Reyhan tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terperangkap oleh permainan yang di ciptakan boss tempat dirinya bekerja, berawal dari ia mengantarkan dokumen penting pada bossnya tersebut, namun berakhir dirinyaenjalani hubungan yang tidak masuk akal,, wanita itu bernama Sabrina tiba tiba meminta dirinya untuk menjadi kekasih wanita itu
sementara itu Sabrina tidak punya jalan lain untuk menyelamatkan harta peninggalan ibunya, terpaksa ia melakukan cara licik untuk membuat Reyhan mau menerima permintaanya.
tanpa Sabrina sadari ternyata Reyhan adalah pria berbahaya dengan begitu banyak pesona, pria itu mengajak Sabrina ke banyak hal yang tidak pernah sabrina lakukan, Sabrina tenggelam dalam gelora panas yang Reyhan berikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
Reyhan ayo kita menikah!!
Reyhan tersentak dengan ucapan yang lolos dari bibir Sabrina.
"Hei ada apa hemm, ceritakan padaku apa yang telah terjadi padamu" pinta Reyhan dengan lembut mengusap wajah Sabrina yang basah akan air mata.
"Daddy hiks.,." Tangis Sabrina memulai menceritakan apa yang tengah terjadi padanya.
Mendengar curhatan Sabrina tangan Reyhan terkepal, ia tak percaya, ayah Sabrina memaksakan sesuatu yang sudah jelas Sabrina tolak.
"Kita akan cari solusinya ya" ucap Reyhan mengusap usap wajah Sabrina yang masih basah oleh air mata, Sabrina mengangguk dan kembali memeluk Reyhan.
Tangan Reyhan mengusap usap lembut punggung Sabrina mencoba memberi kenyamanan pada wanita tersebut, tubuh Sabrina semakin meringsek masuk dalam dekapan hangat Reyhan.
Selama menunggu Sabrina mencuci muka Reyhan menemui Amanda menanyakan jadwal Sabrina.
"Apa ada jadwal penting Sabrina hari ini?" Tanya Reyhan menghampiri Amanda.
"Tidak, ada apa?
"Aku ingin mengajak Sabrina kesuatu tempat, suasana hatinya sedang tidak baik baik saja, kau bisa menghandlenya bukan?.
"Oke, serahkan semuanya padaku, tolong buat Sabrina kembali tersenyum, hari harinya sangat berat" ucap Amanda, Reyhan tersenyum sambil mengangguk mengiyakan.
Saat ia kembali ke ruangan Sabrina, wanita itu sedang mengusap usap wajahnya yang masih basah menggunakan tisue. Kemudian Sabrina juga mengambil make up.
"Tak perlu tebal tebal, tanpa makeup pun kau sudah cantik" ucap Reyhan mengusap bahu Sabrina.
"Aku perlu memakainya agar tidak terlihat pucat" jawab Sabrina mendongak kearah Reyhan, seketika itu Reyhan langsung mengecup hidung Sabrina.
"Ayo ikutlah denganku, aku sudah meminta pada Amanda untuk menghandle pekerjaanmu saat ini" pinta Reyhan menggenggam tangan Sabrina.
"Kemana??
"Suatu tempat yang bia membuang semua permasalahanmu" jawab Reyhan menarik tangan Sabrina dengan lembut.
Di bawah sinar matahari yang menyilaukan, Reyhan mengemudikan mobilnya melalui jalanan yang masih lengang menuju pantai yang tersembunyi dari keramaian. Setelah sebelumnya Reyhan turun dari mobil masuk kesebuah toko dan meminta untuk Sabrina tetap di mobil.
"Kau membeli apa? ini kita mau kepantai??"
"Sebentar lagi sampai, aku akan mengajakmu ke spot pantai yang masih sepi" ucap Reyhan dengan senyum.
Sabrina, yang duduk di sampingnya, terpesona oleh pemandangan pantai yang masih asri, dengan pasirnya yang halus dan ombaknya yang lembut memecah keheningan.
