Memiliki julukan sebagai anak pembawa sial, tak membuat gadis bernama Chessy larut dalam kesedihannya. Ya, anak pembawa sial adalah julukannya sejak dia di lahirkan, karena kelahirannya yang berbarengan dengan kematian kedua orang tuanya.
Kehidupan yang begitu menderita membuatnya tak lantas putus asa, dia selalu meyakinin bahwa akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan setelah penderitaan, dan inilah yang selalu di rindukan Cheesy, Merindukan Pelangi saat hujan.
Dapatkah Cheesy menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di jebak
"Ken, aku mau ke kantin, kamu mau ikut atau tetap disini? Nanti aku belikan makanan untuk kamu." Tawar Cheesy saat jam istirahat tiba.
"Tidak Usah Sy, aku sedang tidak ingin makan apa-apa." Jawab Kenzie.
"Baiklah, aku pergi dulu ya." Pamit Cheesy lalu gegas keluar dari kelas menuju kantin.
"Cheesy, bisa ikut aku sebentar?" Tanya Nadia menghampiri Cheesy.
Nadia adalah sahabat Clara yang berbeda kelas, Clara meminta Nadia untuk memancing Cheesy menemuinya.
"Ada apa ya?" Tanya Cheesy heran, pasalnya dia tidak terlalu mengenal Nadia, dia hanya tau sekilas karena Nadia teman Clara.
"Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, tapi tidak disini. Apa kamu bisa ikut sama aku?" Tanya Nadia.
"Tapi aku ingin ke kantin, bagaimana kalau kita bicara di kantin Saja?" Tawar Cheesy.
"Tidak Sy, di kantin terlalu ramai, aku tidak suka keramaian, aku ingin bicara berdua dengan kamu sebentar saja Sy." Ucap Nadia sedikit memaksa.
"Ya sudah, tapi beneran kan tidak lama?" Tanya Cheesy.
"Tidak, cuma sebentar kok." Ucap Nadia mencoba meyakinkan Cheesy hingga Cheesy akhirnya bersedia mengikuti Nadia.
"Kita mau kemana sih?" Tanya Cheesy saat Nadia terus berjalan di depannya.
"Udah ikut aja, nanti juga tau kok." Jawab Nadia yang tak menghentikan langkahnya.
Nadia terus berjalan membawa Cheesy ke sebuah gudang kosong yang jarang di kunjungi orang.
"Kita ngapain kesini sih?" Tanya Cheesy sedikit curiga.
"Nadia, kita ngapain masuk ke gudang kosong ini." Cheesy kembali bertanya, namun Nadia tak menjawab.
Cheesy mulai mencium bau kecurigaan, Cheesy berputar arah dan hendak pergi, namun Clara dan teman teman yang lainnya datang menghadangnya.
"Mau kemana kamu? Kamu tidak akan bisa lari dari sini." Ucap Clara.
"Kalian mau apa?" Tanya Cheesy ketakutan.
"Sudah berkali kali aku peringatkan untuk jauhi Kenzie, tapi sepertinya kamu tidak pernah menggubris ucapan ku, jadi rasakan akibatnya." Ucap Clara mendorong tubuh Cheesy hingga Cheesy terjerembab ke lantai yang berdebu itu.
Clara dan kawan kawannya segera keluar dari sana lalu segera mengunci pintu gudang, meninggalkan Cheesy sendiri.
Tok Tok Tok
"Clara buka pintunya, Clara aku mohon buka." Teriak Cheesy yang mulai ketakutan saat gudang itu gelap setelah pintunya di tutupi.
"Clara tolong buka, disini gelap, aku takut Clara." Sambungnya terus berteriak.
"Hahaha, rasakan kamu, jadi cewek sok kecantikan banget sih." Ledek Clara.
"Heh cewek pembawa sial, mending kamu itu jauhin Kenzie, supaya Kenzie tidak kena imbas kesialan kamu." Timpal teman Clara yang lain.
"Mending kamu itu intropeksi diri, apa kamu pantas bersanding dengan seorang Kenzie yang notabenenya orang kaya dan anak seorang polisi, sedangkan kamu? Kamu hanya anak pembawa sial dan miskin." Ucap teman Clara yang lainnya.
"Sudah sudah, nanti keburu ada yang melihat, lebih baik kita cepat pergi dari sini." Ucap Nadia yang celingukan takut ada yang melihat tindakan mereka.
Clara berjalan lebih dulu pergi dari sana, lalu di susul dengan teman temannya.
***
"Cheesy kok lama banget ya, padahal sebentar lagi jam istirahat selesai." Gumam Kenzie melirik jam di tangannya.
"Mel, apa kamu tadi lihat Cheesy di kantin?" Tanya Kenzie langsung mendekati Melody yang baru saja datang dari kantin.
"Tidak Ken, aku pikir Cheesy disini nemenin kamu." Jawab melody heran.
