Sang Pemilik Teratai Bulan Sabit

Setelah menunggu cukup lama akhirnya giliran Chu Hua yang menunjukkan batas kekuatan nya saat ini.

Guru yang bertugas pun menyuruh Chu Hua untuk meletakkan telapak tangannya di sebuah batu cahaya.

Saat tangan Chu Hua sudah di letakan di atas batu cahaya, tiba tiba warna batu itu berubah menjadi hijau dan Chu Hua ada di Rana raja, ia pun lolos di babak pertama.

Selanjutnya murid lain melakukan hal sama tapi gagal, hingga akhirnya Anhe yang maju, ia memberi hormat kepada semua guru disana, saat Anhe berjalan mendekati panggung ujian semua guru memperhatikan Anhe dengan intens, karena mereka seakan melihat seorang pemimpin tertinggi yang berjalan mendekati mereka dengan aura emas di tubuhnya.

Saat Anhe meletakkan telapak tangannya di atas bola cahaya seketika berubah menjadi warna 7 warna, ya hanya tujuh warna karena satu warna hitam ia sembunyikan karena akan berbahaya. Melihat tujuh warna itu saja sudah membuat semua orang sangat kagum dan shock.

Saat Rana terdeteksi lagi lagi mereka shock hingga membuat semu guru berdiri dari tempat duduknya.

Bagaimana tidak, anak yang masih sangat muda sudah berada di Rana Langit tingkat dua.

Saat ini para guru pun baru di Rana langit tingkat akhir itu pun mereka mendapatkan nya sangat sulit, hanya ada beberapa guru pilihan yang sudah berada di Rana Dewa Dewi dan satu orang di Rana ilahi.

Para guru masih tidak percaya melihat itu semua, tapi semua nyata.

"Siapa dia kenapa bisa memiliki kekuatan itu" ucap para guru dengan pikiran masing masing.

Dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan jalannya ujian, saat giliran Anhe orang itu tersenyum kecil.

"Dia sudah datang" ucap seseorang itu dan tiba tiba benda itu bergejolak seakan bahagia dan menyambut kedatangan Anhe.

"Tenang jika tidak dia dalam bahaya, biarkan dia menemukan jalannya sendiri untuk berjumpa dengan mu" ucap orang itu dan seketika benda itu pun terdiam dan tenang.

Sedangkan Anhe yang mendapatkan nilai sempurna pun sudah menjadi incaran para guru untuk menjadi murid mereka.

"Baiklah bagi yang lolos ujian pertama segeralah bersiap dan pergi ke arah sebelah kanan dan bagi yang gagal dan tidak lolos mohon jangan berkecil hati berusahalah untuk penerimaan dua tahun mendatang" ucap seorang guru yang mewakili semuanya

"Silahkan kalian keluar dan kembali kerumah masing masing" ucap guru itu lagi dan mereka pun pulang dengan kekecewaan.

Setelah itu bagi yang lolos tahap pertama sedang bersiap untuk ujian ke dua

"Untuk ujian kedua kalian di minta untuk bisa mempertahankan tempat kalian yang akan di rebut oleh peserta yang lain karena pilar pilar itu hanya ada seperempat dari jumlah kalian, tapi tidak boleh saling membunuh atau menggunakan senjata, cukup mempertahankan tempat yang kalian dapatkan dan menjatuhkan lawan ke bawah itu saja, dan siapa yang bertahan sampai akhir mereka lah yang berhak masuk ke babak terakhir besok" ucap seorang guru.

"kalian mengerti?" tanya nya

"Mengerti guru" jawab semuanya dan mulai bersiap, Anhe hanya santai dan melihat tempat yang paling tinggi dan ia mengincarnya.

Tidak lama terdengar suara gong pertanyaan mulainya ujian itu

Semua orang berebut dengan tidak sabaran, hingga banyak yang terinjak dan terjatuh.

Semua berusaha untuk mempertahankan atau merebut tempat itu.

