Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta
Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.
Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nda, Bunda...
Lampu berkelap-kelip dari Jalan dan Gedung bertingkat menerangi Ibukota Jakarta, Setelah istirahat sebentar di apartemen dan menyiapkan bukti perselingkuhan Irish, Megan kembali berjibaku dengan kemacetan kota Jakarta menuju rumah sakit Ibu dan anak yang berada di Wilayah Jakarta Pusat.
Mobil Megan sudah terparkir di halaman rumah sakit, dia menyempatkan membeli makan malam dan cemilan untuk Irish dan Lasmi. Saat akan memasuki lift, bahunya ditepuk seseorang yang ternyata seniornya di sekolah kedinasan.
"Megan! Ketemu lagi kita di sini, bro!" sapa Lingga yang baru saja keluar dari lift
Megan mengurungkan masuk ke dalam lift, dia tersenyum smirk. "Wah, sebuah kebetulan bang! Ada keluarga yang sakit? Tanya Megan dengan wajah datar.
Mereka saling menatap dengan tatapan yang berbeda, Megan yang sudah mengetahui perselingkuhan istrinya dengan Lingga menatapnya dingin dan tidak bersahabat. Sementara Lingga masih bersandiwara seakan tidak terjadi apa-apa.
"Anak seorang teman" Kata Lingga
"Bisa kita ngobrol sebentar, bang? Di sana ada cafe yang lumayan nyaman untuk kita mengobrol" Jawab Megan
"Tunggu Sebentar, aku menunggu baby sitterku turun mengambil makanan untuk istriku" Megan menelpon Lasmi untuk turun mengambil makanan yang sudah dia siapkan untuk Irish. Meskipun kelakuan Irish tidak menghormati Megan, pria itu tetap berbuat baik padanya.
"Boleh, kebetulan aku sudah free malam ini" Jawab Lingga, Megan memperhatikan noda lipstik warna maroon di sudut bibir Lingga dan kerah kemeja putih seniornya itu
Mereka duduk di salah satu sudut cafe yang bertuliskan smoking area.
"Kopi atau yang lebih strong?" Megan menawarkan menu untuk teman mereka mengobrol.
"Coffe Americano double shot, sedikit gula" Jawab Lingga
Waiters sudah mencatat pesanan mereka, Megan kembali menelisik penampilan seniornya yang terlihat berantakan. Noda lipstik dimana-mana, kancing kemeja yang tidak pada tempatnya. Megan menunduk sebentar dengan senyuman samar. "Sempat-sempatnya mereka melakukannya di sini" batin Megan
"Bagaimana usaha kamu, Gan. Masih berjalan?" Lingga tahu kalau Megan juga seorang pengusaha restoran yang memiliki banyak cabang dari Jambi hingga Jakarta.
"Berjalan baik, dan sedang buka cabang di daerah Sulawesi" Megan tetap memandang Lingga yang berusaha cool di depan Megan
"Bang, to the point! Abang menyukai istriku?" Lingga terkejut tapi segera dia tutupi kegugupannya dengan menyesap kopi yang baru saja diletakkan waiters di meja.
"Bagaimana mungkin, Gan. Kamu tahu Rosa mengejarku sejak kita masih di pendidikan, kamu ingat?" Lingga terlihat gugup, kopi yang sangat panas pun tidak dia rasakan.
"Owh Rosa jadi istri Abang yo?" Megan mengangguk
"Iya, dan anakku sudah mau dua orang, Gan! Bagaimana dengan kamu, sudah berapa anakmu?"
"Baru satu, bang" Megan menghidupkan rokok filter exclusivenya, menghirupnya dalam dan merasakan kepulan asap memenuhi rongga mulut dan hidungnya
"Abang sayang dengan keluarga Abang, kan?" Megan menyodorkan foto-foto Lingga dengan Irish
Seketika wajah Lingga memucat, "D-dari mana kamu dapatkan ini?" suara lingga terbata.
"Banyak sekali yang memvideokan tindakan Abang di parkiran tempo hari" Megan melirik Lingga dengan sinis.
Lingga gelisah, keringat mengembun di kening dan pelipisnya.
