Cinta Dewa Buat Emily

Cinta Dewa Buat Emily

21 Tahun Yang Lalu

Di parkiran perusahan tekstilnya, Juhandono menatap acuh pada seorang perempuan muda yang sedang menggendong seorang bayi. Sepertinya sudah cukup lama dia menunggu kedatangannya.

Wajahnya nampak layu, dia terlihat belum cukup sehat. Tapi wajahnya masih nampak cantik

"Ambil bayi ini atau lebih baik kamu buang saja. Aku ngga mau mengurusnya. Aku harus nyari uang untuk hidupku." Perenpuan muda itu langsung menempelkan bayi perempuan yang sepertinya baru hitungan hari itu ke dada Juhandono yang reflek meraihnya.

Dua orang pengawalnya bergerak bermaksud mengamankan perempuan muda yang berpakain cukup terbuka itu ketika mendekati bos mereka.

Tapi Bos mereka mengangkat tangan dan menggoyangkannya, membuat langkah keduanya terhenti.

"Setelah malam itu, aku tidak bekerja lagi sampai aku tau kalo aku hamil. Sembilan bulan aku off agar bayi itu tidak tercemar oleh sp e rma yang lainnya. Jadi aku minta kompensasi padamu karena sudah melahirkan anak itu dengan selamat," ucap perempuan muda itu dengan wajah datarnya.

Juhandono memberi isyarat pada pengawalnya untuk segera mendekat.

"Berapa yang kamu minta."

"Tentukan saja sendiri nominalnya. Ingat, aku menjaga be n ih mu dengan sangat hati hati. Aku sampai off, tidak menerima pelanggan lain."

"Ambilkan buku cekku."

Salah seorang pengawalnya mengambil buku cek dan pulpen mahalnya.

"Satu milyar cukup?" Juhandono menatap wanita yang menjadi kesalahannya ini dengan tajam.

"Ya."

"Tapi kamu juga harus berjanji tidak akan pernah muncul di hadapanku lagi, juga di hadapan anak ini. Selamanya."

"Tentu. Aku akan melupakannya," tandasnya.

"Buatkan sekarang surat perjanjiannya," titahnya pada pengawalnya.

Pengawalnya segera mengambil tablet di dalam mobil dan segera mengetikkannya isi klausul perjanjiannya.

"Mana kartu identitasmu. Pengawalku membutuhkan data data dirimu."

Perempuan muda itu pun memberikan kartunya yang segera diterima sang pengawal yang langsung mengolah datanya.

"Silakan tanda tangan tuan," ucap pengawalnya sambil memberikan tablet dan stylus pennya.

"Kamu baca dulu sebelum tanda tangan." Juhandono menatap perempuan yang ngga sengaja dia tiduri.

Perempuan itu sepertinya ngga butuh waktu lama membacanya. Karenanya dia segera mengambil stylus pennya dan segera menandatanganinya.

Setelahnya Juhandono pun menandatangani di sebelahnya.

"Pergilah jauh jauh. Jangan pernah mendekat atau coba coba mengancam."

Perempuan itu tidak menjawab, dengan tenang memeriksa m-bankingnya.

Tanpa melihat bayinya lagi, perempuan itu langsung berbalik pergi.

Setelah perempuan muda itu pergi, Juhandono menatap bingung pada wajah bayi yang kemerahan dan masih pulas tertidur.

Seolah olah gangguan tadi tidak bisa mengusik kenyamanan tidurnya.

"Apa yang harus aku lakukan padamu," gumamnya. Satu tangannya pun membelai pipi gembul itu.

Awalnya dia berniat menitipkan bayi ini ke panti asuhan saat perempuan itu menghubunginya.

Tapi setelah melihatnya, ada keterikatan yang kuat dalam hatinya terhadap bayi ini.

Baiklah, dia akan menanggung apa pun resikonya.

*

*

*

Istrinya yang baru melahirkan tentu saja seperti mendengar ledakan petir yang sangat keras di telinganya ketika mendengar pengakuannya.

Bahkan kedua orang tua mereka pun meradang.

"Papa tidak sudi memelihara bayi dari perempuan rendah!" semprot papanya setelah terlebih dulu menempelengnya.

"Aku ngga sengaja melakukannya, Pa. Aku dijebak," jelasnya cepat. Pipinya masih terasa panas. Tamparan papanya sangat keras.

"Apa pun alasannya, aku tidak mau cucuku dekat dekat dengannya," seru mamanya nggak kalah marahnya.

Apalagi melihat menantu kesayangannya sedang ditenangkan oleh orang tuanya.

