara dengan gadis itu.

Saat Aisha berbicara dengan gadis Korea itu, dia pun langsung ditegur oleh satpam yang sedang berjaga di sana.

"Hei kamu!, kenapa kamu tidak keluar!."

Tegur satpam pabrik pada Aisha.

"Aku sedang puasa pak, jadi tidak keluar."

Jawab Aisha yang berbohong pada satpam yang berjaga.

"Terus kenapa kamu disini!, cepat kembali ke tempat kamu."

Ujar satpam yang menyuruh Aisha untuk kembali ke tempat nya.

Aisha pun menuruti perintah satpam itu, dan berniat untuk berpamitan pada gadis Korea yang dia temui.

"Kemana dia?, kenapa dia tidak kena teguran satpam."

Ucap Aisha dalam hati nya.

"Mana kartu tanda pengenal kamu, bahaya kalau kamu hanya sendiri disini."

Panggil satpam pabrik yang meminta kartu karyawan Aisha.

"Ini pak kartu pengenal saya, tapi saya tidak sendiri pak."

Jawab Aisha yang mengatakan jika dirinya tidak sendiri.

"Aisha salsa bila putri, jadi ini nama kamu?."

Tanya satpam pada Aisha.

"Benar pak, itu nama saya, tapi pak, saya tidak sendiri disini."

Jawab Aisha yang mencari keberadaan gadis Korea itu.

"Oh, jadi kamu tidak sendiri?, mana teman kamu yang lain?."

Tanya satpam yang juga mencari keberadaan seseorang yang dikatakan oleh Aisha.

"Tadi dia disini, dia berwajah asing, cantik sekali, mungkin dia orang Korea pak."

Jawab Aisha yang memuji kecantikan gadis itu.

"Heh Aisha!, tidak ada karyawan lain dari luar, kamu jangan mengada-ada, lebih baik kamu keluar dan beristirahat bersama dengan karyawan lain."

Ucap satpam yang membawa Aisha untuk keluar dari dalam pabrik.

Aisha pun akhirnya menuruti kata-kata satpam, dan berjalan beriringan keluar dari dalam pabrik.

"Pak Doni, kenapa masih ada karyawan di dalam?."

Tegur kepala satpam pada pak Doni.

"Dia tidak keluar dengan alasan sedang berpuasa komandan."

Jawab pak Doni satpam yang bertugas jaga saat itu.

Komandan pun sempat melihat wajah Aisha yang terlihat bingung, matanya masih melihat ke dalam pabrik yang masih terbuka sedikit.

"Kamu jangan buat ulah, kalau waktunya istirahat, kamu juga harus keluar, ingat itu!."

Tegur kepala satpam pada Aisha.

"Baik pak, saya tidak akan mengulangi nya lagi."

Jawab Aisha pada kepala satpam.

Aisha pun diperbolehkan untuk keluar dan beristirahat diluar pabrik seperti yang lainnya.

Aisha yang tidak memiliki teman pun, memilih untuk duduk sendiri di pinggir parkir motor karyawan, disana pun banyak karyawan laki-laki yang sempat melihat ke arah nya.

Tiba-tiba, mata Aisha tertuju pada jendela kaca dilantai tiga tempat nya bekerja.

"Aku sudah bilang, aku tidak sendiri, kenapa satpam itu tidak percaya."

Ucap Aisha yang berjalan tanpa sadar sehingga membuat nya menabrak seorang karyawan laki-laki.

"Heh!, lu punya mata nggak!, kalau jalan lihat-lihat!."

Ucap laki-laki itu pada Aisha.

"Maaf kak, aku nggak sengaja."

Jawab Aisha dengan mata nya yang masih melihat ke arah jendela lantai tiga.

"Lu kalau jalan lihat nya kesini, bukannya ke atas, memang nya ada apa disana?."

Ucap laki-laki yang tidak sengaja Aisha tabrak.

"Gua udah minta maaf!, masih kurang apa lagi, apa lu terluka?."

Tanya Aisha yang kesal dengan sikap laki-laki itu.

"Dasar cewek idiot, nggak usah ngegas juga kali!."