"Megan, dia yang mendatangi aku. Aku tidak bermaksud merusak rumah tanggamu. Dia terus menggoda aku, Gan!" Lingga terlihat kalut. Dia tahu siapa lelaki yang ada di depannya. Megan meskipun adik tingkat jauh darinya tapi relasi pria itu sangat luas juga kekuasaannya sangat kuat.
"Aku tidak peduli siapa yang menggoda dan tergoda, yang aku tahu kalian melakukannya dengan tanpa malu" Megan menghembuskan asap rokoknya dengan wajah arogan
"Megan, Rosa sedang hamil anak keduaku. Tolong jangan perbesar masalah ini, aku menyayangi Rosa dan anak-anakku. Mohon jangan diperpanjang!" Lingga menangkupkan telapak tangannya di depan dadanya
"Harus ada syaratnya bang, aku tidak mungkin menyimpan 'sampah' itu lagi di rumahku. Dia memiliki hutang pada keluargaku senilai 5 milyar, aku ingin hutang itu lunas dan suruh Irish menandatangani surat perceraian ini, juga bawa dia ke manapun Abang mau. Aku sudah muak melihat kelakuannya. Maka aku akan menepati janjiku agar masalah ini tidak beredar"
"L-lima milyar? Megan, kamu tahu aku bukan keluarga berada seperti kalian. Semua fasilitasku punya keluarga Rosa. Bagaimana aku membayarnya!" Lingga mengusap wajahnya dengan kasar
"Abang jangan merendah begitu, rumah Irish yang di Menteng kudengar pemberian Abang bukan?" Lingga duduk dengan gelisah
Megan memicingkan matanya dan berkata dengan senyuman licik "Suruh dia menyerahkan rumahnya padaku, aku sudah menyiapkan surat pengalihan kepemilikan. Abang pun akan aman dari pertanyaan Rosa, uang darimana Abang membelikan rumah itu pada Irish. Abang tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk wanita seperti itu" Lingga menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya
"Baiklah, aku akan lakukan apapun yang kamu mau. Tapi aku mohon tutup masalah ini" Megan mengangguk
"Ayo kita selesaikan sekarang, mulai malam ini bawa Irish menjauh dariku" Megan berdiri dan mendahului melangkah keluar dari cafe, Lingga mengikutinya dengan perasaan yang campur aduk.
Mereka sudah sampai di depan kamar perawatan Faiza. Megan mengulurkan tangan mempersilahkan Lingga masuk lebih dulu.
"Honey, kenapa kembali? sudah merindukanku lagi, bang?" Seru Irish dari dalam ruangan dan memeluk Lingga. Lingga menepisnya. "Irish! Tanda tangani ini" Wajah Lingga memancarkan aura kemarahan. Dia menyeret Irish keluar dari ruang perawatan dan menemui Megan.
Megan sudah siap berdiri di ruang tunggu, dia menampilkan senyuman sinis pada dua sejoli tersebut. Irish masih saja memakai topeng, seakan dia kaget dengan kehadiran Megan di sana.
"Tanda tangani ini, surat perceraianmu dan pengalihan rumah sebagai penebus hutangmu pada keluarga Megan" Lingga menjelaskan dengan penuh penekanan.
"Apa-apaan ini bang! Kamu sudah hadiahkan rumah itu untukku, kenapa aku harus merelakannya" Wajah Irish sudah tidak lagi bisa bersandiwara, rumah itulah satu-satunya harta yang dia punya.
Irish menatap Megan dengan penuh kebencian. "Surat cerai? Oke aku akan tanda tangani, aku juga membenci dan menyesali pernikahan ini. Tapi memberikan rumahku, tidak akan!"
"Lalu dengan apa kamu membayar hutangmu, hmm?" Tanya Megan dengan sinis
"Bang Lingga, bantulah aku!" Irish memelas dan memeluk Lingga
Lingga mendorongnya, "Serahkan rumah itu sebagai penebus hutang, itu sudah bantuan terbaik dariku Irish!"
