Mempunyai suami kaya, tampan, dan juga setia, itu tentu menjadi dambaan oleh semua wanita. Riri Anastasya, ia begitu sangat beruntung di nikahi oleh seorang lelaki yang begitu sempurna, dari segi fisik maupun finansial.
Namun di dalam pernikahannya, Riri merasa bahwa suaminya menyembunyikan sesuatu darinya. Pernikahan yang awalnya berjalan mulus, damai, dan harmonis, menjadi porak-poranda, seketika berubah menjadi kata PERCERAIN, karena Samuel Malio Edwin suami Riri berselingkuh dengan salah satu sahabat istrinya sendiri.
Akankah Samuel memilih Riri, atau malah sebaliknya memilih sahabat istrinya tersebut.
Simak sama-sama yuk cerita mereka.
Jangan lupa tinggalkan jejak, seperti like, comment dan Vote, terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Rencanamu Ri?
Malam begitu terasa sangat dingin, Di dalam kamar Riri sudah terlihat begitu sangat rapi dengan baju yang begitu indah berwarna merah muda di padukan dengan make up yang tidak terlalu tebal, Riri begitu terlihat sempurna bak bidadari turun dari kayangan.
Mita yang mendapat pesan dari bosnya pun lebih dulu datang di istana megah tersebut, Mita yang sedang menemani Riri pun kembali di buat bingung, tidak hanya bingung bahkan Mita di buat kagum dengan isi ruangan kamar seorang direktur perusahaan besar tersebut.
"Gila.. ini kamar apa kerajaan besar banget." Mita yang terus menatap ke setiap sudut ruangan kamar. "Apa pak Sam bodoh, bisa-bisanya meningal kan wanita sehebat dan secantik bu Riri, dan lebih memilih karyawan biasa, bahkan cantiknya di bawah rata-rata, apa dia tidak menyesal meninggalkan berlian demi sebuah batu sungai." Mita yang terus berbicara sendiri.
Riri yang masih duduk di meja rias pun seketika beranjak dari kursinya. "Ngomongin orang tu di depannya, jangan di belakangnya, percuma dong orangnya gak denger." ucap Riri sambil tersenyum.
Mita yang mendengar ucapan Riri seketika tersadar. "Eh.. engga bu, maaf."
"Gak pa-pa, apa aku sudah cantik?." tanya Riri sambil memutar tubuhnya.
"Ah ibu, ibunya gak pakai apa-apa juga sudah cantik dari sononya buk." puji Mita sambil tersenyum.
"Bahkan tidak pakai baju aku juga cantik gitu maksut kamu."
"Bukan begitu buk, maksut saya ibu natural tanpa make up saja sudah cantik." jelas Mita.
Riri yang mendengar ucapan Mita hanya tersenyum."Terimakasih ya Mit, sudah memilihkan baju untuk saya malam ini."
"Iya buk, tapi saya bingung memang ada acara apa malam ini buk, apa ada party?." tanya Mita yang masih bingung.
"Iya, party penyambutan untuk tuan Samuel yang terhormat." jawab Riri.
"Apa ibu akan menerima tuan Samuel lagi di rumah ini?."
"Lihat saja nanti, permainan apa yang saya akan mainkan di depan suami saya." Riri yang tersenyum kecut.
Mita yang mendengar ucapan bosnya pun hanya mengangguk pelan.
"Ya sudah ayo keluar, para tamu akan segera datang." Riri yang sudah berjalan keluar dari kamar.
Di luar rumah, Alex baru saja tiba di kediaman Riri dengan menggunakan mobil mewah nya yaitu lamborghini berwarna kuning. Alex segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, saat masuk ke dalam rumah Alex sudah di sambut oleh beberapa karyawan Riri.
"Selamat malam tuan." sapa salah satu karyawan di rumah tersebut.
"Malam, apa Riri di dalam?." tanya Alex.
"Iya tuan, mari saya antarkan masuk."
Alex pun berjalan masuk ke dalam rumah, saat masuk ke dalam Alex melihat rumah tampak sepi tidak ada tanda-tanda adanya party atau acara apapun, namun Riri memberi tahu dirinya bahwa malam ini ia sedang mengadakan acara yang meriah di rumahnya.
"Hallo Lex, kamu sudah datang?." Tanya Riri yang sedang menuruni anak tangga dengan Mita mengikutinya dari belakang.
Alex yang mendengar suara Riri pun mendongakkan wajahnya ke atas, Alex melihat Riri begitu sangat cantik dan anggun menggunakan dres pendek di atas lutut.
"Katanya kau sedang mengadakan acara, tapi kenapa sepi?." tanya Alex.
"Iya, sebentar lagi papa dan mamaku akan datang, ayo duduk kita tunggu mereka di ruang tamu saja." jelas Riri yang berjalan lebih dulu menuju ke ruang tamu.
