NovelToon NovelToon
Pesan Masa Lalu

Pesan Masa Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Mengubah sejarah / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:796
Nilai: 5
Nama Author: aaraa

Seorang wanita yang hilang secara misterius, meninggalkan jejak berupa dokumen-dokumen penting dan sebuah jurnal yang penuh rahasia, Kinanti merasa terikat untuk mengungkap kebenaran di balik hilangnya wanita itu.

Namun, pencariannya tidak semudah yang dibayangkan. Setiap halaman jurnal yang ia baca membawanya lebih dalam ke dalam labirin sejarah yang kelam, sampai hubungan antara keluarganya dengan keluarga Reza yang tak terduga. Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu? Di mana setiap jawaban justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan.

Setiap langkah membawanya lebih dekat pada rahasia yang telah lama terpendam, dan di mana masa lalu tak pernah benar-benar hilang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aaraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertunjukan Wayang

Matahari baru saja terbit ketika Kinanti sampai di sekolah lebih awal karena ia punya jadwal piket kelas, dan sebagai siswi teladan, ia tidak pernah terlambat. Sambil berjalan, pikirannya melayang pada petualangan mereka di rumah sakit tua kemarin. Misteri Kartika semakin dalam, dan kini mereka harus memecahkan Pupuh Maskumambang untuk menemukan petunjuk di kamar 318.

Sesampainya di gerbang sekolah, ia melihat tim basket sedang berlatih di lapangan. Reza dan Dimas tampak serius berlatih untuk pertandingan minggu depan. Tanpa sadar, langkah Kinanti melambat saat melewati lapangan. Matanya mengikuti gerakan Reza yang dengan lincah memasukkan bola ke ring.

"Ehem," Nadia tiba-tiba muncul di sampingnya dengan kamera di tangan. "Pagi-pagi sudah melamun, nih?"

Kinanti tersentak. "Apaan sih? Aku cuma... mengagumi teknik basketnya."

"Teknik basket atau orangnya?" goda Nadia sambil memotret aktivitas tim basket untuk mading sekolah.

Sebelum Kinanti sempat membantah, Reza berlari ke arah mereka. "Hei!" sapanya dengan nafas terengah. "Kalian datang pagi sekali."

"Piket," jawab Kinanti singkat, berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya.

"Oh iya," Reza mengusap keringat di dahinya. "Nanti sepulang sekolah jangan lupa kumpul di perpustakaan. Bu Ratna sudah menemukan informasi baru tentang Pupuh Maskumambang."

Saat bel masuk berbunyi, mereka berpisah menuju kelas masing-masing. Kinanti berusaha fokus pada pelajaran, tapi pikirannya terus melayang pada misteri yang belum terpecahkan. Saat istirahat, ia memilih untuk membaca ulang buku harian Maryam di perpustakaan.

"Boleh duduk di sini?" suara Reza mengejutkannya. Tanpa menunggu jawaban, ia sudah menarik kursi di sebelah Kinanti.

"Tumben ke perpustakaan?" tanya Kinanti.

"Ada tugas OSIS. Minggu depan ada festival budaya, dan kami berencana mengadakan pertunjukan wayang," jawab Reza sambil mengeluarkan beberapa berkas. "Sebenarnya aku juga mau diskusi sesuatu denganmu."

Jantung Kinanti berdebar. "Diskusi apa?"

"Tadi pagi aku dapat pesan baru," Reza menunjukkan ponselnya. "Sepertinya ada hubungan antara pertunjukan wayang dan jaringan Kartika."

Pesan itu berbunyi:

Dalang tidak hanya memainkan wayang, tapi juga menyampaikan pesan. Datanglah ke pertunjukan Ki Sudarna malam ini di Taman Budaya. -K

Sepulang sekolah, keempat sekawan berkumpul di perpustakaan. Bu Ratna sudah menunggu dengan setumpuk buku tentang kesenian tradisional.

"Wayang bukan sekadar hiburan," jelas Bu Ratna.

"Di masa perjuangan, pertunjukan wayang sering digunakan untuk menyampaikan pesan rahasia. Para dalang menyisipkan kode dan informasi dalam cerita yang mereka bawakan."

"Jadi kita harus nonton wayang malam ini?" tanya Dimas yang masih berkeringat setelah latihan basket.

"Bukan hanya nonton," Nadia menunjukkan hasil penelusurannya di internet. "Ki Sudarna yang disebutkan dalam pesan itu... dia masih hidup! Dan beliau adalah dalang yang sering pentas pada masa perjuangan."

"Tapi bagaimana dengan Pupuh Maskumambang?" tanya Kinanti. "Bukankah kita harus memecahkan kodenya dulu sebelum ke kamar 318?"

"Mungkin jawabannya ada di pertunjukan wayang nanti malam," kata Bu Ratna. "Ki Sudarna pasti tahu sesuatu."

Malam itu, mereka berkumpul di Taman Budaya. Nadia sibuk memotret persiapan pertunjukan, sementara Dimas mencari tempat duduk yang strategis. Reza dan Kinanti ditugaskan membeli tiket.

"Kamu suka wayang?" tanya Reza saat mereka mengantri.

