Marriage With CEO

Tiga bulan sudah berlalu di mana Ayana telah pergi meninggalkan Aston begitu saja tanpa mendengarkan penjelasan dari Aston.

Keadaan Aston begitu kacau hingga ia tidak semangat untuk bekerja lagi. Tiga bulan juga ia tidak ke kantor karena memikirkan Ayana yang entah ke mana ia menghilang tanpa jejak. Namun hari ini Aston akan kembali lagi ke rumah kedua orangtuanya untuk meminta bantuan sang papa lagi untuk mencari keberadaan Ayana yang tidak pernah Aston temukan.

Mobil Aston tiba di kediaman keluarga Matthew. Dengan keadaan yang sedikit berantakan Aston berjalan masuk kedalam rumahnya dan menemukan kedua orangtuanya sedang sarapan bersama.

"Kak, ada apa dengan penampilanmu!" Grizella terkejut dengan kedatangan sang Kakak dengan keadaan tidak seperti biasanya.

Nyonya Rosvelina yang melihat sang anak yang cukup kacau turut prihatin dengan kondisinya.

"Ayo kita sarapan bersama-sama," ajak tuan Grayson kepada Aston.

Bukan menuruti ucapan tuan Grayson yang mengajaknya sarapan bersama Aston malah bertekuk lutut di hadapan sang papa. Tuan Grayson hanya diam menatap sang anak yang begitu putus asa yang mencari keberadaan sang istri.

"Papa, tolong bantu Aston untuk menemukan Ayana," ucap Aston penuh dengan permohonan.

"Papa tidak bisa membantumu Aston karena semua kejadian ini kamu lah yang memulainya. Kenapa kau masih saja berhubungan dengan mantan kekasih mu itu,"

"Aku tidak berhubungan lagi dengannya dialah yang datang sendiri tanpa sepengatahuan Aston!!!" Teriak Aston yang membuat nyonya Rosvelina terkejut dengan sikap Aston.

"Ini aku punya bukti cctv di mana dialah yang menjebak ku." Aston memberikan bukti cctv kepada tuan Grayson.

Tuan Grayson melihat kejadian yang sebenarnya di mana Xaquila yang menjebak Aston yang memaksa Aston berciuman dengannya namun Aston tidak pernah menciumnya. Mungkin karena Ayana melihatnya dari belakang jadi Ayana menyangka jika Aston berciuman dengan Xaquila.

Setelah tuan Grayson melihat videonya ia memberikan ponsel Aston. "Untuk kali ini Papa benar-benar tidak bisa membantumu Aston karena ini masalah rumah tanggamu di mana kamu harus bisa menyelesaikan sendiri tanpa ada bantuan dari Papa." Jelas tuan Grayson.

Badan Aston berduduk lemas saat mendengar ucapan sang papa yang tidak ingin membantunya mencari keberadaan Ayana. Aston benar-benar putus asa sekarang. Entah ia harus mencari ke mana lagi keberadaan Ayana yang tidak Aston temukan di mana-mana membuat Aston hampir gila.

"Sekarang kamu sarapan dan kamu harus fokus ke perusahaan mu." Ucap tuan Grayson kepada Aston.

Aston tidak menuruti ucapan sang papa karena Aston lebih memilih untuk pergi meninggalkan rumah kedua orangtuanya dengan keadaan yang sedikit kacau.

...•••...

Hadwin menatap kearah Aston yang sedang marah-marah dengan karyawannya yang tidak becus mengerjakan tugas darinya. Padahal saat Hadwin cek tidak ada yang salah dengan berkas yang karyawan Aston berikan kepadanya. Namun karena memikirkan Ayana jadi Aston melampiaskan emosinya kepada orang yang tidak bersalah.

Tidak heran Hadwin melihat sifat Aston yang satu ini karena memang dari dulu Aston sudah mempunyai sifat seperti ini. Maka dari itu jika tidak sabar menghadapi sifat Aston maka mereka akan keluar dari perusahaan Aston.

