NovelToon NovelToon
Dendam Berbalas Madu

Dendam Berbalas Madu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Minami Itsuki

Sinopsis

Caca, adik ipar Dina, merasa sangat benci terhadap kakak iparnya dan berusaha menghancurkan rumah tangga Dina dengan memperkenalkan temannya, Laras.

Hanya karena Caca tidak bisa meminta uang lagi kepada kakaknya sendiri bernama Bayu.


Caca berharap hubungan Bayu dan Laras bisa menggoyahkan pernikahan Dina. Namun, Dina mengetahui niat jahat Caca dan memutuskan untuk balas dendam. Dengan kecerdikan dan keberanian, Dina mengungkap rahasia gelap Caca, menunjukkan bahwa kebencian dan pengkhianatan hanya membawa kehancuran. Dia juga tak segan memberikan madu untuk Caca agar bisa merasakan apa yang dirasakan Dina.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7 TIDAK BEBAS

Seperti biasa, jika keadaanku sedang kacau. Aku akan menghabiskan waktu bersama teman-teman di luar. Walau mertuaku terus saja melarangnya.

"Jadi istri jangan suka keluyuran keluar rumah, urus suami dan pekerjaan rumah. Siapkan kebutuhanya," katanya beberapa hari yang lalu.

"Tapi kan di rumah ini sudah ada art, untuk apa aku urus rumah. Toh, mereka sudah digaji setiap bulannya!" balasku tak mau kalah, sudah bosan aku mendengar ceramah mertua yang sangat cerewet dan selalu ikut campur urusanku.

Seperti biasa, mertua bergerutu dan memberi ancaman, "kalau seperti ini…lama-lama anakku bisa mencari istri yang lain, supaya kam, sadar kamu itu hanya bisa menghabiskan uangnya saja."

Kembali lagi sepertu semula, aku tidak peduli dengan ucapannya. Yang jelas tugas menjadi istri Mas Danu hanya bersenang-senang. Dan menghabiskan uangnya setiap hari.

Ketika aku memberitahukan kepada suamiku, Mas Danu, bahwa hari aku ingin pergi ke mall untuk berbelanja barang-barang branded dan bersenang-senang, tanpa aku duga, mertua yang mendengar percakapan itu langsung memberi reaksi yang sangat keras. Mereka, yang selama ini lebih suka menjaga jarak, kali ini tampaknya tidak bisa menahan diri.

Mertua langsung mengucapkan kata-kata tajam yang membuatku terkejut. "Caca, kamu tahu kan kalau hidup itu bukan hanya tentang berpesta dan berbelanja barang-barang mahal? Kalau kamu terus seperti ini, bisa-bisa Danu akan mencari istri yang lebih bijak dan lebih tahu bagaimana mengelola keuangan keluarga. Jangan sampai keinginanmu untuk bersenang-senang merusak masa depan kita," kata ibu mertuaku dengan nada yang penuh ancaman. Selalu saja yang keluar kata-kata ancaman untuk menakutiku.

Ayah mertuaku juga ikut menambahkan, "Kamu harus lebih bijaksana, Caca. Uang bukan segalanya. Jangan hanya fokus pada barang-barang branded. Jika kamu terus seperti ini, kita tidak akan bisa mendukungmu lagi."

Aku merasa benar-benar terhina oleh kata-kata itu. Rasanya seperti mereka ingin menggugat kehidupanku, merendahkan cara hidupku yang menurut mereka terlalu boros. Tetapi ancaman yang paling menggigit datang dari ibu mertuaku, yang dengan tegas berkata, "Kalau kamu tidak bisa berubah, Danu bisa saja mencari perempuan yang lebih baik, yang tahu bagaimana menjaga keluarganya. Jangan sampai kamu kehilangan semuanya karena kebiasaanmu yang berlebihan."

Kali ini ancamannya mampu membuat mengiris hatiku. Seperti ada yang mengingatkan betapa aku bisa terancam jika terus mempertahankan gaya hidup yang mereka anggap tidak bijaksana.

Namun, ada juga rasa marah yang muncul dalam diriku. Seharusnya aku bisa bebas untuk menikmati hidup tanpa dihakimi atau dibatasi seperti ini.

