Sepasang suami istri yang saling mencintai dengan ekonomi kehidupan yang telah mapan harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang wanita tak mampu memberi keturunan! Hal itu membuat Beril Destia kecewa atas dirinya sendiri!
Sementara sang suami Bastian Devald juga pihak keluarganya telah begitu mengidamkan sosok malaikat kecil diantara mereka! apakah Beril akan dengan sengaja membagi belahan hatinya pada wanita lain demi seorang keturunan? atau dia justru mengundurkan diri sebagai seorang istri dan merelakan segala kenangan indah bersama sang lelaki pujaan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekasih Hati Yang Tak Tergantikan!
Tiba dengan langkah terburu sembari memeriksa arloji pada pergelangan tangan! ayunan kaki Bastian Devald seketika melambat tatkala netra hazel nya menangkap sosok dokter Heinrich yang terlelap duduk di depan kamar rawat sang istri.
Dia tetap berada disini? apa ini semua demi Beril??? haruskah aku membangunkannya??
Bastian tampak ragu, namun akhirnya ia mengguncang perlahan pundak Heinrich,
"Pukul berapa ini??" Heinrich bergumam sebelum akhirnya menguap dan melebarkan bola mata.
"Sekarang-, hampir tengah malam!"
Heinrich sedikit memukul kepala sebelum akhirnya menatap Bastian yang berdiri tepat dihadapan nya.
Bisakah aku memukul pria brengsek ini?? tidak!! kendalikan dirimu Heinrich!! jangan sampai Beril terluka karena tindakan konyol yang kau lakukan!!
"Dokter! apa tidak lebih baik jika Anda beristirahat di tempat yang nyaman sekarang?? Anda harus kembali bertugas besok pagi bukan??"
"Kenapa baru datang kemari??"
"Aku-,"
"Sibuk mengurus istri kedua mu???" kalimat ketus serta tatapan tajam yang terlontar dari lisan Heinrich seketika membuat Bastian tertunduk bungkam.
Tak mendapatkan jawaban dari Bastian, Heinrich akhirnya beranjak ia menepuk pundak sang lawan bicara sebelum akhirnya kembali bersuara.
"Berapa kali harus ku katakan padamu?? jangan pernah membuat Beril kecewa!!! atau aku-, akan benar-benar merebutnya dari dirimu Tuan Devald!!!"
"Dokter Heinrich-,"
"Jangan katakan apapun!! aku tak ingin mendengar penjelasan sampah mu itu!!! kau tak ubahnya seorang anak kecil yang selalu merasa kebingungan saat Nyonya Mina telah menyetir kehidupan mu!!! dan Beril-, perasaannya terlalu tulus! gadis baik itu!! dia selalu menyembunyikan kesakitan apapun yang diberikan oleh keluarga mu!!!" Heinrich menampik telapak tangan Bastian yang sempat menghentikan pergerakan tubuh nya, pria itu berlalu setelah puas mencaci-maki Bastian Devald.
Aku memang bodoh!!! diriku bahkan tak mampu melindungi istriku dari mulut-mulut sampah keluarga ku sendiri! seharusnya aku tak membawa Beril di acara jamuan makan malam keluarga besar saat itu, diriku lalai dan istriku terpuruk sendirian dihadapan para manusia bermulut iblis dari saudari ibu!!!
Honey, ampunilah diriku ...,
Bastian merintih dalam hati sembari terus menggerakkan kaki hingga memasuki kamar rawat sang istri, relung kalbunya kembali terasa disayat tatkala mendapati Beril yang meringkuk seorang diri dengan selang infus yang tertancap di telapak tangan kiri.
"Hey, gadis cantik nan baik hati-, kau sudah tertidur? apa kau kesepian?? apa kau jenuh saat menunggu kedatangan ku hingga akhirnya kau memilih tidur lebih awal?" Bastian berbicara seorang diri sembari mengusap lembut surai hitam Beril.
"Maafkan aku honey! maafkan aku ...," Bastian terisak, pria itu bahkan turut menaiki ranjang! ia seketika mendekap tubuh Beril dengan sesenggukan.