Sebelum mereka turun dari mobil, Reyhan memberikan sebuah bikini kepada Sabrina dan memintanya untuk mengganti pakaian.
"DANIEELLLLL!!!"
Reyhan terkekeh geli mendengar pekikan suara Sabrina dari dalam mobil saat ia sedang menatap lurus kedepan arah pantai, tiba tiba ia merasa ada yang menari narik ujung bajunya dari belakang.
Mata Reyhan tak bisa berpaling saat Sabrina mengganti pakaian di belakang mobil, tubuhnya yang ramping dan seksi terbalut bikini membuatnya terpana. Reyhan puas dengan bikini pilihanya karna membuat tubuh Sabrina sangat seksi dan terbuka.
"Apa ini tidak terlalu terbuka??" Tanya Sabrina dengan wajah merahnya.
"tenang saja, disini masih sangat sepi" jawab Reyhan mengusap rambut Sabrina.
Tanpa aba-aba, Reyhan meraih tubuh Sabrina yang sudah siap dengan bikini terbarunya, mengangkatnya dengan gembira dan berlari ke arah air. Sabrina terpekik terkejut akan aksi Reyhan yang tiba tiba itu.
Keduanya tertawa riang, bermain kejar-kejaran di dalam air, semprotan ombak menambah keseruan mereka. Sabrina yang biasanya tampak murung, kini tersenyum lebar, senyum yang telah Reyhan rindukan. Bahagia melihat kegembiraan di wajah Sabrina, Reyhan merasa puas dan lega.
Sore menjelang, segerombolan anak lokal mulai berdatangan. Mereka membawa bola dan bersiap untuk bermain di tepi pantai. Melihat itu, Reyhan mengajak Sabrina untuk bergabung. Meski ragu, Sabrina akhirnya menurut dan mereka berdua bergabung dalam permainan bola pantai tersebut.
Tertawa dan teriakan kegirangan bercampur dengan suara deburan ombak menjadi latar musik yang sempurna untuk hari yang indah ini. Reyhan dan Sabrina, kini tak hanya berbagi tawa, tetapi juga kebersamaan yang semakin erat di pantai yang indah dan masih sepi itu.
Cahaya matahari perlahan mulai tenggelam di ufuk barat, memberikan semburat jingga yang memukau di langit. Sabrina dan Reyhan, setelah menikmati keseruan bermain di pantai, berjalan menuju kemobil mereka terparkir. Tubuh mereka masih berlumuran pasir dan garam, namun itu tidak mengurangi kegembiraan yang mereka rasakan.
Sabrina, dengan bikini yang membalut sempurna di tubuhnya, terlihat sangat menarik perhatian Reyhan. Reyhan, yang sejak tadi tidak bisa menyembunyikan kagumnya, tiba-tiba meraih wajah Sabrina dan menciumnya dengan penuh gairah. Sabrina terkejut sejenak, namun kemudian melunak dan membalas ciuman Reyhan dengan tidak kalah hangatnya.
Mobil mereka terasa seperti dunia mereka sendiri saat mereka berdua terus asyik bercumbu. Reyhan dengan cekatan menurunkan sandaran kursi Sabrina, sementara tangannya tidak sabar menjelajahi setiap lekuk tubuh Sabrina yang terasa begitu menggoda. Sabrina, terbawa suasana, membiarkan Reyhan memimpin arah permainan mereka.
"aahhh
Suasana di dalam mobil semakin memanas, keduanya kini diliputi oleh nafsu yang membara. Reyhan, dengan napas yang terengah-engah, berbisik pada Sabrina,
"Ayo, kita lanjutkan di hotel." Sabrina, yang juga sudah tidak kuasa menahan hasratnya, mengangguk dengan mata sayunya.
Mereka segera menyalakan mesin mobil dan melaju menuju hotel terdekat, membawa bersama gelora perasaan yang tak terbendung lagi.
Reyhan mendorong tubuh Sabrina dengan kasar menuju ranjang hotel yang besar. Sabrina yang terdorong jatuh terbaring, dan segera Reyhan menyusul memanjat ke atas ranjang tersebut.