Jawab laki-laki itu yang kini mendekati Aisha.

Melihat teman nya yang terlibat adu mulut dengan wanita, teman laki-laki itu pun langsung melerai nya, dan berusaha untuk menenangkan hati teman nya yang sudah terlanjur emosi.

"Sudah Rey, dia cuma wanita, penampilan nya aja kaya laki-laki."

Tegur seorang laki-laki yang akhirnya bisa melerai mereka.

"Dasar wanita jadi-jadian, awas aja kalau gua sampai ketemu lu lagi!."

Ucap laki-laki yang dipanggil Rey oleh teman nya.

"Rey, sudah lah, nggak ada kerjaan banget sih lu."

Tegur seorang teman lainnya lagi.

"Udah sana lu pergi!, enek gua lihat lu!."

Ucap Rey yang menyuruh Aisha pergi dari hadapan nya.

Aisha pun akhirnya pergi dari parkiran motor itu, dia pun berjalan keluar dari area pabrik, tapi mata Aisha pun kembali melihat ke arah jendela kamar lantai atas.

Terlihat jika gadis itu melambaikan tangan pada nya, Aisha pun membalas dengan lambaian tangannya.

"Stres memang, sebenarnya dia itu kenapa sih."

Tanya Rey yang masih melihat Aisha.

"Woy, ngapain juga lu perhatiin dia, lu suka sama itu cewek?."

Tanya salah satu teman nya.

"Adit!, dia itu bukan tipe cewek gua, lu jangan asal bicara!."

Jawab Rey yang membantah jika dia suka pada Aisha yang baru di jumpai nya.

Mereka pun sontak tertawa, apa lagi dengan wajah Rey yang cukup lumayan dari pada teman-temannya.

Aisha pun bertemu dengan Jihan yang sedang makan siang di depan pabrik.

"Aish, katanya kamu nggak keluar."

Tanya Jihan pada Aisha.

"Ketahuan satpam Han, jadi disuruh keluar."

Jawab Aisha yang duduk di samping Jihan.

''Makan lah Sha, apa kamu tidak lapar?."

Tanya Jihan kembali pada Aisha.

Aisha tidak menjawab pertanyaan Jihan, Aisha terlihat sedang menunggu Jihan menyelesaikan makan siang nya, setelah Jihan selesai, Aisha pun langsung menarik tangan Jihan agar ikut bersama nya.

"Sha, kamu mau kemana?, aku mau beli minuman."

Ucap Jihan yang sempat menolak ajakan Aisha.

''Apa kamu lihat perempuan di jendela lantai atas?."

Tanya Aisha yang menunjuk ke arah jendela.

"Kamu jangan konyol Sha, tidak ada siapa-siapa di sana."

Jawab Jihan yang tidak melihat gadis Korea yang dilihat oleh Aisha.

"Itu ada Han, lihat kesana, dia juga melambaikan tangan nya."

Jawab Aisha yang mencoba untuk membuat Jihan percaya dengan ucapan nya.

Disaat Aisha mencoba menjelaskan pada Jihan, Rey dan kawan-kawan nya pun langsung menegur Aisha.

"Wah bener-bener cari masalah ini anak."

Ujar Adit teman Rey.

"Aisha, kamu ada masalah apa sama mereka?."

Tanya Jihan yang kaget saat mendengar ucapan dari Andi.

"Ais, Apa tadi nama nya?, heh asal lu tahu yah, mending bawa temen lu jauh-jauh dari sini, enek gua lihat nya.

Ucap Rey yang menyuruh Jihan untuk membawa pergi Aisha.

Jihan pun langsung menarik tangan Aisha dan mengajak nya untuk menjauhi karyawan itu.

"Aku tidak mau cari masalah dengan anak-anak itu, sebaiknya kamu urus sendiri masalah kamu, dan jangan bawa-bawa aku."

Ucap Jihan yang merasa takut jika harus berurusan dengan Rey yang merupakan salah satu dari anak yang paling ditakuti di pabrik itu.

"Han, jangan begitu dong, aku nggak ada masalah dengan mereka."

