NovelToon NovelToon
5 Hari Sebelum Aku Koma

5 Hari Sebelum Aku Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Spiritual / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Suami Hantu
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Maylani NR

5 hari sebelum aku koma, ada sesuatu yang janggal telah terjadi, aneh nya aku tidak ingat apa pun.
__________________

"Celine, kau baik-baik saja?"

"Dia hilang ingatan!"

"Kasian, dia sangat depresi."

"Dia sering berhalusinasi."
__________________

Aku mendengar mereka berbicara tentang ku, sebenarnya apa yang terjadi? Dan aneh nya setelah aku bangun dari koma ku, banyak kejadian aneh yang membuat ku bergidik ketakutan.

Makhluk tak kasat mata itu muncul di sekitar ku, apa yang ia inginkan dari ku?
Mengapa makhluk itu melindungi ku?
Apakah ini ada hubungan nya dengan pria bermantel coklat yang ada di foto ku?

Aku harus menguak misteri ini!
___________________

Genre : Horror/Misteri, Romance

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maylani NR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembicaraan (01)

Malam itu, suasana cafe kecil di sudut kota terasa tenang, ditemani suara rintik hujan yang tak kunjung reda. Jam di dinding cafe sudah menunjukkan pukul 19:30, dan hanya ada beberapa pengunjung yang duduk di meja masing-masing, sibuk dengan percakapan dan kopi panas mereka. Di salah satu sudut cafe, Celine dan Sovia masih duduk menghadap, dengan pembicaraan yang semakin dalam.

"Briyon, jadi-hantu itu adalah kakak ku?" Sovia bertanya, suaranya nya pun semakin bergetar.

Celine menarik napas panjang sebelum menjawab. Matanya menatap Sovia lebih dalam, seolah berusaha mencari kekuatan untuk melanjutkan. "Ya, Sovia. Hantu itu ... adalah Briyon."

Mata Sovia melebar, dan dalam sekejap, kumpulan air mata mulai terbentuk di pelupuknya. "Kak Briyon?" suaranya hampir tak terdengar. "Kakak ku?"

Celine mengangguk pelan, wajahnya menunjukkan campuran rasa bersalah dan kebingungan. Sovia menunduk, kedua tangannya memegang erat cangkir kopi yang sudah dingin. Pikirannya dipenuhi kenangan tentang Briyon—kakak laki-lakinya yang baik, lembut, dan selalu mengayomi.

"Dia selalu bersama ku, Sovia," Celine melanjutkan dengan suara lembut, seperti seseorang yang sedang mengungkapkan rahasia besar.

Sovia mendongak, air mata mengalir perlahan di pipinya. "Lalu, apa yang kak Briyon katakan pada mu, Celine?"

Celine menelan ludah, seolah kata-kata itu begitu berat untuk diucapkan. Namun, akhirnya dia berkata, "Dia bilang ... bahwa dirinya adalah suamiku."

Keheningan pun menjalar di meja mereka. Hanya suara rintik hujan yang menjadi satu-satunya suara yang terdengar mengisi keheningan. Sovia mendengarkan, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar.

"Dia menunjukkan banyak hal padaku," lanjut Celine. Dari tasnya, ia mengeluarkan sebuah album foto. Di dalamnya terlihat gambar Celine dan Briyon tersenyum bahagia di berbagai momen kebersamaan mereka.

"Album foto ini ku temukan di dalam ruang rahasia yang berada di dalam laci ku, aku bisa menemukan ini semua karena Briyon yang menunjukkan nya pada ku," jelasnya, lalu ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah yang di dalam nya terdapat cincin emas dengan ukiran nama mereka berdua di bagian dalam. "Dan ini cincin pernikahan kami."

Sovia tersenyum kecil, meski air matanya terus mengalir. Hatinya tetap di penuhi rasa haru dan duka sekaligus. "Jadi ... kak Briyon rela hingga sejauh ini, bahkan setelah kematian nya pun, dia tak ingin meninggalkan mu?" suaranya bergetar, penuh emosi.

Celine mengangguk, air mata mulai membasahi pipinya juga. "Dia bilang dia ingin menjagaku ... selamanya."

"Begitu ya."

Sovia menatap cincin pernikahan itu, lalu menghela napas panjang. Meski berat, ada rasa hangat di dada. "Aku tak tahu harus merasa apa, Celine," katanya sambil tersenyum sendu. "Tapi yang aku tahu satu hal ... kak Briyon mencintai mu dengan sepenuh jiwa, itu sudah cukup untukku."

Hujan di luar semakin deras, seolah alam juga larut dalam emosi yang melingkupi mereka. Di tengah rintik hujan dan lampu temaram cafe, dua wanita itu saling berbagi rasa kehilangan, cinta, dan keterhubungan dengan sosok yang kini hanya tinggal bayangan—namun masih sangat nyata bagi keduanya.

.......

.......

.......

"Sovia, aku akhirnya mengingatnya, sesuatu yang telah hilang dari ingatanku," ujar Celine dengan suara bergetar.

Sovia mengerutkan kening dan sedikit terkejut. "Ingatan mu telah kembali? Sungguh?"

"Tidak semuanya, hanya sebagian kecil dari rangkaian puzzle memori ku yang hilang."

"... "

"Briyon," jawab Celine singkat. "Dia membantu ku mengembalikan sebagian ingatan ku yang hilang. Khususnya tentang malam itu, di tanggal 14 November, hari di mana kebahagiaan ku di hancurkan oleh mereka."

Sovia tiba-tiba tegang, ia tahu itu adalah hari di mana awal dari kehancuran hidup Celine di mulai.