Pintu ruangan Aston terbuka menampilkan Grizella yang menenteng paperbag. "Apa dengan kau marah-marah seperti itu kakak Ayana akan kembali? Kendalikan dirimu jangan seperti dulu lagi." Grizella mengingatkan sang Kakak.

"Nih makan bekal dari mama." Ucap Grizella memberikan bekal makanan.

"Aku tidak ingin makan." Tolak Aston.

"Oke tidak apa-apa jika Kakak tidak ingin makan nanti saat Ayana ketemu aku akan mengadukan semua sifat Kakak kepadanya." Ancam Grizella.

Mendengar kalimat itu Aston mengambil bekal makanannya dan makan makanan dari sang mama. Perut Aston begitu perih saat makanan itu masuk ke dalam lambung Aston. Semenjak kepergian Ayana makan Aston tidak teratur seperti biasanya di mana setiap pagi Ayana lah yang membuatkannya sarapan pagi dan memakaikan dasi untuknya. Namun karena kesalahpahaman ini Ayana meninggalkan rumah mereka.

Grizella yang mendengar isak tangis Aston lebih memilih untuk meninggalkan ruangan Aston karena Grizella ingin memberikan ruang kepada Aston untuk menangis.

Kali ini Aston benar-benar meneteskan air mata untuk Ayana di mana cinta Aston begitu dalam kepada Ayana. Grizella baru melihat Aston menangis karena saat berpisah dengan Xaquila pun Aston tidak pernah meneteskan air matanya namun berbeda saat Ayana yang meninggalkan Aston. Air mata Aston terjatuh karena kepergian Ayana.

...•••...

Aston merebahkan tubuhnya di atas ranjang dengan kepala yang begitu pusing memikirkan semua beban yang ada di kepalanya. Di tambah lagi beban Aston bertambah saat kepergian Ayana.

Aston berjalan menuju laci tempat ia menyimpan barang yang akan di berikan kepada Ayana yaitu sebuah kalung yang sederhana namun begitu mewah yang jika di kenakan oleh Ayana akan bertambah indah.

"Sayang, aku merindukanmu." Ucap Aston dalam isaknya.

Aston benar-benar putus asa dengan keadaannya sekarang karena ia tidak berhasil menemukan Ayana di manapun. Padahal tepat saat kejadian itu mereka akan merayakan pernikahan mereka yang genap satu tahun. Namun semua menjadi kacau karna kehadiran Xaquila.

Dulu saat Aston sedang dalam keadaan kacau ia akan pergi ke club untuk menenangkan pikirnya namun sekarang tidak mungkin Aston lakukan karena Aston tidak ingin membuat keadaan menjadi kacau lagi karena Aston takut jika ia mabuk hal yang tidak di inginkan akan terjadi kepadanya.

Aston memilih untuk pergi ke bioskop yang berada di rumahnya karena dengan ini ia bisa menyaksikan pernikahan mereka. Senyum Aston mengembang saat ia memutar ulang hari di mana ia berhasil menikahi Ayana walaupun dengan paksaan, namun dari paksaan itu pernikahan mereka berubah menjadi pernikahan yang sesungguhnya.

Betapa beruntungnya Aston mendapatkan first kiss Ayana. Tak henti-hentinya Aston tersenyum melihat acara pernikahan mereka. Namun tak terasa pula air mata Aston terjatuh membuat siapa saja yang melihatnya meresahkan iba.

Andai waktu bisa di ulang maka Aston akan pulang cepat di hari itu. Namun waktu tidak dapat di putar ulang dan nasi sudah menjadi bubur membuat Aston benar-benar menyalahkan dirinya atas kepergian Ayana.

Akibat tubuh yang kelelahan Aston tidak sadar jika ia tertidur pulas.

...•••...