Aku berusaha tetap tenang dan mengendalikan emosi. "Kita akan lihat saja nanti," jawabku dengan ketegasan, meskipun dalam hati aku merasa semakin terpojok.

Ancaman dari mertuaku ini semakin memupuk dendam dan keinginan untuk berbuat lebih banyak, tapi aku tahu aku harus lebih berhati-hati dengan langkah-langkah berikutnya.

Ketika kata-kata tajam dari mertuaku semakin membanjiriku, hal yang lebih menyakitkan datang ketika mereka mulai membahas soal kehamilan.

Setiap kali kami berkumpul, selalu ada saja pertanyaan yang tak bisa lepas dari mulut mereka, yang semakin membuatku merasa tertekan.

Ibu mertuaku menatapku dengan tatapan tajam dan, seperti biasa, dia mulai dengan pertanyaan yang sudah sering aku dengar, "Caca, sudah lima kamu tahun menikah, ya? Kapan nih kamu dan Danu akan memberi kami cucu? Kami sudah mulai khawatir, kok belum ada tanda-tanda kehamilan. Jangan cuma meminta uang saja ke pada Danu, berikan juga dia keturunan."

Aku bisa merasakan dada ini sesak setiap kali mendengar kata-kata itu. Sudah lima tahun sejak aku menikah dengan Mas Danu. Mertuaku tidak tahu, bahwa aku sengaja menggunakan KB dan suamiku tahu itu dari pertama menikah.

Ayah mertuaku juga ikut menyela, "Iya, Caca. Kami berharap kamu bisa segera hamil. Kami sudah cukup tua, kami ingin melihat cucu-cucu kami sebelum kami semakin tua. Jangan membuat kami kecewa."

Aku merasa sakit hati mendengarnya. Aku tahu mereka hanya ingin yang terbaik, tapi tidak ada yang bisa mengerti betapa perasaanku terluka setiap kali mereka membicarakan masalah ini.

Aku sudah merasa cukup terbebani dengan tekanan dari suamiku dan dari mereka, tapi tetap saja mereka merasa berhak untuk mengingatkan aku tentang hal itu.

Mas Danu yang mendengarnya tampak cemas, dia menatapku dengan pandangan yang sedikit ragu. "Caca, kita sudah berusaha, kan? Mungkin memang ada alasan kenapa belum dikaruniai anak. Jangan terlalu dipikirkan," katanya mencoba menenangkan suasana, meskipun nada suaranya juga terdengar sedikit terbebani.

Namun, kata-kata mertua tidak berhenti begitu saja. "Tapi Caca, kamu harusnya lebih serius mengurus diri sendiri. Coba cek lagi, mungkin ada yang perlu diperbaiki," kata ibu mertuaku dengan nada yang lebih tegas. "Kamu harus menjaga tubuhmu agar siap untuk hamil. Jangan terlalu banyak menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak penting."

"Kalau ada yang bisa dibantu, kasih tahu aja, Caca. Kita semua ingin melihat kamu bahagia," ujar Danu lagi, mencoba menenangkan suasana.

Tidak mungkin suamiku mengatakan, bahwa aku sedang memakai KB untuk mencegah kehamilan di depan kedua orangtuanya.

Tapi aku hanya mengangguk, berusaha menahan emosi yang mulai memuncak. "Terima kasih, Pah," jawabku, meskipun kata-kata itu terasa hambar di mulutku. Aku tahu, meskipun aku tidak menginginkan ini, tekanan yang datang darinya akan terus ada, dan aku harus menemukan cara untuk menghadapinya.

Aku sering berpikir, jika aku punya anak, segala kebebasan itu akan hilang. Aku tidak bisa lagi pergi kemana-mana sesuka hati, atau menghabiskan waktu berjam-jam di mall mencari pakaian yang sempurna.

Aku takut tubuhku akan berubah, dan aku tidak siap kehilangan penampilan itu. Melahirkan, mengurus anak, semua itu akan menyita waktuku dan membuatku terikat dengan rutinitas yang tidak aku inginkan.

