Kalila Maizah, seorang gadis yang bercita-cita ingin menikah dengan seorang bule. Saat bermain Instagram, diberanda nya lewat unggahan seorang pengusaha bersama rekannya. Maizah yang pada dasarnya pecinta cowok ganteng langsung gercep mencari Instagram si bule ganteng yang ada di dalam unggahan itu.
Maizah tidak nyangka bahwa dia diikuti balik oleh bule itu! Bahkan dia minta untuk ditampar oleh temannya saking tidak percayanya.
Bagaimanakah kisah Maizah selanjutnya? Bagaimana dia bisa mendapatkan cita bule itu? Mampukah dia mewujudkan impian untuk menikah dengan bule?
Saksikan kisah nya dengan membaca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 20
"Ayo, zah."
Setelah acara membuka oleh-oleh Maizah, Citra dan Putri akan berangkat kuliah. Maizah membawa tas punggung dan paper bag berisi oleh-oleh untuk teman-temannya.
Suasana hati Maizah bercampur aduk; gembira karena akan kembali berjumpa teman-temannya, namun juga sedikit haru karena ini kali pertama ia berpamitan pada Arvid untuk kuliah. Kayak gimana ya, nano gitu.
Arvid, suaminya, tampak tenang namun matanya penuh kasih sayang. Ia memeluk Maizah erat sebelum istrinya itu pergi.
Memberikan kecupan manis di kening dan pipi Maizah membuat Citra dan Putri yang menunggu Maizah baper sendiri melihat kemesraan pengantin baru itu.
"Jaga hati, jaga mata, Honey," bisik Arvid, suaranya lembut namun tegas, penuh dengan cinta dan kepercayaan.
"Kayak aku mau ke mana aja by." Ucap Maizah yang masih berada di dalam dekapan Arvid.
"Ke manapun itu honey,"
"Baiklah,"
Keduanya melepaskan pelukan. Maizah mengusap pipi Arvid lalu memeluknya lagi sebelum benar-benar pergi kuliah bersama Citra dan Putri.
Ketiganya berangkat kuliah bersama menggunakan mobil yang sudah di pesan. Motor Maizah enggak ada di sana, hanya Motor Citra yang ada masa mereka bonceng tiga.
Dulunya mereka akan sayang dengan uang 20 rb hanya untuk ojek online ke kampus. Tapi sekarang malah Arvid yang selalu menyarankan sang istri naik mobil. Bule itu tidak ingin istrinya naik motor dan terlalu berdekatan dengan bapak ojek online tersebut.
Untung saja kosan dan kampus Maizah enggak terlalu jauh jadi ongkos nya hanya 20 ribu, 40 ribu pulang balik.
Sementara itu, Arvid tetap berada di kamar, menikmati kesendiriannya setelah melepas sang istri tercinta. Memainkan macbook memeriksa pekerjaannya.
Sesampainya di kampus, Maizah langsung disambut hangat oleh teman-temannya. Paper bag yang ia bawa penuh dengan berbagai macam hadiah; gantungan kunci dengan desain unik dari berbagai tempat wisata di London, parfum dengan aroma yang menenangkan, dan cokelat-cokelat lezat khas Inggris.
Ia juga tak lupa memberikan hadiah untuk dosennya, Bu Ani, seorang dosen yang sangat baik dan perhatian.
"Wah, Maizah, banyak banget oleh-olehnya! Terima kasih banyak!" seru teman-temannya serentak, mata mereka berbinar melihat hadiah-hadiah yang diberikan Maizah.
Bu Ani pun turut mengucapkan terima kasih, senyumnya merekah melihat kejutan dari mahasiswinya itu. Suasana kelas menjadi lebih ceria dan hangat.
Setelah kelas selesai, teman-teman Maizah mengerumuninya. Mereka ingin mendengar cerita pengalaman Maizah selama berada di London.
Maizah pun dengan senang hati menceritakan semua detailnya; mulai dari persiapan resepsi pernikahannya yang meriah, bagaimana ia dan Arvid memilih gaun pengantin dan setelan jas, hingga detail dekorasi yang indah dan elegan.
Ia juga bercerita tentang momen-momen romantis bersama Arvid, dan bagaimana mereka menikmati waktu liburan singkat di London setelah resepsi.
"Resepsinya mewah banget, ya! Gaun pengantinnya juga cantik sekali zah!" seru Citra, matanya berbinar kagum melihat video dan foto yang ada dalam hp Maizah.
"Iri banget deh bisa jalan-jalan kalian di London! Ceritakan lebih detail lagi, dong!" timpal Putri, penuh antusias.
Maizah pun bercerita panjang lebar tentang perjalanan mereka di London. Ia menggambarkan keindahan Buckingham Palace, kemegahan Tower Bridge, dan keseruan berbelanja di Harrods.
Ia juga menceritakan tentang pengalamannya mencoba berbagai makanan khas Inggris, dan bagaimana ia dan Arvid menikmati suasana kota London yang ramai dan penuh warna. Teman-temannya mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali tertawa ataupun berdecak kagum.
"London benar-benar kota yang indah dan romantis," kata Maizah, sambil tersenyum mengingat kembali momen-momen indah bersama Arvid.
"Gimana zah rasanya jadi seorang istri sekarang?" Tanya salah saru dari mereka.
"Gimana ya?" Maizah berfikir sejenak.
"Kalau aku sih lebih nyaman dan bahagia tentunya. Aku punya seseorang yang selalu ada di sisiku, mendengar semua ceritaku dan perhatian. Pokoknya enak banget deh! Kalian nikah lah biar rasain juga."
"Pengen, tapi belum ada yang cocok." Ucap Citra.
"Lo aja yang pilih-pilih. Maunya yang oppa-oppa korea."
"Hahahah," Semuanya tertawa.
Akhirnya Maizah pulang ke rumah bersama Citra dan Putri. Sesampainya di rumah, Maizah disambut hangat oleh Arvid. Ia menceritakan kembali pengalamannya di kampus, dan Arvid mendengarkan dengan penuh perhatian.
Maizah merasa sangat beruntung memiliki suami seperti Arvid. Ia tahu bahwa Arvid selalu mendukungnya dalam segala hal, dan ia merasa sangat dicintai dan dihargai.
Kehidupan rumah tangga mereka terasa harmonis dan penuh cinta, sebuah awal yang indah untuk perjalanan hidup mereka bersama. Dan hari itu, hari pertama Maizah kembali kuliah setelah pernikahannya, menjadi awal yang penuh kebahagiaan dan harapan.
"Jadi pulang ke rumah?" Tanya Arvid.
"Iya, besok kelas ada cuma ada satu itupun pukul 1 siang. Jadi kita bermalam saja di rumah."
Rencananya mereka tidak akan bermalam, tapi mengingat kelasnya hanya satu itupun siang jadi dia memutuskan bermalam saja.
Tbc.
...Jangan lupa like dan komen ...
^^^Mawar Jk ^^^