Tapi tidak dengan Anhe ia hanya diam di bawah tanpa ikut berdesak sesakan, membuat para guru melihatnya aneh tapi tidak lama mereka di kejutkan oleh Anhe yang menggunakan ilmu peringan tubuhnya dan langsung sampai di pilar tertinggi disana tanpa ada yang mengganggunya karena tidak ada yang sanggup untuk naik ke tempat yang paling atas.

guru yang melihat itu, tersenyum dengan kepintaran Anhe yang santai dalam mengambil keputusan tidak terburu buru tapi tepat, ini lah yang sebenarnya arti dari ujian kedua.

"Yue aku disini" ucap Chu Hua

"Ya kau hebat" jawab Anhe singkat.

"Terima kasih tapi kau yang terbaik, aku kagum padamu" ucap Chu Hua dengan tulus.

"Terima kasih" jawab Anhe.

Dan tidak lama terdengar suara gong kembali pertanda waktu habis dan selesai.

"Waktu habis" teriak guru itu dan semua berhenti

Murid yang tersisa di atas ada 200 orang.

Lagi lagi yang gagal haru pulang hari itu juga dan yang lolos di babak kedua harus ikut melanjutkan ke babak terakhir besok pagi.

"Yue apa kau akan pulang, kau menginap dimana?" tanya Chu Hua

"Aku pulang kerumah ku tidak jauh dari sini, kau sendiri menginap dimana?" tanya Anhe

"Aku di penginapan bulan" jawab Chu Hua

"Oh begitu, mari pergi bersama ku kebetulan aku ada perlu disana" ucap Anhe

"Benarkah, baik jika begitu jadi aku tidak sendirian jalan kesana" ucap Chu Hua

Saat Anhe melihat mata Chu Hua ia melihat kesedihan dan juga Anhe melihat kilatan kilatan kejadian masa lalu, karena itulah Anhe menerima Chu Hua, dia gadis baik yang menderita.

Chu Hua adalah gadis tang ceria jadi semua yang ia lihat akan ia bicarakan atau bertanya pada Anhe.

Tidak terasa mereka pun sampai di Penginapan bulan, saat bawahan Anhe melihat kedatangan Anhe mereka pun segera menyapa.

"Selamat datang tuan muda, anda sudah di tunggu oleh ketua" ucap pegawai itu

"Baik terima kasih" jawab Anhe.

"Kau mengenal mereka?" tanya Chu Hua

"Ya, baiklah kau pergilah istirahat aku akan menemui seseorang dulu" ucap Anhe

"Baiklah sampai jumpa besok Yue" ucap Chu Hua tapi saat Chu Hua naik tangga dia berpapasan dengan seorang gadis cantik yang memanggil Anhe

"Kakak kau sudah datang, bagaimana ujianmu pasti lolos kan, aku yakin itu lalu di Jana kak Wei Lu" tanya Shu An

"Kenapa kau mencari ku, apa kau rindu pada ku?" tanya Wei Lu yang tiba tiba muncul

"Siapa juga yang rindu pada mu, aku hanya takut kau meninggalkan Kakaku dan tidak menjaganya" ucap Shu An kesal

"Aku tau tidak mungkin meninggalkan tuan ku, dasar gadis kecil nakal, urus pekerjaan mu di penginapan ini" ucap Wei Lu

"Kalian jika tidak diam aku nikahkan kalian berdua" ucap Anhe

"Tidak jangan tuan, kakak" ucap Lulu dan Wei Lu

"Kenapa tidak kalian sangat cocok" ucap Anhe lalu berjalan pergi keluar penginapan

"Kak, Kaka tidak mengecek pendapatan hari ini?" tanya Shu An

"Besok saja, aku mau pulang" ucap Anhe lalu pergi.

Sedangkan Chu Hua yang masih disana pun mengerti ternyata ini penginapan milik Yue lu pikirnya.

Ia pun langsung pergi menuju kamarnya.

"Ini karena mu, pergi sana" usir Shu An

"Siapa juga mau disini aku mau pulang juga" ucap Wei Lu lalu pergi.

Bersambung