Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Juga Masih Punya Perasaan
Setelah cerita dari dua orang bibi itu selesai, Zai langsung memberikan Gaji mereka di awal bulan. Agar mereka bekerja dengan hati yang nyaman.
'Karna suatu pekerjaan harus di landasi dengan keringanan hati/kenyamanan hati untuk bertahan, Jika sudah tak nyaman makan orang akan meninggalkan pekerjaan tersebut' Itu lah yang di pikirkan oleh Zai
Dan Zai mempersilah kan mereka pulang, dan menyuruh mereka datang Pukul 08:00 pagi, dan pulang Pukul10:00 siang. Lalu datang lagi Pukul 18:00 , Dan pulang lagi Pukul 21:00. Kerjaan mereka tidak banyak jadi Zai menyuruh mereka bekerja di Jam segitu saja.
Zai kembali ke kamar nya dan merebah kan tubuh nya yang lelah hingga terlelap..
Tak terasa hari berganti kembali, Habis gelap, Terbitlah terang. Suara kicauan burung jauh terdengar, Suara lembut begitu dekat terdengar.
Aisya bangun pagi sekali lalu ingin mengajak Zai untuk lari pagi. Namun yang dia ajak malah larut dalam mimpi,
Setelah meminta izin untuk masuk kepada Pak Rahman yang berjaga, Aisya berjalan dengan berjinjit kaki lalu membuka pintu secara perlahan, Setelah dekat dengan Zai dia lalu meniup telinga dengan perlahan. Terlihat wajah Zai yang tersenyum.
"Wah orang ini mungkin bermimpi hal mesum!" Pikir Aisya, Lalu dia pun mengarahkan wajah nya lagi ke telingan Zai tapi kali ini mengucap kan sebuah kalimat "Sayang Bangun" Bisik nya yang membuat Zai menggeliat. Mungkin karna geli.
Zai mengucek mata nya lalu menoleh langsung kesamping. Dan disana dia menatap mata bulat yang indah dengan bibir merah cery yang begitu dekat dan sedikit terbuka.
Zai memajukan bibir nya, Tapi di tahan oleh Aisya dengan satu jari "Ih Belum mandi, Belum gosok gigi, Udah mau nyosor aja! Seperti bebek jantan yang ketemu betina nya" Ucap Aisya sambil menutup hidung nya dengan dua jari dan mengibaskan tangan nya seolah Zai sangat bau sambil dia tertawa cekikikan
"Aisya..!" Teriak Zai yang jengkel di kerjai. Aisya langsung kabur keluar dari kamar Zai dan duduk di shofa.
Sepuluh menit kemudian, Zai sudah selesai mandi dan keluar dengan pakaian biasa saja.
"Dasar pemalas, Ayo lari pagi!" Ajak Aisya yang sudah lama menunggu. Meski pun hanya sepuluh menit, Tapi yang nama nya menunggu itu tetap terasa lama.
"Aku ganti baju dulu!" Zai langsung berbalik tapi Aisya melompat dan menangkap lengan Zai.
"Tak perlu, Aku tak ingin menunggu lagi!" Terlihat bibir nya agak monyong kedepan
"Baik lah, Kita kemana tujuan?" Tanya Zai sambil berjalan ke Rak sepatu dan mencari sepatu olah raga kemudian memakai nya. Untung nya dia sempat membeli, Entah kapan itu!
"Keliling komplek Saja!" Sahut Aisya yang langsung menarik Zai karna terlalu lama "Keburu panas nanti!" Kata nya lagi
Tiga puluh menit kembali berlalu, Lari pagi pun berakhir, Mereka pulang kerumah masing-masing tanpa ada adegan yang membagongkan yang terjadi..
Bi Diyah sudah menyiap kan makanan di meja, Setelah mandi lagi dan berganti baju, Zai segera makan dan setelah selesai dia mengambil kunci motor nya lalu keluar dan membuka Garasi.
Hari yang cerah dengan motor Gold Wing sebagai kendaraan nya. akan bersinar di jalan raya seperti matahari yang menyilaukan banyak pasang mata.
Zai menuju Sky Pavilun, Sesampai nya di sana dia melihat ada beberapa orang yang berkerumun di depan pintu masuk, Dia pun menerobos dengan membelah kerumunan itu.
Terlihat disana seorang yang familiyar di ingatan nya sedang berlutut..
"Tolong lah pak Handoko, Saya tidak ingin masa tua saya menderita!" Ucap Indro yang kini merasa hidup nya akan sengsara.
