~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️❤️
'Prang prang'
Jessika melempar barang-barang yang ada di dalam kamarnya.
Ia kemudian mengambil satu botol alkohol dan meneguknya hingga habis.
"Siapa yang berani nyebarin video gue" Teriak Jessika di dalam kamar
Video Jessika yang tengah menggoda kepala agency tempatnya bekerja mendadak menjadi viral.
Di dalam video itu terlihat Jessika tidak mengenakan pakaian apapun, ia membuka lebar kakinya di depan laki-laki itu namun sayangnya saat itu juga laki-laki itu menampar pipi Jessika dan meninggalkan Jessika.
Hal itu membuat nama baik Jessika hancur. Banyak netizen yang mengomentari buruk tentang dirinya.
Bahkan kebanyakan netizen berkomentar ingin menyewa Jessika untuk sekedar menemani saja.
Reputasi Jessika hancur, dan parahnya lagi banyak pihak yang membatalkan kerja sama dengan dirinya.
"Gue harus balik ke Indonesia" Ucap Jessika.
Jessika membuka ponselnya kemudian memesan tiket pesawat ke Indonesia.
****************
'Byurrr'
Udara yang sangat panas membuat Tisya tiba-tiba ingin berenang.
Ia menjatuhkan tubuhnya di dalam kolam renang walaupun ia tidak bisa renang.
"Segarnyaaaaaa" Tisya mengirim gambar itu pada suaminya.
'Ting'
Dimas membuka pesan dari istrinya dan ia tersenyum.
"Emangnya bisa renang, nanti malah tenggelam" Isi pesan Dimas.
"Hehe, penting berendam" Jawab Tisya.
"Masuk, nanti kalau ada pesawat lewat" Perintah Dimas
"Emangnya kenapa?" Tanya Tisya.
"Tubuh kamu yang seksi itu bisa terlihat sayang" Jawab Dimas.
"Emangnya iya?" Tanya Tisya lagi.
"Ooo ga mau nurut ya sama suami"
"Iya iya" Jawab Tisya.
Tisya langsung keluar dari kolam renang dan melanjutkan berendam di kamar mandi.
.
.
Kerja Dimas menjadi tidak fokus. Ia terus mengingat tubuh polos istrinya.
"Argh gara-gara Tisya" Ucap Dimas.
Dimas mencoba berjalan-jalan mengelilingi ruangannya untuk menghilangkan pikiran kotornya itu.
Namun tiba-tiba saja pintu terbuka.
'Klek'
Dimas menoleh ke arah pintu itu.
"Siapa yang berani masuk ke ruangan gue tanpa mengetuk pintunya" Ucap Dimas dalam hati.
Ketika pintu sudah terbuka lebar, terlihat seorang wanita yang mengenakan pakaian rapi.
"Selamat siang pak" Ucap wanita itu.
Dimas mengerutkan keningnya.
"Siang, ada perlu apa anda ke ruangan saya?" Tanya Dimas.
"Bolehkah saya masuk?" Tanya Stefi.
"Oh silakan"
Dimas menyuruh Stefi duduk di sofa sedangkan ia duduk di kursinya.
"Ada perlu apa anda datang ke sini?" Tanya Dimas to the point.
Stefi mengeluarkan map dari dalam tasnya.
Ia berjalan mendekati Dimas dan meletakkan map itu di hadapan Dimas.
"Apa ini?" Tanya Dimas.
"Silakan dibaca" Jawab Stefi.
Dimas membaca surat itu dengan seksama.
Setelah selesai membaca surat itu Dimas langsung menatap Stefi.
"Kenapa dibatalkan?" Tanya Dimas.
"Saya kurang tahu alasannya" Jawab Stefi.
Sejak awal memang Dimas kurang srek kerjasama dengan perusahaan tempat Stefi bekerja.
"Oke saya terima pembatalan kerja sama ini" Ucap Dimas.
Dimas menandatangani surat itu kemudian menyuruh Stefi keluar dari ruangannya.
Stefi masuk ke dalam lift dan kebetulan ada Juan yang hendak keluar.
"Loh kamu ngapain di sini?" Tanya Juan.
Stefi mengurungkan niatnya untuk naik lift. Sebab Juan mengajaknya ngobrol di ruangannya.
"Ooo jadi perusahaan tempat kamu kerja lagi ada masalah" Ucap Juan
Stefi menganggukkan kepalanya.
"Banyak karyawan yang di PHK" Ucap Stefi.
"Kamu juga?" Tanya Juan.
"Engga sih, tapi karyawan yang ga diPHK gajinya masih ditahan" Jawab Stefi.