Jawab Aisha yang ditinggal oleh Jihan.

Satu-satunya orang yang sering menyapa nya pun memilih untuk menjauhi nya, membuat Aisha merasakan jika tidak ada seorang pun yang mau berteman dengan nya.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

like plus subscribe untuk karya keren ini 🥰 salam kenal 🙏

2025-04-11

0

putri cobain 347

putri cobain 347

thanks yang udah mau mampir, jangan lupa like komen dan subscribe nya kak🙏🙏

2025-01-16

2

lihat semua
Episodes
1 Hujan gerimis
2 Dianggap gila
3 Bahan bulian
4 Terkunci di toilet pabrik
5 Berteman dengan hantu
6 Dimensi lain
7 Berbicara sendiri
8 Kesurupan massal
9 Tumbal tujuh kepala
10 Gerbang dimensi lain
11 Doa bersama
12 Daging busuk
13 Hilangnya Liana
14 Alibi satpam biadab
15 Kembalinya Ara
16 Mata batin
17 Rahasia Sean
18 Buku harian Ara
19 Keluarga Lee
20 Halusinasi tinggi
21 Pemuja iblis
22 Kebakaran pabrik
23 Korban dan hilangnya nya karyawan
24 Gadis suci
25 Pengorbanan Aska
26 Tertangkap nya Asti dan Sari
27 Hilangnya Rey
28 Mencari liontin Ara
29 Pesan dari Ara
30 Penyesalan
31 Ke putus asa'an
32 Boneka nyonya Lee
33 Penghianatan seorang teman
34 Pemakaman tujuh korban
35 Suasana di kuburan baru
36 Penghuni rumah Sean
37 Pilihan kedua
38 Kamar rahasia
39 Misi Penyelamatan
40 Sosok Seoji
41 Bantuan tak terlihat
42 Penggrebekan
43 Kamar mawar 07
44 Rumah sakit jiwa
45 Mimpi yang nyata
46 Teror di tempat ritual
47 Mimpi yang terulang kembali
48 Pertemuan Aisha dengan dokter David
49 Ungkapan hati
50 Kepolosan Aisha
51 Bertemu dengan Asti
52 Salah paham
53 Meja hijau
54 Pesan singkat
55 Arti sebuah kata
56 Perang hati
57 Kabur dari rumah Sean
58 Tanpa Rey
59 Sekutu Sean
60 Kepergian Asti
61 Kenyataan yang terbalik
62 Tragedi di rumah Sean
63 Terkunci di kamar Sean
64 Pengganti segel
65 Beda agama
66 Keluarga Reynaldi
67 Hilangnya Sean
68 Tabiat buruk pak Hadi
69 Saksi mata
70 Bunuh diri yang janggal
71 Pesan dari kotak hitam
72 Tertangkap nya pak Hadi
73 Pemakaman Danur
74 Terseret ke dunia lain
75 Perpisahan
76 Awal kerja
77 Kosan pak Burhan
78 Di jemput polisi
79 Cerita dalam peristiwa
80 Gangguan di pabrik
81 Keberadaan tumbal segel
82 Keterangan palsu
83 Kedatangan Dani
84 Terawangan
85 Pertemuan Sean dan Rey
86 Gambar tujuh tumbal
87 pembongkaran makam Asti
88 Pesan dari mimpi
89 Ajakan mbok Darmi
90 Seminggu di gunung Lawu
91 Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92 Tantangan dan pantangan
93 Perubahan Aisha
94 Hari ke tujuh
95 Tragedi satu malam
96 Terbujuk rayuan maut
97 Penemuan mayat di gedung kosong
98 Dokter psikopat
99 Terlepas sementara
100 Serangan balik
101 Terjebak rencana Juan
102 Prahara cinta segitiga
103 Kemarahan Juan
104 Pemakaman Rian
105 Gangguan makhluk halus
106 Hidup adalah sebuah pilihan
107 Dosa terindah
108 Jeruji pesakitan
109 Balas dendam pertama
110 Ketakutan Lee soo
111 Kondisi tersulit