"Kau sudah menyinggung seseorang yang aku saja harus membungkuk jka bertemu dengan nya! Tapi kau punya nyali untuk menyinggung nya! Maka rasakan dan nikmati apa yang kau tuai!" Ucap Handoko mencibir
Zai dari belakang Handoko hanya tersenyum mendengar perkataan nya, "Tak salah aku mempertahan kan nya, Ini patut di apresiasi!" Batin nya mengagumi Handoko. Bukan hanya pintar juga berwawasan luas.
"Jika nanti aku bisa membangun perusahaan milikku sendiri, Aku harus menjadi kan nya tangan kanan ku!" Pikir nya lagi
Zai maju dan bersuara "Bubar lah kalian yang tidak berkepentingan! Lanjutkan pekerjaan kalian!" Ucap nya membuat semua orang yang sudah tau siapa dia langsung pamit pergi,
Sebelum itu mereka menyapa lebih dulu "Selamat pagi Bos!" Ucap mereka satu persatu
Indro langsung terduduk di tanah saat melihat wajah pemuda itu "Rupa nya orang ini penyebab kehancuran ku, Sial sekali, Jika aku tau akan begini, Maka akan aku relakan Hutang Abdullah itu!" Batin nya.
Lalu perlahan berjalan dengan lutut nya, "Tolong lah kasiani aku, Aku sudah tua, Aku tak ingin jadi Gembel di jalanan!" Pinta nya sambil memegang lutut Zai, Dia terpaksa melakukan nya, Dia tak peduli lagi martabat atau pun pandangan orang lain tentang nya.
"Baik lah... Tapi dengan satu Syarat!"
"Apa pun syarat nya, Aku akan memenuhi nya!" Sahut Indro dengan cepat, Dia merasa ada secercah harapan
"Pergilah sejauh mungkin, Dan berharap lah agar kita tidak pernah bertemu lagi!" Pinta Zai dengan tatapan tajam. "Tapi sebelum kau pergi, Minta maaf lah dulu kepada keluarga Pak Abdullah, Kau akan tau akibat nya jika tak melakukan nya!" Ancam Zai lalu megalih kan pandangan nya kepada Handoko.
"Pak Han kembalikan sedikit uang nya untuk bekal dia pergi keluar negri!" Pinta Zai kepada Handoko lalu mengalih kan lagi pandangan nya ke arah Indro yang mulai bersemangat.
"Terima kasih atas kemurahan hati mu! Aku akan mengingat kebaikan mu ini!" Ucap nya lalu memeriksa ponsel nya dan melihat saldo nya sudah bertambah. Lalu dia berdiri dan pamit, dan segera memanggil taxi. Karna mobil nya sudah di sita oleh Bank dan juga aset nya, Semua nya, Bahkan tiga istri nya pergi meninggal kan nya...
"Kenapa Bos melepaskan nya?" Tanya Handoko penasaran.
"Aku hanya tak ingin terlalu kejam dengan orang tua, Aku juga masih punya perasaan Pak Han! Lebih baik kita masuk kedalam! Udara sudah terasa panas" Ajak nya.
"Di balik tingkah laku nya yang kadang suka memerintah, Terselip rasa ke manusia an yang besar!" Batin Handoko kagum.
Mereka naik melalui Lift Khusus, "Pak Han, Aku ingin membangun perusahaan baru, Apakah kau punya saran perusahaan apa yang harus aku bentuk?" Tanya nya.
"Bagaimana jika Perusahaan Teknologi Bos!"
"Boleh juga ide mu Pak Han!" Zai tersenyum lalu lift berhenti dan mereka keluar bersama. "Aku akan keruangan Alisya dulu!" Ucap nya lalu berjalan sendiri "Pak Han! Ambil bonus mu, Dan liburan lah beberapa hari, Jangan lupa ajak keluarga!" Kata nya lagi lalu masuk tanpa mengetuk kedalam Ruangan Alisya.
Sedangkan Handoko masih terdiam seperti patung, Dia masih tak percaya dengan ucapan yang baru saja di ucapkan oleh bos muda nya. Dia langsung mencubit tangan nya. Dan merasakan sakit. "Ini bukan mimpi!" Batin nya dan langsung bergegas untuk mengambil bonus dan cuty liburan, Sambil mengeluarkan Ponsel nya dan menelpon istri nya....
madina. sdh kena bobol. tinggal lina aja.sdh 7 cewek. pas buat 1 minggu gj berhenti. yunita buat cadangan aja ya
yg btl aja si author ini sk nya bobol mem bobol gwg ha.. ha. ha. .