Napas keduanya terengah-engah, mata mereka saling menatap dengan penuh nafsu. Reyhan mulai mencumbu Sabrina dengan liar, bibirnya tak hanya diam di satu tempat tetapi bergerak turun menjelajahi setiap inci kulit Sabrina yang terbuka. Sabrina tidak dapat menahan desahan yang keluar dari bibirnya yang sudah memerah, tiap sentuhan Reyhan membuatnya makin terbuai dalam hasrat yang membara.
Tangan Reyhan yang kuat bergerak cepat dan terampil melepaskan setiap pakaian yang masih melekat pada tubuh Sabrina. Sabrina, dalam keadaan yang hampir tanpa busana, merasakan setiap sentuhan menjadi semakin intens dan memabukkan.
Entah kapan kini tubuh keduanya sudah sama sama full naked.
Tiba tiba Reyhan tersadar, dan menghentikan itu semua, ia menatap wajah Sabrina yang sayu itu seakan meminta maaf karna dirinya hampir kelewatan.
"Lakukanlah" bisik Sabrina mencekal tangan Reyhan yang ingin beranjak pergi.
Ucapan Sabrina membuat mata Reyhan terbelalak.
"Aku memilihmu menjadi pria pertamaku, aku tak sudi Reno menjadi yang pertama" lanjut Sabrina dengan nada frustasi.
"Hei akan kupastikan dia tidak akan menyentuhmu" bisik Reyhan kembali memanggut bibir Sabrina dengan lembut.
Sabrina merasakan air matanya mengalir pelan di pipinya saat Reyhan memeluknya erat. Malam ini adalah pertama kalinya bagi Sabrina, dan Reyhan memperlakukannya dengan kelembutan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Setiap sentuhan Reyhan seolah membawa Sabrina melayang ke awan, membuatnya merasa dicintai dan dihargai.
Napas mereka bersahutan dalam ruangan yang hanya diterangi cahaya rembulan menciptakan suasana yang intim dan hangat. Sabrina tak pernah merasa selepas ini, seolah semua kekhawatiran dan ketakutan tentang hidupnya menguap begitu saja.
Reyhan, dengan semua pengertian dan kelembutannya, tak berhenti membuat Sabrina merasa istimewa. Cara dia memandang Sabrina, seolah wanita itu adalah satu-satunya yang ada di dunia ini, membuat jantung Sabrina berdebar kencang
Malam itu terus berlanjut dengan penuh kehangatan. Reyhan mengakhiri malam mereka dengan ciuman lembut di kening Sabrina, sebuah tanda bahwa malam ini bukan hanya tentang hasrat, tapi juga tentang cinta dan perasaan yang mendalam.
"Tidurlah, besok kita harus bangun pagi untuk pulang" bisik Reyhan mengecup bibir Sabrina.
Sabrina terlelap dalam pelukan Reyhan, di bawah selimut yang memberikan kehangatan, menyelimuti mereka berdua dalam dekap kehangatan.
Sabrina tertidur dengan senyum di bibirnya, merasa aman dan dicintai, sementara Reyhan mengawasi tidurnya, berjanji akan selalu ada untuk wanita yang kini mulai mengisi hatinya.
Akan kupastikan akulah yang akan menjadi suamimu Sabrina.
***
Sabrina terjaga dari tidurnya dengan perasaan hangat yang menyelimuti. Matanya yang mengantuk terbuka pelan dan mendapati Reyhan, yang duduk di sebelahnya dengan senyum yang merekah di wajahnya.
Reyhan, dengan lembut, terus mengecup wajah Sabrina yang masih terasa hangat dari tidur yang nyenyak.
"Kita sudah sampai, Sayang," ujar Reyhan sambil mengusap wajah Sabrina dengan penuh kasih. Kehangatan yang tak terucap hanya terpancar melalui sentuhan tangan Reyhan yang lembut.