"Papa dan mama?." tanya Alex yang masih berdiri di tempat.
Riri pun memberhentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Alex."Bukankah kemarin aku sudah bilang akan kembali ke rumah ini." ucap Riri sambil menatap Alex yang tidak jauh darinya.
"Apa maksut mu Ri, aku tidak paham, apa kamu akan berdamai dengan Samuel, dan membicarakannya secara kekeluargaan?." tanya Alex.
"Sudah jangan banyak bertanya, nikmati saja pertunjukan malam ini." Riri yang kembali berjalan menuju ke ruang tamu
Samuel yang tidak mendapat jawaban dari Riri pun mencoba bertanya kepada Mita. "Mit, apa rencana Riri?."
"Saya juga tidak paham tuan, ibu Riri juga tidak memberi tahu saya." jawab Mita.
"Baiklah." Alex yang sedikit mengangguk.
Mita pun kembali berjalan untuk mengikuti Riri, dan di susul oleh Alex. Saat mereka ber tiga sudah duduk di sofa, tiba-tiba dari arah luar terdengar suara seseorang.
Saat Alex menoleh ke arah pintu, Alex melihat kehadiran dua sepasang pembisnis besar masuk ke dalam rumah yaitu tuan Hadiwinata dan nyonya Tata Anastasya selaku orang tua dari Riri, Alex juga melihat kehadiran orang tua Samuel yaitu tuan Wijaya dan nyonya Amalia Wijaya.
Alex yang melihat ke hadiran mereka seketika terkejut, tidak hanya Alex, Mita pun tidak kalah terkejutnya.
"Orang tua ku, dan mertuaku sudah datang." ucap Riri yang seketika beranjak berdiri.
Alex yang masih bingung pun seketika sedikit mendekat ke arah Riri. "Apa yang kamu rencanakan Ri, sehingga kamu memanggil orang penting seperti mereka?." ucap Alex lirih di samping Riri.
Riri tidak lagi menjawab pertanyaan dari Alex, ia pun berjalan untuk menyambut kedua orang tuanya dan juga kedua mertuanya.
"Selamat datang pa, ma, ayah, dan juga bunda." Riri yang menyambut mereka ber empat dengan senyuman yang manis.
"Loh.. katanya ada party, kok di dalam kosong gak ada apa-apa?." tanya nyonya Tata Anastasya.
"Acara nya sederhana saja ma." jawab Riri.
"Menantuku ini dari dulu memang tidak berubah, selalu bersikap sederhana, padahal anak dari pemilik batu bara terbesar di kota ini." puji tuan Wijaya sambil mengusap pundak menantunya.
"Terimakasih ayah." ucap Riri sambil tersenyum kepada mertuanya.
"Kamu semakin cantik dan gemuk sayang, apa sudah ada calon penerus keluarga Hadiwinata dan Wijaya di dalam sana?." tanya nyonya Amalia sambil mengusap perut rata Riri.
Riri yang mendengar ucapan ibu mertuanya pun hanya tersenyum, dan tidak menjawab apa-apa. "Ayo silahkan duduk." ucap Riri yang mengalihkan pembicaraan.
Saat mereka ber empat akan duduk, Tuan Hadiwinata di kagetkan dengan kehadiran Alex. "Wah.. ternyata kamu juga menghadirkan pembisnis muda tersukses di kota ini Ri?." ucap tuan Hadiwinata.
Alex pun seketika mendekat ke arah tuan Hadiwinata dan tuan Wijaya. "Selamat datang tuan Hadiwinata dan tuan Wijaya." sapa Alex.
"Seharusnya saya yang bilang selamat datang di rumah anak saya tuan Alexsander Manuel Exo, pemilik perusahaan properti dan Owner cafe besar di kota ini." sapa tuan Hadiwinata.
"Terimaksih tuan, suatu kehormatan untuk saya bisa datang dan bergabung dengan pembisnis besar seperti tuan-tuan ini." Alex yang juga tersenyum di depan ayah dan mertua Riri.
Mereka semua pun sudah duduk di ruang tamu yang begitu megah dan mewah sambil berbincang-bincang.
"Loh.. kok sepertinya ada yang kurang, di mana suamimu Ri?." tanya nyonya Tata Anastasya yang menyadari tidak ada menantunya.
"Ah.. mas Sam masih di jalan ma." jawab Riri.
"Apa suamimu masih bekerja malam-malam begini?." tanya nyonya Tata Anastasya lagi.
"Iya ma, karena mas Sam sedang membawa kejutan kemari untuk mama, papa, ayah dan juga bunda." jelas Riri sambil tersenyum.
"Benarkah, wah.. Samuel memang menantu yang sangat luar biasa, selain tampan dan cerdas ia juga harmonis." puji nyonya Tata Anastasya.
"Anak siapa lagi jeng, anak saya." sahut nyonya Amalia di depan nyonya Tata Anastasya.