follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6 Hasrat Pada Adik.
"Benarkah?" tanya Miranda dengan tersenyum bahagia saat mendengar informasi yang diberikan putri ketiganya, kalau anak tirinya itu memilki wanita lain. "Dengar Lara, kau harus mencari waktu yang tepat untuk menjebak Edgar." Ucap Miranda dengan penuh semangat.
"Ya Mom, kau tenang saja nanti setelah aku mendapatkan bukti perselingkuhan Edgar. Aku akan memberikannya pada tunangan kakak tiriku itu." Lara berbicara sambil membuka semua pakaiannya dan hanya menyisakan dalaman saja, karena mengantuk. Ya, jika ingin tidur Lara pasti membuka semua pakaiannya dan hanya menutup tubuhnya dengan selimut.
Miranda terdiam sesaat. Ia tahu betul apa yang direncanakan putrinya itu tidak akan berhasil.
"Lara ingat obat yang Mom masukkan ke dalam tas mu?"
"Ya mom, memangnya kenapa?" tanya Lara.
"Ingat, jangan kau gunakan sebelum Mommy perintahkan."
"Iya Mom, Mom sudah mengatakan itu berulang-ulang kali. Memangnya obat itu untuk apa?" Lara jadi penasaran sebenarnya obat yang diberikan Mom Miranda itu obat apa dan untuk apa.
"Sudah jangan banyak bertanya, kabari terus perkembangan disana. Dan kau harus ingat jangan melakukan apa pun sebelum mendengar perintah dari Mommy."
Lara menjawab dengan anggukan kepala, karena kedua matanya kini terpejam tak lagi mendengar suara Mom Miranda.
"Lara kau dengar Mommy?" Miranda menatap ponselnya dengan bingung, karena sambungannya masih terhubung namun Lara tidak menjawab sama sekali perkataannya. "Lara kau dengar?" Miranda yang bingung kini berdecak kesal saat mendengar suara dengkuran halus dari ponselnya. Ia pun menutup panggilan tersebut setelah menyadari putrinya tertidur.
"Bagaimana Mom?" Tanya Rose yang sedari tadi mendengar percakapan antara Mom Miranda dan adiknya karena saat ini mereka ada di ruang kerjanya.
Ya, Mom Miranda memang sengaja datang ke kantor untuk bertemu dengan Dad Robert, namun sayang Dad Robert sedang rapat jadi Mommy nya menunggu di ruangannya.
"Mom khawatir Adikmu tidak bisa menjalankan rencana kita dengan baik." Ucap Miranda dengan cemas.
"Mom tenang saja, kita yang akan mengarahkannya dari sini. Jadi pasti berhasil." Rose meyakinkan Mom Miranda.
Sementara itu Edgar yang sudah mengantar Serena pulang, kini kembali ke apartemennya karena lupa memberitahu Lara apa yang boleh dan tidak boleh gadis itu lakukan selama tinggal di tempatnya.
"Lara..." panggil Edgar setelah masuk ke dalam apartemen, namun ia tidak melihat gadis itu dimana pun. "Apa mungkin dia masih di kamarnya?" Edgar pun berjalan menuju kamar tamu lalu mengetuk pintunya.
Lama ia berdiri di depan pintu dengan memanggil nama gadis itu, namun lara tidak juga keluar dari kamar. Edgar pun mencoba membuka pintu yang ternyata tidak dikunci, berjalan masuk dan terkejut saat melihat gadis itu yang tertidur di atas ranjang.
Bukan karena Lara yang tertidur yang membuatnya terkejut sekaligus menelan salivanya dengan susah payah, namun karena tubuh gadis itu yang hanya memakai dalaman saja karena selimut yang dikenakan Lara tidak tertutup sempurna.
"****!" umpat Edgar dengan frustasi saat hasratnya mulai naik karena melihat tubuh Lara yang terbilang cukup menggoda. "Ed dia Adikmu, bukan ****** yang bisa kau pakai!" ingatnya pada diri sendiri lalu memutuskan keluar dari kamar tersebut sebelum terjadi hal-hal yang tidak semestinya.
Sungguh Edgar tidak menyangka seorang gadis remaja bisa membuatnya panas dingin, terlebih gadis itu adiknya sendiri. Bahkan kini pikiran kotornya mulai membayangkan Lara yang mendesah dibawahnya.
"Damn!" Lagi-lagi Edgar mengumpat. Ia pun segera masuk ke dalam kamarnya untuk menenangkan pikiran gila nya pada sang Adik.