Wajah dingin begitu terlihat dari wajah Aston pagi hari ini di mana ia sudah kembali seperti semula walaupun hatinya dan pikirannya masih memikirkan Ayana. Namun jika ia terus menerus sedih maka perusahaan akan menjadi kacau.

Pagi ini Aston menghadiri rapat yang akan di adakan sebentar lagi. Sebelum itu Aston memeriksa berkas yang di berikan Fany sebelum ia masuk ke ruangannya.

Tok!

Tok!

Tok!

Cklek

"Aku akan segera menyusul Hadwin. Kau tunggu saja di ruang rapat." Ucap Aston.

Namun saat Aston beranjak dari duduknya ia mendapati Xaquila yang tersenyum kearahnya. Melihat kehadiran Xaquila membuat Aston teringat kejadian di mana Ayana melihat Aston bersama dengan Xaquila.

Aston mencoba tidak memperdulikan kehadiran Xaquila namun tangan Xaquila menahan lengan Aston.

"Kita sarapan bersama, yuk." Ajak Xaquila.

Aston menepis tangan Xaquila. "Jangan menguji kesabaran ku Xaquila Zea! Aku tidak ingin kau datang lagi ke kantorku."

"Kenapa? Apa karena Ayana? Bukankah ia sudah pergi meninggalkan mu yang artinya ia memberikan mu kepadaku. Maka dari itu aku datang kemari untuk memulai semua dari awal." Jelas Xaquila yang membuat Aston tertawa begitu keras.

"Siapa yang akan memulai semua dari awal bersamamu? Jangan mimpi, sampai kapanpun aku tidak akan kembali bersama mu walaupun istriku tidak kembali. Karena aku tidak sudi kembali dengan wanita ular seperti mu." Ucap Aston.

"Hadwin!!"

"Hadwin!!" Teriak Aston.

Tak berselang lama Hadwin masuk ke dalam ruangan dan mendapati Xaquila berada di ruangan Aston juga.

"Usir dia dari ruangan ku. Jangan pernah kau perbolehkan dia menjejakan kakinya di sini lagi. Ingat itu!!" Ucap Aston langsung keluar dari ruangannya.

Setelah kepergian Aston dari ruangannya Aston menyeret tubuh Xaquila untuk keluar dari ruangan Aston. Hadwin tidak memperdulikan teriakan yang keluar dari mulut Xaquila karena ini adalah perintah dari Aston yang harus Hadwin laksanakan.

Setelah Hadwin berhasil membawa Xaquila keluar dari gedung ia memerintahkan kepada penjaga agar ia tidak bisa masuk ke kantor Aston lagi. Jika mereka melanggar maka mereka akan di pecat.

Di ruangan lain Aston sudah duduk di kursinya di mana ia menunggu karyawannya untuk rapat hari ini. Fany yang melihat Aston kembali ke sifat aslinya sedikit ketakutan. Karena Fany mengetahui kejadian yang sedang CEO nya alami sekarang. Maka dari itu sebelumnya Fany sudah berpesan kepada yang akan melakukan presentasi agar tidak melakukan kesalahan. Jika mereka melakukan kesalahan maka semua yang ada di ruangan ini akan menjadi sasaran amarah Aston.

Aston memperhatikan dengan seksama penjelasan rapat kali ini dengan tatapan tajam membuat yang menjelaskan menjadi gugup namun karena ia tidak ingin Aston menjadi marah maka dari itu ia berusaha agar tidak melakukan kesalahan.

Satu jam telah berlalu rapat kali ini di akhir dengan Aston yang menyuruhnya untuk memperbaiki beberapa kesalahan. Aston keluar dari ruangan dan mereka pun bernafas lega karena berhasil membuat Aston tidak marah.

...•••...

Di sisi lain seorang wanita tengah mengelus perut datarnya yang masih belum nampak buncit namun ia begitu menjaga kandungannya karena ia tidak ingin hal yang tidak di inginkan terjadi lagi kepadanya.