"Oh iya di sini ada lowongan ga?" Tanya Stefi
"Emmm ada sih, emangnya kamu mau?" Tanya Juan.
"Mau mau dari pada di sana belum jelas juga, takutnya nanti tiba-tiba kena PHK juga" Ucap Stefi.
Juan langsung menghubungi HRD dan menanyakan posisi apa yang sedang kosong
"Bagian marketing mau?" Tanya Juan.
"Emm boleh deh" Jawab Stefi.
"Besuk kamu datang ke sini bawa berkas yang sudah saya kirim lewat email" Ucap Juan.
Setelah selesai mengobrol Juan mengantarkan Stefi sampai depan.
"Kenapa gue nyaman di dekat Stefi ya." Ucap Juan dalam hati.
Setelah Stefi pergi Juan langsung kembali ke ruangannya.
'Klek'
Dimas membuka pintu ruangan Juan dan melihat Juan sedang senyum-senyum sendiri.
'Ehem'
Juan tidak sadar juga. Hingga akhirnya Dimas menepuk pundak Juan.
"Eh monyet" Latah Juan mengucapkan itu
Ia menoleh ke samping ternyata bosnya sudah berdiri di sana.
"Eh maaf pak" Ucap Juan.
Dimas duduk di kursi kosong.
"Dari mana?" Tanya Dimas.
"Nganterin Stefi pak" Jawab Juan jujur
"Rencana kerjasama kita batal" Ucap Dimas.
"Iya pak tadi Stefi sudah menjelaskan" Jawab Juan.
"Baguslah kalau gitu." Ucap Dimas.
Dimas keluar dari ruangan Juan lalu ia masuk ke ruangannya sendiri.
"Pulang aja deh" Ucap Dimas.
Ia mengemasi barang-barangnya kemudian keluar dari ruangannya.
"Selamat sore pak" Sapa beberapa karyawan yang ia jumpai.
Setibanya di parkiran Dimas segera melajukan mobilnya membelah kemacetan di tengah kota.
.
.
Hidangan makan malam sudah tersaji di meja makan.
Tisya menutupi makanannya dengan tudung saji kemudian ia pergi membilas tubuhnya.
Satu jam kemudian Tisya sudah siap menyambut kedatangan suaminya.
Ia membuka pintu rumahnya dan duduk di tepi kolam ikan sembari membersihkan daun-daun yang berjatuhan di kolam.
Melihat sampah daun kering tiba-tiba Tisya teringat makam mendiang suaminya.
"Pasti makam Mas Bian sudah kotor banget" Ucap Tisya.
Ingin rasanya Tisya berziarah ke makam Bian namun ia tidak berani meminta izin.
"Besuk aja lah kalau Kak Dimas udah berangkat ke kantor gue diam-diam ke makam Mas Bian." Ucap Tisya.
Terdengar suara pintu pagar terbuka.
Tisya menoleh dan melihat mobil suaminya memasuki halaman rumahnya.
Ia menghampirinya dan mencium tangan suaminya.
"Assalamualaikum sayang" Ucap Dimas.
"Waalaikumsalam" Jawab Tisya.
Dimas mencium kening istrinya kemudian mereka berdua masuk ke dalam rumah.
"Mau makan dulu atau mandi dulu?" Tanya Tisya.
"Mandi dulu ya, bau asem" Ucap Dimas.
Ketika suaminya pergi ke kamar, Tisya membuka tudung saji penutup makanannya kemudian ia menyiapkan piring dan minumannya.
Setelah itu ia masuk ke kamar untuk menyiapkan pakaian suaminya.
'Klek'
Pintu kamar mandi terbuka.
Dimas keluar mengenakan handuk yang dililitkan di pinggangnya.
Tisya sudah mulai terbiasa melihat pemandangan itu.
"Kak emangnya Bu Heri buka catering ya?" Tanya Tisya.
"Emangnya buka catering?" Tanya Dimas balik.
"Ihh aku ga tahu makanya tanya kakak" Jawab Tisya.
"Emmm kayaknya engga deh" Jawab Dimas.
"Kalau Bu Heri ga buka catering ngapain kakak pesen makan sama Bu Heri?" Tanya Tisya.
"Tadi pagi ga sengaja kakak lihat status Bu Heri lagi masak terus kakak sekalian pesan aja deh" Jawab Dimas.
TBC
Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️❤️❤️❤️
Menciptakan karya itu susah guys, kalau ada saran silahkan komen ya
Eh itu yang bakal jadi ulet bulu kok banyak ya... Stefi dan Jesica.
lama gak up