Malam dengan segala kegundahan serta rasa bersalah itu pun berlalu! Bastian turut terlelap damai di atas ranjang yang sama dengan sang kekasih hati! kerinduan hati Bastian yang menggebu akhirnya mampu teredam sempurna begitu ia memeluk tubuh Beril.
Kenyamanan ini! selamanya akan seperti ini bukan?? aku mencintaimu wahai suamiku!!! mari bertahan dan berjuang bersama,
Dekapan hangat yang kembali terasa pada tubuhnya seketika membuat hati Beril menghangat! meski netranya terpejam serta berada di alam bawah sadar namun kebiasaan Bastian yang selalu memeluknya membuat Beril senantiasa menyadari bahwa pembuktian cinta Bastian bukan hanya ada di mulut semata.
****
Dia pergi setelah aku terlelap?? Tuan Devald-, apa kau benar-benar tak bisa memprioritaskan diriku untuk sekali saja?? kau tega meninggalkan ku juga calon bayimu demi kak Beril! padahal ibu berkata-, dirimu sangat mendambakan seorang keturunan!! tapi nyatanya-, janin ini tak cukup mampu menahanmu untuk tetap disisiku sepanjang malam!!
Jessica mematung diam, ia memperhatikan sekeliling kamar! sinar matahari yang telah menerobos masuk nyatanya tak mampu menghangatkan suasana hatinya.
"Aku membencimu kak Beril!!! kau memintaku untuk mengandung benih dari suami mu!! seharusnya diriku juga mendapatkan perhatian yang sama dari Tuan Devald!!! tapi kenapa?? kenapa ia selalu berlari padamu?!!" Jessica terisak, cairan bening dari pelupuk mata pun seketika tumpah diiringi dengan pukulan-pukalan kasar jemari tangannya pada bantal.
Aku-, apa aku mulai serakah?? tidak!!! diriku merupakan ibu dari calon bayi Bastian Devald!! penerus satu-satunya dari keluarga Bastian!! jadi aku juga berhak mendapatkan apa yang kak Beril dapatkan!! haruskah aku sedikit menunjukkan emosi ku pada Tuan Devald?? kenapa tidak?? kita coba saja Jessica!!
Isak tangis Jessica perlahan memudar, ia tersenyum simpul sembari mengusap air mata yang sempat membasahi pipinya.
Stevan?? ada apa dengannya?? kenapa tiba-tiba ia menghubungi ku?
Atensi Jessica teralihkan tatkala ponsel nya bergetar dan menampilkan sebuah notifikasi pesan pada layar.
'Kak! bisakah kita bertemu?? aku membutuhkan uang lebih untuk mengurus perpindahan juga membayar biaya sewa apartemen!'
"Aaahhh!! bukankah bulan lalu telah ku kirim uang lebih?? kenapa ia sudah meminta uang lagi sekarang?!!" Jessica meracau sembari membanting ponsel di atas ranjang.
Mereka tak memikirkan keadaan ku yang kesulitan di tempat ini!! yang ada dipikiran ayah ibu juga Stevan hanyalah uang, uang dan uang!!!
"Aku sungguh lelah Tuhan!!!"
****
Astaga!!! apa-apaan ini??? Bastian!! urat malunya benar-benar sudah putus!!
Heinrich juga beberapa perawat yang memasuki ruangan pagi itu justru memutar tubuh dan kembali melangkah keluar sembari menahan tawa.
👩🦰"Sepertinya Tuan Devald memang tak bisa berada jauh dari istrinya! pria itu benar-benar pria idaman ya!?"
🙆♀️"Kau benar! Tuan Devald bahkan terus menjatuhkan air mata saat Nona Beril tak kunjung membuka mata kemarin! sungguh sosok suami impianku!!"
Bisik-bisik dari lisan para perawat seketika membuat Heinrich tertegun!!
Pria yang mengenakan kacamata serta jas berwarna putih itu memilih untuk melangkah lebih cepat menuju ruangan pasien berikutnya karena Beril juga Bastian yang belum juga tersadar dari alam mimpi.