MISTERI RUMAH TUA

Cahaya Mentari menelusuk masuk ke celah jendela besar yg ada di sana, setitik cahaya masuk menyinari rumah besar itu, Rizal mulai membuka mata nya, ia telah kembali masuk ke dalam tubuh nya..

Ia melihat sekeliling nya, "agh, aku sudah kembali..! Lalu Fany..? Apa dia juga sudah kembali?" batin nya, ia terdiam sejenak, berusaha untuk menguasai diri nya.

Setelah beberapa saat kemudian, ia telah bisa menguasai diri nya lagi, ia mulai beranjak dari tempat nya berbaring, ia berdiri dan mencari baju nya yg semalam dia lepas.

setelah menemukan nya, ia kini memakai nya. Ceklek.. Pintu kamar itu terbuka.. Ia berajalan keluar dari kamar itu, dan menghampiri Sandy dan juga Ryan di sana..

"Bagaimana Fan..." ia tidak melanjutkan kata -kata nya, saat melihat gadis itu masih terbaring di tempat nya semula.. "zal, kau sudah kembali? Bagaimana dengan Angel? Tapi kau benar kan Rizal..?" tanya Sandy.

Ryan tersenyum saja, "dia itu Rizal san... Yg memanggil wanita ini dengan nama Fany, saja cuma dia, sementara kita berdua memanggil nya Angel kan..! Kau lihat sendiri zal, Angel masih sama seperti kemarin,.! Bagaimana apa kau berhasil membawa nya kembali ke sini..?" jawab Ryan,.

"kau benar juga Ry, aku hanya terkejut dan takut, jika dia bukan lah Rizal, seperti semalam..!" jawab Sandy, Rizal kini menghampiri Angelica di sana, ia terduduk di hadapan nya.

"kenapa dia belum bangun juga..! Padahal, aku dan dia kembali bersama.. Tapi kenapa dia belum sadar juga Ry, San.." jawab nya khawatir.. ia melihat sekeliling nya, yg terlihat berantakan..

Ia juga melihat telapak tangan Sandy yg terluka dan di tutupi oleh perban, "ada apa? Kenapa di sini sangat kacau? Apa tejadi sesuatu.?" tanya nya.

Sandy dan Ryan mengangguk.. "ya, semalam bu Arini menyerang kami, ia mencari jiwa Angel yg kata nya melarikan diri, dari dunia penari itu, ternyata dia ingin menjadikan Angel itu sebagai tumbal pemberian nya, untuk penari itu.." jawab Ryan.

Rizal terkejut mendengar nya, "apa..? Jadi selama ini, kita di bodohi oleh nya? Lalu di mana sekarang bu Arini..? ya, memang aku sudah berhasil membawa Fany kembali ke sini, tapi nampak nya ia belum kembali...!" jawab nya.

"tapi kau benar telah membawa nya pulang bersama mu Zal? Kenapa hingga saat ini, dia belum juga sadar.." ucap Sandy. Rizal menggeleng "aku juga tidak tau San, aku khawatir pada nya, aku sudah jelas melompat ke sumur itu bersama nya, tapi kenapa dia tidak kembali juga.." jawab Rizal bingung..

Tiba - tiba saja, bu Arini tertawa terbahak - bahak suara nya melengking memenuhi ruangan itu.. "GADIS ITU, TIDAK AKAN MUNGKIN KEMBALI..! DIA AKAN MATI... DIA AKAN SEGERA MATI, APA YG SUDAH AKU BERIKAN PADA NYAI GENDIS TIDAK AKAN MUNGKIN MUDAH DI LEPASKAN NYAI GENDIS, TIDAK AKAN MEMBIARKAN GADIS ITU KEMBALI KE DALAM RAGA NYA.. HAHA HAHA." ucap nya berteriak.