"Sejujurnya, ini pertama kali aku nonton langsung," jawab Kinanti. "Biasanya cuma lihat di TV."

"Sama," Reza tersenyum. "Tapi entah kenapa, aku merasa excited."

Kinanti mengangguk, berusaha menyembunyikan debaran jantungnya yang semakin kencang setiap kali Reza tersenyum padanya.

Pertunjukan dimulai. Ki Sudarna membawakan kisah Kumbakarna, tokoh Ramayana yang meski berada di pihak yang "salah", tetap setia membela tanah airnya. Ada sesuatu yang berbeda dalam cara Ki Sudarna bercerita. Di antara dialog para tokoh wayang, ia sering menyisipkan pupuh-pupuh tradisional.

"Dengarkan baik-baik," bisik Bu Ratna. "Pupuh yang dinyanyikan ini..."

"Maskumambang!" seru Kinanti pelan. "Itu Pupuh Maskumambang!"

Mereka mencatat setiap bait Pupuh Maskumambang yang dinyanyikan. Ada delapan bait, persis seperti yang dijelaskan dalam buku catatan kemarin. Setiap bait seperti menyimpan petunjuk tersembunyi.

Di tengah pertunjukan, Reza berbisik pada Kinanti, "Lihat properti wayangnya. Ada yang aneh dengan pola batik di layarnya."

Kinanti memperhatikan lebih seksama. Benar saja, ada pola berulang yang tampak seperti... kode!

Setelah pertunjukan selesai, mereka menemui Ki Sudarna di belakang panggung. Sang dalang yang sudah berusia 80 tahun lebih itu tersenyum penuh arti saat melihat mereka.

"Akhirnya kalian datang," katanya. "Kartika sudah memberitahu saya bahwa kalian akan mencari tahu tentang Pupuh Maskumambang."

"Bapak kenal Kartika?" tanya Kinanti antusias.

Ki Sudarna mengangguk. "Dulu, setiap kali saya pentas, dia selalu ada di antara penonton. Kami menggunakan pertunjukan wayang untuk menyampaikan pesan rahasia. Pupuh Maskumambang adalah salah satu kodenya."

"Apakah bapak bisa membantu kami memecahkan kodenya?" tanya Reza. "Kami perlu membuka rahasia di kamar 318."

"Ah, kamar 318," Ki Sudarna tersenyum nostalgis. "Tempat Maryam menyimpan arsip terpenting. Dengarkan baik-baik pupuh yang saya nyanyikan tadi. Jawabannya ada di sana."

Dalam perjalanan pulang, mereka mampir ke kedai es krim langganan untuk mendiskusikan petunjuk yang mereka dapat. Nadia sibuk mengurutkan foto-foto pola batik yang ia ambil, sementara Dimas mencatat setiap bait Pupuh Maskumambang.

"Jadi," Kinanti membuka catatannya, "kita punya delapan bait Pupuh Maskumambang dan pola batik yang sepertinya adalah kode. Tinggal mencocokkan keduanya."

"Dan besok kita bisa mengunjungi kamar 318!" tambah Dimas bersemangat.

"Tapi harus sepulang sekolah," kata Reza. "Besok pagi aku dan Dimas ada latihan basket, siangnya rapat OSIS untuk festival budaya."

"Aku juga ada jadwal foto untuk mading," tambah Nadia.

"Tidak masalah," kata Kinanti. "Aku akan coba pecahkan kodenya dulu malam ini."

Reza menatap Kinanti dengan kagum. "Kamu memang paling pintar soal teka-teki begini."

Kinanti tersenyum malu, sementara Nadia dan Dimas bertukar pandang penuh arti.

Malam itu, sebelum tidur, ponsel Kinanti tiba-tiba bergetar. Ada pesan masuk dari Reza ternyata.

"Makasih ya sudah membantu urusan OSIS juga. Basketku agak berantakan gara-gara sibuk ngurusin festival, tapi kamu selalu bantu nyiapin proposal dan sebagainya."

Kinanti tersenyum sembari membalas

"Sama-sama. Kamu juga sudah banyak bantu aku mecahin misteri Kartika."

"Baik, istirahatlah. Jangan sampai karna pencarian ini, kamu jadi sakit karna tidak cukup istirahat." Balas Reza lagi.

Kinanti tersipu membaca pesan terakhir itu. Di tengah misteri yang semakin rumit, sepertinya ada misteri lain yang mulai terkuak di hatinya.

Sambil memeluk bantal, ia membaca ulang catatan Pupuh Maskumambang. Delapan bait yang akan membawa mereka semakin dekat pada rahasia Kartika. Dan mungkin, petualangan ini juga akan membawanya semakin dekat dengan seseorang yang diam-diam mulai mengisi hatinya.

1
Rezzy Ameliya
semangat selalu kaaa, terimakasih sudah mampir
Iramacinta
kak keren banget dilanjut terus ya karyanya...❣️❣️❣️
mndnll
keren kak ceritanyaa bagus sekalii semangat kak
salsa
bagus banget ceritanya aku suka /Scream/
Kandi
like
Riiiiee
yeayyy akhirnya ketemu
TENANG
keren ceritanya semngat terus melanjutkan ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!