"Dia cucu mama juga," bantah Juhandono membuat yang lainnya tercekat.

"Jaga bicaramu, anak kurang ajar!" sentak mamanya sangat emosional.

"Buang bayi itu ke panti," semprot papanya lagi

"Tidak, papa. Aku akan mengasuhnya bersama Nagita."

"Kamu bicara apa?!" Maminya jadi histeris mendengarnya.

Papanya dan mertuanya menatap Juhandono dengan sorot mata nanar.

"Sayang, aku mohon. Kasihani anak ini. Dia anakku juga." Juhandono bersimpuh di depan istrinya yang masih bersimbah air mata.

"Juhandono! Kamu menyakiti hati putriku," geram papa mertuanya.

"Maafkam aku, Pa. Tapi aku ngga bisa membiarkan dia sendirian di panti. Dia masih punya aku."

"Baiklah. Aku ijinkan bayi itu tinggal.di sini. Tapi dia akan diasuh pengawal yang ikut bersamamu." Mamanya memberikan solusi.

"Ma.....," isak istri Juhandono terkejut dengan solusi yang diambil mama suaminya.

"Kita terpaksa, sayang," bujuknya lembut.

"Aku tidak setuju Okelah kalo kamu tidak mau mengurusnya, aku tidak marah. Biarkan Bik Tina yang mengurusnya. Dia putriku juga.," ngeyel Juhandono sambil bangkit.

"Juhandono!" bentakan papanya sangat menggelegar. Emosinya sudah naek ke ubun ubunnya.

"Aku tetap dengan keputusanku, Papa."

Semuanya melengak kaget dengan kekeraskepalaan Juhandono.

"Terserahlah! Tapi cucu papa hanya Nagita. Ngga ada yang lain," tandas papanya dengan mada suara penuh tekanan.

Kemudian beliau berjalan pergi meninggalkan ruangan yang terasa pengap. Mama dan mertuanya juga ikut melangkah pergi.

Setelah hanya tinggal berdua saja, Juhandono mendekati istrinya.

"Sayang, aku hanya mencintaimu. Tolong jangan jauhkan bayi ini dariku," mohon Juhandono dengan suara bergetar.

Istrinya ngga menjawab, hanya isakannya saja yang terdengar.

"Apa pun permintaanmu, katakan saja. Asal kamu mau membiarkan bayi ini di dekat kita."

Istrinya tau suaminya ngga seratus persen bersalah. Tapi dengan melihat wajah bayi itu yang akan tumbuh besar bersama putrinya, hatinya merasa tercabik cabik. Terbayang pengkhianatan yang dilakukan suaminya bersama dengan seorang perempuan malam.

*

*

*

21 Tahun Kemudian

"Nona Emily, papa tuan sedang menunggu nona."

Emiliy yang masih mematut dirinya di cermin menghela nafas kasar.

Dia ngga betah berada di sana. Ngga ada yang menginginkan keberadaannya. Kecuali papanya.

"Ayo, nona," bujuk Bik Tina dengan sabar.

Terpaksa Emily menuruti permintaan Bik Tina.

Suasana ruang makan yang penuh canda tawa berubah kaku. saat dia mendekat.

"Hai, Emily," senyum Nagita membuat Emily juga membalas senyumnya.

"Ayo, sekarang kita sarapan dulu," ucap Juhandono dengan tatapan lembut pada putrinya.

Emily ngga membantah.

"Jangan lupa malam ini ada pernikahan yang harus kamu datangi, Juhan," tegas kakeknya.

"Iya, pa."

"Kalian datang bertiga. Jangan lupa. Bertiga!" pungkas kakeknya dengan suara beratnya.

Ketiganya ngga menjawab. Memfokuskan pada sarapan masing masing

Emily merasakan sakit yang amat sangat di dalam hatinya. Biarpun sudah sering latihan agar mentalnya tetap bisa sekokoh karang, tapi hal hal ngga penting itu selalu membuatnya insecure.

Ngga ada yang membantah perkataan kakeknya.

Sudahlah. Dia juga ngga berminat datang, batinnya gusar.

Jangankan acara pernikahan relasi papanya yang ngga pernah dia hadiri.

Acara acara kumpul keluarga besar pun, dia selalu ditolak Kedatangannya.

Setelah melewati usia tujuh belas tahun, Emily baru tau kenapa kedua kakek san neneknya ngga menyukainya.

Ternyata dia hanya anak dari kupu kupu malam yang mana ibu kandungnya pun membencinya.