"Aarrggkk!! Irish teriak histeris hingga petugas medis menegurnya dengan tegas
"Tidak bisa! Aku tidak mau! Kamu licik Megan, kamu yang selingkuh dengan petugas kebersihan itu, tapi kamu menyudutkan aku!" Irish masih percaya diri. Lingga melempar pandangannya ke arah lain dengan kesal.
"Lihat baik-baik di foto ini, apa aku yang ada di sini?" Megan menyodorkan foto pergulatan mereka di dalam mobil dan video di dalam toilet umum. Juga foto-foto mereka di hotel hingga dua hari.
Kaki Irish seketika lemah lunglai, dia merosot di lantai dengan tubuh gemetar. Dia menatap nanar kedua lelaki di depannya, dia tidak bisa lagi bersandiwara. Kedua lelaki itu menatapnya dengan dingin dan terselimuti amarah. Mau tidak mau dia harus menandatangani apa yang diinginkan Megan.
"Bagaimana dengan anakku?" katanya lirih
"Apa?! Aku harus menanggung anakmu juga? Ini keterlaluan Irish! Aku juga memiliki keluarga, hubungan kita hanya kecelakaan" Mata lingga berkilat amarah
Megan siap dengan apapun keputusan Irish tentang anaknya, kalau wanita itu tidak bersedia membawanya. Megan siap menjadi ayah angkatnya.
"Megan, ini anakmu juga" Lirih Irish
"Jika dia terbukti anakku, aku akan mengambilnya dan menafkahinya" Megan menunggu jawaban jujur dari Irish
"Dia anakmu Megan" Irish memohon
"Baiklah berikan anak itu padaku, aku tidak akan melanjutkan test DNA. Tapi jangan pernah temui aku dan anakku lagi" Dengan wajah dingin Megan berkata.
Irish menangis dengan pilu, bagaimana pun buruk kelakuannya, dia menyayangi anaknya. "Aku tidak bisa tanpa anakku" Irish menatap Megan dengan wajah memelas.
"Tidak bisa? Kemarin kamu bisa meninggalkannya selama dua bulan" Megan mencibir
"Jangan pisahkan aku dengan anakku hiks hiks" Irish memeluk tubuhnya sendiri
"Irish, kamu mau ikut denganku sekarang atau tidak selamanya!" Lingga sudah tidak bisa lagi lembut padanya
"Beri aku waktu bang" pinta Irish
"Tidak bisa, putuskan sekarang. Ikut aku atau tidak sama sekali. Aku tidak mau menampung anakmu, Irish!" Lingga melangkahkan kakinya
"Tunggu bang, aku ikut denganmu!" Irish menahan kaki Lingga
"Kemasi barang-barangmu sekarang, Irish. Jangan sisakan satu helai baju pun di lemari pakaianku" Megan menunjuk Irish dengan tegas dan mengambil surat yang sudah di tanda tangani Irish. Pria itu melangkah panjang kembali ke kamar perawatan anaknya.
Megan merebahkan punggungnya pada sofa ruang perawatan anaknya, kasur tambahan untuk pengunjung sudah ditempati Lasmi. Dia mengetik sebuah pesan pada Mitha.
"Bunda, sebelum berangkat kerja tolong jenguk Faiza dan buatkan aku sarapan yang lezat" Send!
Mitha yang belum tidur dan masih membaca novel online, membuka pesan masuk yang ternyata dari Megan.
"Bunda?? CK!" gumam Mitha
Mitha membalas pesan Megan. "Jangan aneh-aneh bang!" Balasnya
Dengan senyuman manis Megan membuka pesan, "Buset! Galak banget nih cewe!" gumamnya dengan senyuman lebar
Megan mengirimkan Voice note, "Ndaa, Bunda. ndaa..ndaa" Megan terbahak tanpa suara agar tidak membangunkan anaknya
Mitha yang membuka Voice note langsung shock dan bergidik mendengar suara Megan yang manja. "Kesambet suster ngesot nih orang!" maki Mitha
Bersambung..
kasian Mitha berjuang & cape sendiri, msh ada dokter Aldi yg siap menerim 😊
kit ati simegan iku..arogan sekali
udah lah Mitha lepaskan aja Megan, sekalian ga boleh dikasih akses buat ketemu Fayza & calon dd bayi jg biar tau rasa si Megan