Melihat aku semakin terpojok dengan perkataan orang tuanya, Mas Danu akhirnya memutuskan untuk memberi dukungan dengan cara yang berbeda.

Ia tahu betapa beratnya bagiku mendengar desakan dari mertuanya, terutama soal kehamilan yang terus menjadi pembicaraan. Aku bisa merasakan ketegangan di udara, dan meskipun aku merasa tidak nyaman dengan semuanya, Danu tahu bagaimana cara untuk menenangkanku.

"Ini," kata Danu sambil menyerahkan sebuah kartu kredit kepadaku. "Gunakan ini untuk belanja apa pun yang kamu inginkan. Jangan pikirkan apa yang dikatakan orang tuaku. Aku ingin kamu bahagia."

Aku terkejut, namun rasa terima kasih langsung mengalir dalam diriku. Kartu kredit ini adalah kebebasan yang selama ini aku cari. Meskipun mertuaku selalu mengkritik cara aku mengelola uang, suamiku selalu menunjukkan bahwa dia mendukungku, dan itu membuatku merasa sedikit lega.

Aku tahu ini adalah cara Mas Danu untuk menunjukkan perhatian, meskipun aku tahu mungkin ada kekhawatiran dalam hatinya tentang bagaimana aku akan menggunakannya.

Namun, ketika mertuaku mendengar bahwa Danu memberikanku kartu kredit, mereka tidak bisa menahan komentar mereka. "Danu, kamu terlalu baik pada Caca. Jangan sampai uang itu membuatmu terjebak dalam gaya hidup yang berlebihan. Kamu harus lebih tegas," ujar ibu mertuaku dengan nada yang agak keras.

1
gaby
Gantian dong Pov nya, jgn pov nya Caca mulu Smua tokoh dbuat Pov nya, atau utk meminimalisir babnya Pake Pov othornya. Gimana nasib rmh tangga Laras, Dina , & Bayu. Apakah Bayu ga dpt karma??? Aq sih berharap smua tokoh jahatnya dpt karma. Di mulai dr Laras, Bayu, Caca, Danu, & terakhir Belinda. Danu & Belinda jg salah dah slingkuh sblm nikah. Seburuk apapun istri, kalo ga bisa di nasihatin mending di cerai drpd d slingkuhin. Intinya apapun masalah dlm rmh tangga, selingkuh adalah kesalahan fatal yg ga bisa d maafkan
Erni Nofiyanti
adakah campur tangan Dina.
kadang kasian Ama Caca, tp kenapa dia ngga mikir y gimana perasaan Dina. yg skg dia alami.
Erni Nofiyanti
disini kenapa kesan nya si Caca Ama Laras yg di zolim y.
apa Caca ngga sadar ini ulahnya.
Yana Phung
ternyata makin dibaca makin seru
makin merasa terzolimi padahal dia sendiri pelakunya
Sinni AhmaDi
lah kocak x kalian....org licik menghancurkn RT org lain.....malah macak jadi korban🤣🤣
stela aza
si Caca bisanya cuma ngadu domba doank ,, Thor sudahin j rumah tangga si Dina biar dia lepas dari keluarga suaminya ,,
Sinni AhmaDi
Thor q ko penasaran.....kira2 suami Dina dapet karma gak ya
gaby: Ga bakalan dpt karma, berkaca dr novel sblmnya yg judulnya kembalinya mantan. Sang pria yg slingkuh sama mantan, endingnya bahagia dpt istri baru yg nerima dia apa adanya. Kalo feelingku endingnya jg sama, cm pelakor yg hancur, tp suami pengkhianat malah dpt istri baru
total 1 replies
stela aza
kapok kamu Caca,, bilang g merusak rumah tangga orang lain padahal rumah tangga kakanya sendiri di rusak sama dia ,,, Thor nunggu kelanjutan cerita si Dina sama suaminya ,, semoga Dina tau kalau suaminya udh nikah lagi Ama laras
Sinni AhmaDi
mengapa ya Dina mempertahankan mati2an lakinya...padahal lakinya pria plin plan
stela aza
keluarin j kartu AS di Caca biar kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!