"Hari itu ... adalah hari ulang tahun ku. Kami sedang merayakannya bersama di taman hiburan, lalu kami berjalan pulang penuh kebahagiaan. Berharap bisa menghabiskan makan malam kami setelah sampai di rumah."

"... "

"Tetapi tiba-tiba semuanya berubah. Gang itu adalah saksi bisu kami, sepuluh orang pria bermasker muncul dari kegelapan, mengelilingi kami. Mereka masing-masing membawa balok kayu, dan tanpa belas kasih, salah satu dari mereka memerintahkan kepada anak buahnya untuk memukuli Briyon."

Sovia menutup mulutnya dengan tangan, ia terkejut mendengar cerita yang baru pertama kali ia dengar secara langsung dari bibir Celine.

"Ini adalah pertama kali nya Celine menceritakan kasus ini sejak kejadian tersebut. Dulu, ia begitu depresi karena kematian kakak ku. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk terus bungkam dalam diam, dan tidak mau menceritakan kejadian nya pada ku atau pun pada pihak kepolisian."

Celine melanjutkan ucapannya, seraya menatap Sovia dengan kedua bola mata yang sudah membendung. "Mereka ... memukuli Briyon tanpa rasa ampun."

Air mata Celine mulai mengalir di pipinya. "Aku mencoba menghentikan mereka, tapi jumlahnya terlalu banyak. Mereka bahkan ... menembak kami." Suaranya pecah saat mengingat detik-detik tragis itu. "Aku ditembak di perut, tapi Briyon … dia kehabisan darah, dan dia-" ucapan Celine terputus, karena hatinya begitu sakit, dan bibir nya begitu sulit untuk mengucapkan kenyataan yang tidak ingin ia ucapkan.

Sovia merasa tenggorokannya tercekat. Namun, Celine belum selesai.

"Sebelum Briyon menghembuskan napas terakhirnya, dia mengucapkan sesuatu. Sebuah lantunan kalimat yang … tidak aku mengerti. Namun, Briyon mengatakan pada ku bahwa kalimat itu ada kalimat istimewa, sesuatu yang membuatnya tetap berada di dunia ini."

"Apa?" Sovia pun terkejut.

Celine berhenti sejenak, menatap Sovia dengan ragu. "Aku ingat kalimat itu. Briyon beberapa kali mengucapkan nya, dan ia bilang … itu adalah kekuatan spiritual besar miliknya."

Sovia menegakkan tubuhnya, rasa penasaran bercampur ketegangan menyelimuti hatinya. "Apa kalimatnya, Celine?" tanyanya hati-hati.

Celine menarik napas panjang, lalu melantunkan kalimat itu dengan pelan. Suara hujan di luar terasa seolah berhenti sejenak, memberi ruang bagi suara Celine untuk menggema di ruangan itu.

"Bizseoza kokzaituza zakozazora bakiziko maharoza."

Begitu kalimat itu selesai diucapkan, Sovia terlonjak. Wajahnya memucat, matanya menatap Celine dengan horor yang tak bisa disembunyikan. "Celine… itu bukan sembarang kalimat," katanya gemetar.

"Apa maksudmu?" tanya Celine bingung.

"Itu adalah perjanjian sakral dengan bangsa Iblis," jawab Sovia, suaranya hampir berbisik.

Celine tersentak di tempatnya. "Kenapa Briyon … bisa melakukan itu?" tanyanya dengan napas tersengal.

Sovia menunduk, lalu menatap Celine dengan mata yang basah. "Karena dia mencintaimu, Celine. Cinta yang begitu besar hingga dia rela menyerahkan dirinya. Briyon bukan pria yang kuat, kamu tau itu, kan? Tapi dia ingin menjadi kuat, agar bisa terus berada di sisimu, melindungi mu … bahkan setelah kematian.”

Kata-kata Sovia menggema di kepala Celine. Air mata mulai membasahi pipinya lagi, jantungnya bercampur aduk antara haru dan rasa bersalah. "Briyon … kenapa kau melakukan ini …" bisiknya, seolah berharap Briyon bisa mendengar nya saat ini.

Hujan di luar semakin deras, seakan langit pun ikut menangisi cinta yang begitu mendalam, namun juga penuh pengorbanan yang kelam.

...Bersambung ......

1
ball
lanjutin aja Briyon biar dia kaget -______-
ball
maaf ya mba Reina dia suami orang. 😑
Gebi Simamora
jgn tarik tarik Briyon heh sana cewek lenjeh /Grimace/
Gebi Simamora
gak enak juga ya kalau harus nutupin, gak bisa bareng-bareng 🥺
Acil Supriadi
hadewwwwhhh kasian Celine
Acil Supriadi
belum apa-apa udah cemburu😒 situ siapa ya?
Acil Supriadi
wahhh Reina suka Briyon nih kaya nya 😔
Ellana_michelle
Noooo😭
Tania Laras
aku jadi Celine sakit hati/Cry/
Syelina Putri
tanda tanda tukang tikung
Sasa Bella
iya si devid kek nya posesif+ obsesi bgt sama Celine 😒
Sasa Bella
terus aja nyari alasan 🗿
Tania Laras
apaan si devid uler banget
AmSi
bermuka dua/Speechless/
ball
gak tau kenapa ya, kesel bgt sama si devid
Gebi Simamora
ngeles mulu kaya bajai si reina/Right Bah!/
Acil Supriadi
si devid ngajak kerja sama 😒
Ellana_michelle
Apasih... jauh jauh lu devid..
Ellana_michelle
cinta beda alam🥺
Ellana_michelle
mau mewek🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!