"Tadi Cheesy pamit mau ke kantin, tapi sampe sekarang dia belum kembali juga, padahal sebentar lagi jam pelajaran berikutnya." Ucap Kenzie semakin cemas.
"Tapi beneran deh Ken, aku sama sekali ngga lihat Cheesy tadi di kantin." Ucap Melody.
"Ya sudah aku mau cari Cheesy dulu." Pamit Kenzie berlalu.
"Tapi kaki kamu masih sakit Ken." Ucap Melody saat melihat Kenzie yang jalan terpincang-pincang.
Kenzie menoleh lalu berkata, "Tidak masalah, aku masih bisa menahan nya." Ucap Kenzie lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Bel masuk pun berbunyi menandakan Jam berikutnya akan di mulai, Kenzie terus mencari Cheesy yang entah dimana, karena Kenzie sudah mencari di kantin, di toilet dan juga di taman sekolah tidak ada.
"Kamu dimana Sy." Gumam Kenzie lalu mengambil ponselnya dan berniat menghubungi nomor ponsel Cheesy, namun ternyata ponsel itu ada di kelas karena melody yang menerima panggilannya.
"Tolong... Tolong... Keluarkan saya dari sini." Tangis Cheesy yang terus meminta pertolongan berharap ada yang mendengar teriakannya.
Namun posisi gudang yang berada di paling ujung membuat tak ada orang yang lewat disana, sehingga tidak ada yang mendengar teriakan Cheesy.
Cheesy yang merasa lelah karena terus berteriak diam sejenak, dia menelisik gudang yang nampak gelap dan berdebu itu.
"Ya Allah, tolong hamba." Ucap Cheesy yang hanya bisa pasrah.
"Ibu, Ayah... Tolong Cheesy." Lirih Cheesy kemudian duduk dengan memeluk kedua lututnya.
Menelungkupkan wajahnya Cheesy kembali menangis tersedu-sedu.
***
"Melody, apa kamu tau kemana perginya Cheesy dan Kenzie?" Tanya Bu Rifa guru bahasa Indonesia.
"Kenzie tadi mencari Cheesy Bu, karena Cheesy sempat pamit ke kantin tapi ngga balik balik lagi." Jawab Melody.
"Apa Cheesy tidak pergi bersama kamu Mel?" Tanya Bu Rifa.
"Tidak Bu, kebetulan tadi pas jam istirahat aku ke toilet dulu, aku pikir Cheesy sudah ada di kantin jadi dari toilet aku langsung ke kantin, tapi aku tidak melihat Cheesy disana Bu." Jawab Melody.
"Coba kamu hubungi ponselnya." Ucap Bu Rifa.
"Cheesy ngga bawa ponsel bu." Jawab melody yang tadi sempat mengangkat panggilan Kenzie di ponsel Cheesy.
"Kalau begitu kita tunggu saja sampai jam pelajaran ibu selesai, kalau mereka belum kembali, nanti kita cari bersama sama." Ucap Bu Rifa.
Sementara Kenzie saat ini masih terus mencari Cheesy.
"Cheesy... Kamu dimana Sy." Teriak Kenzie saat berada di halaman belakang sekolah.
Kenzie terus berteriak dan berjalan ke depan, Kenzie menangkap dari kejauhan pintu gudang sekolah yang nampak di pasangi gembok dari luar, padahal biasanya pintu gudang itu tidak pernah di gembok.
Melihat keanehan itu Kenzie berjalan mendekati pintu gudang, dan saat melihat gembok itu, Kenzie merasa gembok itu baru terpasang disana, Kenzie pun curiga kalau Cheesy ada di dalam.
"Cheesy... Apa kamu di dalam." Teriak Kenzie sembari menggedor pintu gudang.
Mendengar suara Kenzie, Cheesy yang sudah lemas berusaha berteriak kembali, namun Cheesy yang sudah lemas membuatnya sulit untuk menyahut.
Dengan sisa tenaganya, Cheesy mengetuk pintu meskipun hanya menimbulkan suara yang kecil, namun Kenzie masih bisa mendengarnya.
"Sepertinya Cheesy memang ada di dalam." Gumam Kenzie lalu segera mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk merusak kunci gembok itu.
Kenzie melihat batu dan segera mengambilnya, Kenzie memukul gembok itu berkali-kali dengan sekuat tenaga, dan akhirnya gembok itu pun rusak dan terbuka, dan saat Kenzie berhasil membuka pintu itu, Kenzie menemukan Cheesy yang sudah begitu lemas.
"Cheesy." Lirih Kenzie yang langsung berlari mendekati Cheesy dengan menahan sakit di kakinya.
Cheesy tersenyum melihat Kenzie namun detik berikutnya Cheesy merasa badannya semakin lemah dan akhirnya tak sadarkan diri.
"Cheesy... Bangun Sy, bangun." Ucap Kenzie berusaha membangunkan Cheesy.