Namun Ayana berada di sini sudah cukup aman karena kedua mertuanya sangat menjaganya dengan baik. Apa lagi mengetahui jika Ayana hamil mereka sangat berhati-hati dalam memilihkan makanan untuk Ayana.

Jadi selama ini Ayana berada di rumah mertuanya karena Grizella lah yang membawanya kemari.

Flashback on

Ayana berlari sekuat tenaga untuk pergi meninggalkan gedung milik Aston. Ayana tau jika Aston tengah mengejarnya namun Ayana tidak ada niatan untuk berhenti walaupun Aston terus menerus memanggil namanya.

Begitu sakti hati ketika suaminya berciuman dengan mantan kekasihnya di depan matanya sendiri membuat Ayana tidak percaya lagi dengan Aston lagi.

Ayana menghentikan taksi karena ia tidak ingin naik mobil di mana itu ada bodyguard Aston.

Sesampainya di rumah Ayana langsung naik ke lantai dua. Setelah melihat kejadian dimana Aston berciuman dengan Xaquila, di saat itulah Ayana memutuskan untuk pergi dari rumah Aston karena Ayana tidak ingin melanjutkan pernikahan bersama dengan Aston yang masih belum melupakan mantan kekasihnya itu.

Ayana mengenai semua barang-barangnya kedalam koper. Saat Ayana turun kebawah sambil menyeret kopernya tak di sangka jika Grizella datang ke rumahnya dan Grizella kebingungan dengan Ayana yang tengah menarik kopernya.

"Kak Ayana mau pergi ke mana?" tanya Grizella.

"Aku ingin pergi dari sini dan tidak ingin berada di sini lagi," jawab Ayana.

"Tapi kenapa?"

"Aston berciuman dengan Xaquila,"

"APA!!! Kakak tidak berbohong bukan?"

"Aku tidak bohong karena aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri Aston sedang berciuman dengan Xaquila begitu mesra."

"Aku tidak percaya jika kakak Aston melakukan itu, aku begitu kecewa dengannya. Aku mengira setelah menikah dengan kakak Ayana ia bisa melupakan Xaquila namun ternyata tidak." Ucap Grizella.

"Aku yang lebih kecewa."

"Jadi kakak mau pergi ke mana?" tanya Grizella.

"Aku ingin pergi yang jauh di mana Aston tidak dapat menemukan kami." Jawab Ayana.

"Kami?" Grizella memastikan lagi ucapan Ayana di akhir barusan.

Ayana mengelus perutnya. "Aku hamil."

"Kakak Ayana hamil!!!!" Grizella begitu terkejut dengan ucapan Ayana yang berkata jika ia tengah mengandung.

"Sebenarnya aku ingin memberi kejutan kepada Aston jika aku hamil, namun tak ku sangka jika Aston lah yang memberiku kejutan yang membuatku sakit hati."

"Kalau begitu kakak ikut bersamaku." Ajak Grizella.

"Ke mana?" tanya Ayana.

"Kita ke rumahku saja, Kakak tenang saja papa mama tidak akan memberitahu keberadaan kakak jika tau ceritanya.

Flashback off

Pada saat itulah Ayana bersembunyi di kediaman keluarga Matthew. Ketika Ayana menceritakan kejadian yang Ayana lihat kedua mertuanya begitu marah terhadap Aston.

Kedua orangtua Aston memutuskan untuk menyembunyikan Ayana dari Aston. Walaupun kedua orangtua Aston belum tau cerita yang benar namun kedua orangtua Aston akan menyembunyikan Ayana untuk memberi pelajaran kepada Aston.

Ayana tidak menutupi jika ia tengah mengandung karena kabar kehamilan Ayana yang sangat di nantikan. Maka dari itu saat Ayana memberitahu jika ia tengah hamil kedua orangtua Aston begitu bahagia hingga nyonya Rosvelina menangis dan memeluk tubuh Ayana.