112 Siksa neraka dunia
113 Dugaan Rey
114 Keterbukaan seorang narapidana
115 Kembalinya Juan
116 Sean dengan perubahan sikap nya
117 Kembalinya Seoji kembaran Sean
118 Kesaksian Sean yang ditunggu
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Hujan gerimis
2
Dianggap gila
3
Bahan bulian
4
Terkunci di toilet pabrik
5
Berteman dengan hantu
6
Dimensi lain
7
Berbicara sendiri
8
Kesurupan massal
9
Tumbal tujuh kepala
10
Gerbang dimensi lain
11
Doa bersama
12
Daging busuk
13
Hilangnya Liana
14
Alibi satpam biadab
15
Kembalinya Ara
16
Mata batin
17
Rahasia Sean
18
Buku harian Ara
19
Keluarga Lee
20
Halusinasi tinggi
21
Pemuja iblis
22
Kebakaran pabrik
23
Korban dan hilangnya nya karyawan
24
Gadis suci
25
Pengorbanan Aska
26
Tertangkap nya Asti dan Sari
27
Hilangnya Rey
28
Mencari liontin Ara
29
Pesan dari Ara
30
Penyesalan
31
Ke putus asa'an
32
Boneka nyonya Lee
33
Penghianatan seorang teman
34
Pemakaman tujuh korban
35
Suasana di kuburan baru
36
Penghuni rumah Sean
37
Pilihan kedua
38
Kamar rahasia
39
Misi Penyelamatan
40
Sosok Seoji
41
Bantuan tak terlihat
42
Penggrebekan
43
Kamar mawar 07
44
Rumah sakit jiwa
45
Mimpi yang nyata
46
Teror di tempat ritual
47
Mimpi yang terulang kembali
48
Pertemuan Aisha dengan dokter David
49
Ungkapan hati
50
Kepolosan Aisha
51
Bertemu dengan Asti
52
Salah paham
53
Meja hijau
54
Pesan singkat
55
Arti sebuah kata
56
Perang hati
57
Kabur dari rumah Sean
58
Tanpa Rey
59
Sekutu Sean
60
Kepergian Asti
61
Kenyataan yang terbalik
62
Tragedi di rumah Sean
63
Terkunci di kamar Sean
64
Pengganti segel
65
Beda agama
66
Keluarga Reynaldi
67
Hilangnya Sean
68
Tabiat buruk pak Hadi
69
Saksi mata
70
Bunuh diri yang janggal
71
Pesan dari kotak hitam
72
Tertangkap nya pak Hadi
73
Pemakaman Danur
74
Terseret ke dunia lain
75
Perpisahan
76
Awal kerja
77
Kosan pak Burhan
78
Di jemput polisi
79
Cerita dalam peristiwa
80
Gangguan di pabrik
81
Keberadaan tumbal segel
82
Keterangan palsu
83
Kedatangan Dani
84
Terawangan
85
Pertemuan Sean dan Rey
86
Gambar tujuh tumbal
87
pembongkaran makam Asti
88
Pesan dari mimpi
89
Ajakan mbok Darmi
90
Seminggu di gunung Lawu
91
Faustian pact ( perjanjian dengan iblis)
92
Tantangan dan pantangan
93
Perubahan Aisha
94
Hari ke tujuh
95
Tragedi satu malam
96
Terbujuk rayuan maut
97
Penemuan mayat di gedung kosong
98
Dokter psikopat
99
Terlepas sementara
100
Serangan balik
101
Terjebak rencana Juan
102
Prahara cinta segitiga
103
Kemarahan Juan
104
Pemakaman Rian
105
Gangguan makhluk halus
106
Hidup adalah sebuah pilihan
107
Dosa terindah
108
Jeruji pesakitan
109
Balas dendam pertama
110
Ketakutan Lee soo
111
Kondisi tersulit
112
Siksa neraka dunia
113
Dugaan Rey
114
Keterbukaan seorang narapidana
115
Kembalinya Juan
116
Sean dengan perubahan sikap nya
117
Kembalinya Seoji kembaran Sean
118
Kesaksian Sean yang ditunggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!