NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:537
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

"Baiklah terserah kamu saja, bukankah kita sudah sepakat untuk mengungkit hal ini lagi, dan memulai hidup yang baru" ucap pria itu.

"Apa,, mas bilang aku yang mengungkitnya, memang apapun yang aku lakukan selalu salah" ucap sang wanita ketus.

"Aku yang mengungkitnya, aku yang salah, aku tak seharusnya membicarakan hal itu, aku janji, aku tidak akan mengungkitnya lagi" sahut pria itu membujuk agar sang istri tenang.

"Sekarang, ayo makan lagi martabaknya, setelah ini aku akan kembali ke kantor untuk bekerja jaga malam lagi, rangga kamu juga makan, ini enak sekali" ucap pak hari menyodorkan martabak pada rangga, ia juga menghabiskan sisa martabak yang ada di tanganya.

"Bekerja lagi" ucap wanita itu pelan.

"bekerja saja yang mas lakukan, mas tidak pernah perduli dengan aku, pulang cuma makan setelah setelah itu pergi, mas benar-benar tidak perduli lagi dengan keluarga, bahkan, aku kehilangan anakku mas juga tidak perduli" teriaknya histeris.

perdebatan antara suami istri pun terjadi di depan rangga putra mereka, tak lama kemudian suara perdebatan itu berakhir.

Saat ini bu titin tengah berada di dalam kamar, menatap keluar dari arah jendela, pak hari tetap berada diruang tengah sambil duduk termenung, keduanya saling merenung terhadap apa yang baru saja terjadi,

"Astagfirullah, yang Allah ampunilah dosa-dosa hambamu ini yang tidak bisa menjaga dan melindungi keluarga, ya Allah" ucap pria itu memohon ampun.

Sementara itu, rangga nampak membersihkan pecahan gelas yang tak sengaja terjatuh saat kedua orang tuanya berdebat.

Keesokan harinya suasana di warung mi ayam pak lian, nampak ramai pengunjung.

"Pak pesan mi ayamnya dua di bungkus, pak mi ayam tiga dimakan di sini" ujar beberapa pelanggan pak lian, ada yang dimakan di tempat dan juga ada yang dibungkus.

"Assalamualaikum" ucap salah seorang wanita bersama putranya. Kedatangannya langsung disambut hangat oleh bu kiki

"Waalaikum salam" jawab bu kiki sambil tersenyum lalu mengajaknya duduk di salah satu ruangan khusus berada didekat dapur yang biasa digunakan untuk mengawasi semua pengunjung

Diruangan itu tampak nenek dan maya serta putranya tengang duduk santai sambil berbincang. Kedatangan wanita itu membuat lian canggung dan salah tingkah saat melayani pelanggan.

"Lian bilang kamu akan mempertimbangkan lebih dulu, wah kamu benar-benar seorang wanita teliti" ucap bu kiki.

"Dalam menjaga hubungan keluarga bukanlah hal yang sulit, yang terpenting, orangnya harus baik, saling terbuka, berkata jujur".

"Jika siap menikah tentunya kalian, akan punya sepasang putra dan putri, itukan hal yang bagus" sahut bu kiki sedikit membujuk maya agar segera menikah dengan lian putranya.

"Lihat perkembangan nanti bu, saya kesini hanya mengantar zidan memenuhi undangan beliau" ucap maya sopan.

"Baiklah, kalian mulailah saling mengenal, biar ibu bisa memiliki menantu seperti kamu. Oh iya, ayo silahkan dimakan mi ayamnya mumpung masih hangat". ucap bu Kiki.

"Jangan lihat tempatnya, mie di sini sangat enak dan satu-satunya di daerah ini, semua tetangga beli mi disini" ucapnya lagi.

Beberapa saat kemudian mereka telah selesai menikmati mi tersebut.

Maya dan bu kiki saling berbincang mengenai rencana masa depan mereka, sementara zidan menatap suatu benda yang ada di meja lain lalu menghampiri.

Dimeja tersebut terdapat satu mainan mobil-mobilan milik Jihan lalu ia mengambil dan memainkan benda tersebut.

"Silahkan, ini pesanan mi-nya" ucap lian memberikan mi pada pelanggan.

