~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️❤️
Jam delapan malam Dimas baru tiba di rumah. Ia melihat makanan di meja makan masih utuh, menandakan bahwa istrinya belum makan.
"Sayang" Panggil Dimas.
Tidak ada jawaban, ia langsung membuka pintu kamarnya.
Tisya ketiduran saat menonton film.
Dimas berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya setelah itu ia membangunkan istrinya.
"Sayang" Ucap Dimas.
"Hemmmhhhhhh" Tubuh Tisya menggeliat membuat pakaian bawahnya tersingkap.
Keimanan Dinas goyah, ia sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi.
Dimas membungkam mulut istrinya dengan mulutnya dan tangannya mulai beraksi.
"Mas jangan" Ucap Tisya saat Dimas melepas tautannya.
Dimas tidak menggubrisnya. Ia masih terus melanjutkan aksinya.
Hingga akhirnya Dimas melepas celana yang ia pakai, dan kini ia telanjang bulat. Ia sudah siap untuk menggag*hi istrinya.
"Mas jangan" Ucap Tisya.
Dimas meraba celana dalam Tisya yang terlihat tebal. Dan dengan segera Tisya menepis tangan Dimas.
"Sayang kamu datang bulan?" Tanya Dimas
Tisya menganggukkan kepalanya.
Dimas menjauhkan dirinya dari sang istri. Ia sangat frustasi karena tidak bisa menuntaskan hasratnya.
Dengan rasa bersalah Tisya merapikan pakaiannya kemudian menghampiri suaminya yang berdiri di depan jendela.
"Kak" Panggil Tisya.
Dimas menghadap istrinya yang tiba-tiba memeluknya.
"Kamu jangan gitu, takutnya kakak ga bisa nahan" Ucap Tisya.
Dengan sengaja Tisya menyentuh senjata Dimas yang masih berdiri tegak
"Sayang jangan" Dimas menahan tangan istrinya.
"Kak" Panggil Tisya.
"Apa" Jawab Dimas.
"Makan dulu yuk nanti aku bantu nidurin" Ucap Tisya.
"Hah? Emangnya bisa?" Tanya Dimas
"Kita lihat saja nanti" Jawab Tisya.
Tisya keluar dari kamar menuju dapur untuk memanaskan masakannya sedangkan Dimas hanya menunggu di dalam kamar. Mereka berencana untuk makan malam di dalam kamar.
Setelah selesai makan, Tisya langsung menarik tangan suaminya dan mengajak ke kasur.
Dimas hanya mengamati setiap pergerakan istrinya.
Tisya mulai melepas baju yang ia kenakan, dan kini ia hanya memakai celana dalam saja untuk menahan pembalutnya.
Ia meraih tangan suaminya agar menyentuh tubuhnya.
Dimas meremas-remas gunung kembar istrinya dengan lembut.
Setelah Dimas puas bermain dengan benda itu, kini giliran Tisya melepas celana dalam yang dikenakan suaminya.
"Sayang kamu mau ngapain?" Tanya Dimas.
"Kakak diam aja, pasti kakak puas" Jawab Tisya.
Tisya mulai menyentuh benda panjang itu dan memainkannya dengan tangannya.
"Buset gede banget, Apa ini bisa masuk semua?" Ucap Tisya dalam hati.
Pasalnya senjata milik Dimas lebih besar dari pada milik Bian.
Dimas sampai merem melek dibuatnya, hingga lahar putih keluar dari senjatanya.
Dengan telaten Tisya membersihkan cairan itu dengan mulutnya namun dengan segera Dimas menahan kepala istrinya.
"Itu kotor sayang" Ucap Dimas.
Tisya tidak mau mendengar ucapan suaminya, ia tetap melanjutkan kegiatannya.
Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Dimas mengangkat tubuh istrinya dan membaringkannya di atas tubuhnya.
Dada besar Tisya menempel di dada bidang Dimas.
"Terimakasih sayang" Ucap Dimas.
"Ternyata kamu ganas juga hihi"
Tisya malu dengan aksinya tadi. Ia kemudian membenamkan wajahnya di dada suaminya.
"Ih kak jangan gitu, aku malu" Ucap Tisya.
"Ngapain malu? Kakak malah suka kalau kamu begitu" Ucap Dimas.
Sebelum terlelap mereka bercerita sejenak.
"Kak kamu turun aja" Ucap Tisya.
Dimas melepas pelukannya kemudian menurunkan tubuh istrinya dari atasannya. Tisya membelakanginya tubuh Dimas lalu Dimas memeluk dari belakang.
Entah dorongan dari mana, Tisya menarik tangan suaminya dan meletakkannya di atas dadanya.
Dimas tersenyum, ia paham apa yang diinginkan istrinya.
"Ahhhhh"
Dimas senang mendengar desahannya istrinya, ia langsung menambah kecepatan rem*snya.
"Sayang" Panggil Dimas.
"Hemmmhhhhh"
"Biasanya berapa hari?" Tanya Dimas.
"Li..maahhhhhhhhh" Jawab Tisya.
Senyum Dimas kembali melebar. Ia mendekatkan bibirnya di telinga Tisya.
"Sayang adek kecil bangun lagi" Bisik Dimas.
"Adik kecil?" Tanya Tisya.
Dimas menganggukkan kepalanya sambil melihat area bawahnya.
"Segitu kakak bilang kecil?" Tanya Tisya.
"Hehe" Jawab Dimas
Dimas membalikkan tubuh Tisya hingga telentang kemudian ia membuang selimut yang mereka pakai.
"Ditaruh sini boleh?" Tanya Dimas dan Tisya menganggukkan kepalanya.
Dimas duduk di atas perut istrinya.
(kalian bayangin sendiri aja ya hehe)
Keesokan harinya Dimas terbangun lebih dulu. Ia segera mandi kemudian mengerjakan sholat subuh.
Setelah sholat baru ia membangunkan istrinya.
Kali ini Dimas memiliki cara lain untuk membangunkan istrinya.
Ia memasukkan kepalanya ke dalam selimut lalu menggigit choco chips yang ada di puncak gunung.
"Awwwww" Teriak Tisya.
Reflek tangan Tisya langsung menjambak rambut Dimas
"Aww sakit sayang" Rintih Dimas.
Tisya melepas jambakannya lalu membuka selimutnya.
"Lagian ngapain kakak gigit segala" Ucap Tisya.
"Hehe biar kamu bangun" Jawab Dimas.
"Kaya ga ada cara lain aja"
Tisya mengerucutkan bibirnya. Ia duduk kemudian memeriksa put**ngnya yang sudah memerah.
"Tuh kan gara-gara kakak sih"
Tisya menunjukkan puti**nya yang sedikit lecet.
"Maaf sayang kakak ga sengaja" Ucap Dimas.
Dimas merasa bersalah, ia berinisiatif mendekatkan kepalanya ke dada istrinya. Ia lalu menjulurkan lidahnya hingga menempel pada luka itu
"Ihh kakak malah ngapain" Ucap Tisya.
"Ya ngobatin lah" Jawab Dimas.
Tisya mendorong kepala Dimas kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Bisanya kalau ada luka itu dikasih air ludah" Ucap Dimas
"Iya tapi ga gitu juga caranya, itu mah maunya kakak aja" Ucap Tisya.
"Hehe ketahuan deh"
TBC
Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️
Eh itu yang bakal jadi ulet bulu kok banyak ya... Stefi dan Jesica.
lama gak up