Emily berusaha tetap kuat sampai acara sarapan yang malah membuat perutnya mulas berakhir.

Terpopuler

Comments

🎧✏📖

🎧✏📖

salam kenal jika berkenan mampir juga😇👍🙏

2024-11-12

1

Zea Rahmat

Zea Rahmat

jgn sampe nagita nya diem2nya jahat ya.... up tiap hari ya.. jgn kaya al

2024-11-05

3

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

karya baru lagi thor...waaahhh...hebat!! tp cerita devan tatap lanjut ya 🥰🥰

2024-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 21 Tahun Yang Lalu
2 Nasib empat jomblo
3 Ke Club
4 Aib yang ditanggung Emiliy
5 Salah Sasarn
6 Di kantor papa
7 Menyebalkan
8 Tebakan Nathan
9 Harus ikut
10 cerita Nagita dan si bule kismin
11 cerita nagita dan bule kismin part 2
12 Diantar pulang
13 Dijodohkan
14 Masih menebak
15 Masih dibahas
16 Sudah terbalaskan
17 Setelah ditampar
18 Calon menantu yang disukai
19 Keinginan mami Dewa Dewa
20 Salah paham?
21 Korban salah paham
22 Korban salah paham part 2
23 Sate lontong
24 Aksi korban salah paham
25 Mulai curiga
26 Satu hari sebelum bertemu
27 Ketahuan?
28 Berdua Dewa
29 Signal bahaya
30 Siap dijodohkan
31 Marah
32 Marah part dua
33 Wajib datang bareng?
34 Kehujanan
35 Otw ke rumah Emily
36 Deg degan
37 Deg degan part 2
38 Lamaran
39 Jodoh Nagita
40 Jadi bahan gibah
41 Niat jahat Nirma
42 Manis
43 Masih kisah yang manis
44 Alur jodoh Emily dan Nagita
45 Selalu diganggu
46 Intimate wedding
47 Menjaga calon istri
48 Eksekusi
49 Setelah eksekusi
50 Alasan terlambat
51 Pembalasan
52 Otewe jodoh Nagita
53 Pamit
54 Ketahuan?
55 Canggung
56 pertemuqn yang ngga menyenangkan
57 Bertemu calon besan
58 Kenyataan yang terbuka satu persatu
59 Penyebab sakit mama Nagita
60 Karma buruk Mama Nagita
61 Dibalas dengan indah
62 Semakin mesra
63 Hampir selesai
64 Yang lagi romantis
65 Agni dan Cleora membalas lagi
66 Ex Part
Episodes

Updated 66 Episodes

1
21 Tahun Yang Lalu
2
Nasib empat jomblo
3
Ke Club
4
Aib yang ditanggung Emiliy
5
Salah Sasarn
6
Di kantor papa
7
Menyebalkan
8
Tebakan Nathan
9
Harus ikut
10
cerita Nagita dan si bule kismin
11
cerita nagita dan bule kismin part 2
12
Diantar pulang
13
Dijodohkan
14
Masih menebak
15
Masih dibahas
16
Sudah terbalaskan
17
Setelah ditampar
18
Calon menantu yang disukai
19
Keinginan mami Dewa Dewa
20
Salah paham?
21
Korban salah paham
22
Korban salah paham part 2
23
Sate lontong
24
Aksi korban salah paham
25
Mulai curiga
26
Satu hari sebelum bertemu
27
Ketahuan?
28
Berdua Dewa
29
Signal bahaya
30
Siap dijodohkan
31
Marah
32
Marah part dua
33
Wajib datang bareng?
34
Kehujanan
35
Otw ke rumah Emily
36
Deg degan
37
Deg degan part 2
38
Lamaran
39
Jodoh Nagita
40
Jadi bahan gibah
41
Niat jahat Nirma
42
Manis
43
Masih kisah yang manis
44
Alur jodoh Emily dan Nagita
45
Selalu diganggu
46
Intimate wedding
47
Menjaga calon istri
48
Eksekusi
49
Setelah eksekusi
50
Alasan terlambat
51
Pembalasan
52
Otewe jodoh Nagita
53
Pamit
54
Ketahuan?
55
Canggung
56
pertemuqn yang ngga menyenangkan
57
Bertemu calon besan
58
Kenyataan yang terbuka satu persatu
59
Penyebab sakit mama Nagita
60
Karma buruk Mama Nagita
61
Dibalas dengan indah
62
Semakin mesra
63
Hampir selesai
64
Yang lagi romantis
65
Agni dan Cleora membalas lagi
66
Ex Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!