Rizal terdiam, ia mencoba untuk menahan diri nya, ia kini beranjak dan menghampiri wanita paru baya itu.. "oh, jadi kau dalang yg ada di balik ini semua? Kau juga yg menjadikan nyonya Marini seperti itu..! Lalu untuk apa kau menjadikan wanita ku sebagai tumbal mu hah..! Dia datang ke sini, untuk membantu kaka mu, dan kau malah melakukan itu pada nya.." ucap Rizal marah,

Bu Arini hanya tertawa saja mendengar nya.. "karena dia cantik..! Jika aku bisa memberikan wanita itu pada nya, dan menjadikan nya budak di dunia nya, maka kecantikan ku akan abadi, aku akan terlihat cantik seumur hidup ku, dan mas Yofi, akan jatuh cinta pada ku.." jawab nya..

Rizal menggelengkan kepala nya tidak percaya.. "hanya demi satu laki -laki, kau bisa berbuat jahat pada orang lain,.? Jadi selama ini, cerita mu semua itu bohong..? Kau memutar balik cerita yg sesungguh nya, kau memfitnah bu Marini, dan menjadikan nya juga tumbal mu, begitu.? Sekarang aku tahu, kau itu Inang nya penari itu.. Aku sudah tahu harus berbuat apa pada mu.." jawab Rizal..

Sandy dan juga ryan terkejut mendengar nya, "INANG..? Apa maksud mu Zal..? Jelaskan pada kami.." ucap Ryan dan sandy bersamaan. Rizal kini menatap dua sahabat nya itu.

"ya INANG NYA..! Wanita ini menjual jiwa nya untuk nyai Gendis, dan nyai gendis itu menjadikan tubuh nya sebagai rumah, dan tempat nya berdiam.. wanita ini yg memulai persekutuan dengan nyai gendis, dan setiap bulan purnama itu, dia lah yg memberi tumbal - tumbal untuk di jadikan penari di dunia nyai gendis. Termasuk nyonya marini.. Dan juga Fanya.." jelas nya.

"lalu bagaimana kita bisa melepaskan perjanjian itu, juga menyelamatkan Angelica dan juga nyonya Marini..?" tanya Sandy.. Rizal kini menghampiri bu Arini, yg masih menatap nya tajam..

"MEMBUNUH INANG NYA.. KITA HARUS MEMBUNUH INANG NYA, AGAR NYAI GENDIS ITU PUN MUSNAH, DAN MENGHILANG DARI DUNIA INI.. KITA BISA MENYELAMAT KAN FANYA, DAN JUGA BU MARINI, JIKA KITA MEMBUNUH WANITA INI..!!" jawab nya..

Ryan benar - benar terkejut mendengar nya.. "membunuh nya? Ti...dak.. Tidak mungkin kan kita membunuh orang zal, apa tidak ada cara lain..?" ucap nya terbata..

Tiba - tiba saja Angel membuka mata nya, ia hendak berdiri di sana, namun tubuh nya masih terasa sangat lemah, dan ia tidak bisa untuk bangun..

"Bukan orang nya yg kita bunuh.. Tapi jiwa nya..! Kita harus membunuh jiwa bu Arini..! inang dari nyai gendis adalah jiwa bu Arini.." ucap Angel lemah..

Semua orang yg ada di sana terkejut saat mendengar suara Angelica.. terutama Rizal, yg langsung berlari menghampiri nya.. "Fan, kau sudah kembali?" ucap nya..

Ryan dan Sandy juga langsung menghampiri gadis itu.. "ah, Syukurlah.. Akhir nya kau kembali Ngel, kami semua mengkhawatirkan mu.." ucap mereka berdua, bersamaan..

"maaf, jika aku membuat kalian semua khawatir, semua yg terjadi kemarin, tidak akan terulang lagi pada ku,.. Aku akan menjaga diri ku, aku juga tidak akan mudah untuk di kalahkan oleh nenek tua itu.." jawab nya. Ia kini menatap tajam ke arah Arini.

sementara Arini, ia juga tidak menyangka jika gadis itu bisa kembali ke raga nya.. Ia hanya bisa menatap nya tajam.. Dan Angel menyadari itu.. "kenapa..? Kau terkejut melihat ku..? Kau tidak menyangka kan, jika aku bisa kembali ke sini..? Sudah aku bilang, kau tidak akan bisa dengan mudah mengalahkan ku..! Kau juga tidak akan bisa menjadikan ku sebagai tumbal mu.." ucap nya pada Arini..

Bersambung.