"Nenek ini melonya" ucap Jihan yang mengambil melon dari rumahnya atas perintahnya

"Ini mainanku" bentak jihan pada zidan yang baru saja datang tidak terima jika mainan miliknya di mainkan orang lain.

"Ini aku kembalikan" ucap zidan memberikan mainan tersebut pada Jihan.

"Aku tidak mau lagi" sentak Jihan membuang mainan tersebut.

"Jihan apa yang kamu lakukan, mereka ini pelanggan, kamu tidak boleh seperti itu, ayah kan sudah kalau pelanggan adalah raja, dan kita harus melayani pelanggan dengan baik. Lagi pula sudah berada banyak mainan yang kamu rusak, jika kamu terus seperti itu, maka ayah tidak akan membelikan mainan lagi untuk-mu" ucap lian pada putrinya.

"kamu baru saja sampai dan berkeringat, jika terus marah semakin banyak keringat dan itu membuatmu jelek, lebih baik tenang dan duduk yang manis" ucap lian.

"Maaf ya, kalian coba, ini melon segar dari kebun, ibu sendiri yang memetiknya" ucap lian memberikan suguhan pada maya dan ibunya beberapa buah melon yang sudah dipotong dan dibersihkan lebih dulu.

"Ini cobalah, dari kebun sendiri" ucap bu kiki mengambilkan satu buah melon pada maya.

"Terimakasih bu" ucap maya.

"Zidan kamu juga nak, cobalah" ucap lian juga memberikan satu potong pada zidan dan juga pada Jihan.

"Terimakasih paman" sahut zidan.

"Sama-sama" jawab lian sambil mengusap rambut zidan.

"Maafkan Jihan ya, dia masih kecil, belum mengerti, apakah kamu mau memaafkannya" tanya lian.

"Aku tidak seharusnya mengambil mainan orang lain, aku yang minta maaf" ucap zidan sambil memakan buah melon.

"Masya Allah, kamu baik sekali" puji lian.

Saat zidan mengucapkan permintaan maaf, ayah Jihan sangat bangga dan memujinya "Kamu memang benar-benar anak yang baik, kalau begitu aku akan memberimu hadiah, Kamu mau apa paman akan memberikan untukmu" ucap lian.

"Aku mau makan mi ayam lagi" jawab bocah itu.

"Baiklah, tunggu sebentar, paman akan membuatkan yang spesial buat kamu" ucap lian sambil mengusap kepala zidan dengan lembut.

"Ayah jangan sentuh dia" ucap Jihan tidak suka bila ayahnya perhatian dengan zidan.

"Oya memangnya kenapa, kalau ayah menyentuhnya" tanya lian.

"Atau jangan-jangan kamu marah, baiklah kalau begitu ayah juga akan menyentuhmu, gadis kecil" ucapnya lagi. Kemudian beranjak menuju dapur, membutuhkan mi untuk zidan

"ha ha ha, anak kecil tingkahnya memang begitu, silahkan silahkan dilanjutkan makan buahnya saya akan membuatkan mi untuk zidan" ucap lian pada maya dan ibunya.

Oh iya, apa kamu juga mau aku buatkan lagi" tanya lian pada maya. "Tidak usah terimakasih, ini saja sudah gratis, tapi kalau boleh dibungkus saja buat dirumah nanti" "oh boleh, boleh sekali, buat Kamu dan zidan mau makan disini atau dibungkus tinggal bilang saja, saya buatkan dulu ya. Bu tetap disini, ajak ngobrol dulu disini" ucapnya kemudian berlalu.

"Hem" jawab bu kiki mengangguk karena mulutnya baru saja menggigit buah melon

"Jihan bermainlah berdua dengan zidan dan dengar ayah jangan bertengkar, ya" ucap lian pada Jihan.

"Aku mau bermain sendiri saja" jawab gadis itu sedikit meninggikan suaranya.

"Bermain sendiri, ya sudah keluar sana, tapi jangan jauh-jauh" pinta lian. Jihan pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Sementara zidan tetap berdiri di tempat memandang Jihan berlari keluar, sambil menikmati segarnya buah melon.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!