Sabrina mengedipkan matanya, berusaha mengusir sisa-sisa kantuk, dan menatap sekeliling. Mereka sudah berada di depan kantor, tempat yang menjadi saksi bisu rutinitas mereka setiap hari.
Sabrina mengingat kembali, tadi pagi pagi sekali Reyhan membangunkanya, karna jarak hotel dan kantor jauh membuat mereka harus bangun pagi pagi sekali
"Masih ngantuk?? Ucapnya masih terus mengusap wajah Sabrina, ibu jarinya ikut bergerak mengusap bibir ranum Sabrina yang sudah menjadi candu baginya.
Sabrina tampak berpikir "kapan kau akan kembali kerja?" Tanya Sabrina membuat Reyhan tersenyum menatap mata Sabrina yang sangat teduh itu.
"Besok, besok aku sudah mulai berangkat kerja" jawab Reyhan.
"Baiklah see you besok"
Reyhan menarik tangan Sabrina yang hendak membuka pintu mobil. Dengan gerakan yang cepat namun penuh perasaan, Reyhan menarik Sabrina mendekat dan melumat bibirnya dengan lembut namun dalam. Ciuman itu hanya sekadar perpisahan singkat sebelum mereka memulai rutinitas pekerjaan masing masing.
Tangan Reyhan terus merayap lembut, mengelus punggung Sabrina dengan sentuhan yang memberikan kehangatan dan keamanan. Sabrina, yang tadinya terkejut, kini membalas ciuman Reyhan dengan perasaan yang sama.
Di tengah kesibukan dunia yang terus bergerak, mereka menemukan pulau kecil kedamaian dalam ciuman hangat satu sama lain, seolah waktu sejenak berhenti hanya untuk mereka berdua.
"See you, aku akan menemuimu nanti siang" ucap Reyhan dengan senyum mengecup kening Sabrina.
"Reyhan bolehkah aku memelukmu?" Pinta Sabrina.
"Tentu sayang" jawab Reyhan dengan senyum mengembangnya menarik Sabrina dalam dekapannya.
"Terimakasih untuk semuanya" ucap Sabrina dalam pelukan Reyhan.
"Kau tak perlu berterimakasih, aku harusnya yang berterimakasih karna kau telah menjadikanku orang pertama untukmu" balas Reyhan mengecupi pucuk kepala Sabrina dengan lembut. Dan semakin memeluk Sabrina dengan erat.
Sabrina menurunkan lambaian tanganya saat mobil Reyhan menjauh pergi.
"Senang dengan liburan singkatmu kemarin?" Tanya Amanda merangkul bahu Sabrina.
Tanpa menjawab, Amanda sudah tahu jawabanya terlihat dari wajah Sabrina yang berubah berseri seri berbeda dengan hari hari kemarin.
"Pantai yang indah, pantai mana itu?" Tanya Amanda.
"Mengapa kau tahu kami pergi kepantai?" Tanya Sabrina.
"Buka instragam Reyhan, lihatlah laki laki itu diam diam mengambil gambarmu yang hanya mengenakan bikini seksi" jawab Amanda membuat Sabrina buru buru membuka ponsel dan akun sosial media instagram miliknya.
Sabrina membuka mulutnya terkejut melihat satu akun men tag dirinya, dipostingan itu dirinya tengah tersenyum melihat deburan ombak, ia tak tahu bahwa Reyhan diam diam mengambil foto dirinya.
Pipi Sabrina merona saat membaca caption yang tersemat dalam postingan tersebut.
"She is mine, beautiful girl ❤"
"Sabrina apa kau sudah jatuh cinta pada Reyhan?" Tanya Amanda membuat Sabrina segera menoleh, ia tampak termenung memikirkan hubunganya dengan Reyhan.
"Jika kau merasa nyaman dan masih bimbang dengan perasaanmu, tak apa biarkan semua berjalan bak air yang mengalir, yang harus kau ingat, kau harus membuka hatimu" ucap Amanda mengusap lengan Sabrina dengan kasih sayang.