“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 24 Seharian Dengan Ale
Saat Olivia mengetahui bahwa Ale adalah seorang mafia, jantungnya berdegub dengan kencang, dia tidak merespon sama sekali, dia hanya diam memandang Ale. Sedangkan Ale tidak peduli dengan pandangan Olivia ke dirinya. Dia masih setia dengan Ipadnya mengerjakan sesuatu disana. Suasana begitu canggung tidak ada yang membuka suara, hingga ketukan pintu dari luar meminta ijin untuk masuk, membawakan senampan bubur dan roti serta minum untuk kedua orang dikamar.
“Ini sarapannya tuan, nona” – pelayan rumah meletakkan nampannya di meja dekat kasur
“Trima kasih mbak” – Olivia dengan ramah
Setelah pelayan pergi Olivia beranjak untuk mengambil buburnya, dia sudah sangat lapar sekarang, tanpa memikirkan apapun dia mengambil buburnya dan berjalan menuju balkon kamar Ale, dia duduk dan menikmati makanannya, memandangi awan dan suasana perkotaan dari atas sana.
Tiba-tiba Ale suda ada disampingnya memberikan segelas air untuknya.
“Terima kasih” – Olivia menerima gelas tersebut dan melanjutkan makannya, sedangkan Ale juga menikmati kopi dan rotinya.
“Aku sudah mengirimkan orang ke tokomu untuk membantu temanmu” – Ale tiba-tiba
“Untuk apa? Tidak usah, setelah ini aku akan pulang” – Olivia
“Kau tetap disini” – Ale menatap tajam Olivia
“Aku harus pulang, kasian Anna menghandle 2 toko sekaligus” – Olivia kekeh dengan keinginnanya
"Kau tetap disini” – Ale menekankan setiap katanya
Olivia hanya menghela nafas, sampai saat ini dia masih tidak mengerti dengan sikap Ale, kadang baik dan sweet kadang juga pemarah dan seenaknya sendiri.
“Apa yang aku lakukan disini?” – Olivia bertanya
“Terserah” – Ale
‘Maunya apa sih orang ini, pulang ga boleh, ga pulang juga ngapain’ gerutu Olivia didalam hati
Olivia diam tidak melanjutkan percakapannya dengan Ale. Setelah menghabiskan buburnya dia meninggalkan tempatnya untuk meletkkan mangkuk bubur ke meja semula.
“aku mau mandi, Bajuku bagaimana?” – Olivia
“Dilemari” – Ale menjawab tanpa melihat Olivia
Olivia mmebuka lemari Ale, dikaget ternyata disana banyak baju wanita seukurannya bahkan pakaian dalam tepat seperti ukurannya. Dia mengambil baju celana pendek kain sepaha dan kaus hitam. Dia melakukan ritual mandinya.
Beberapa menit hingga dia keluar dari kamar mandi ternyata kamar kosong tidak ada Ale disana.
Dia menikmati semua yang disediakan oleh Ale, mulai dari parfum dan lotion. Setelah itu dia keluar. Dia tidak tau mau kemana dia, akhirnya Olivia memutuskan untuk kedapur.
Dia mengecek beberapa bahan seperti tepung gula dan lain-lain ternyata semua lengkap. Dia berniat untuk membuat cookies dan puding.
“Daripada gatau mau apa mending masak-masak” – Olivia dengan cekatan kesana kemari
“Maaf nona, biar kami saja yang membuat” – Pelayan tersebut takut-takut
“Gausah mbak, aku aja aku bisa kok, nanti kalau Ale marah aku yang maju ok, mbak istirahat aja” – Olivia
“Baik nona” – mereka mengundurkan diri
Olivia menggelung rambutnya asal, memakai apron langsung mengeksekusi semua bahan-bahan disana.
Sedangkan diruangan lain, Ale, Pete dan Sam sedang diruang kerja milik Ale. Mereka sedang membahas mengenai pekerjaan dan dunia mafia.
“Ganti semua jadwal meeting jadi besok” – Ale memerintahkan kepada Sam
“Baik tuan, untuk kontrak dengan agensi model dari paris sudah dikirim tuan, bisa anda periksa terlebih dahulu” – Sam mengotak atik ipad kerjanya
“heem” – balas Ale
“Pete, cari tahu tentag cctv digedung ulang tahun Gabriel, koordinasi dengan sistem keamanan Gabriel, cari tau siapa yang membuat Lily seperti ini” – Ale datar
“baik tuan, Mr. Sensei menghubungi kami kemaren untuk meminta penjagaan saat dia berada di Qatar” – Pete menyampaikan pesan
“Kirim pengawal yang mereka butuhkan” – Ale mengintruksikan
Saat mereka sudah selesai dengan pembicaraannya, tiba-tiba Ale mencium bau harum, manis dari arah luar ruangannya. Ternyata bau itu tercium juga oleh Pete dan Sam
‘Harumnya’ – pikir Ale
Sedangkan Olivia sangat senang cookies yang dia buat sudah jadi.
“baunya harum, aku akan cicipi” – Olivia berbicara sendiri
“Enakkk… tidak sia-sia aku belajar dengan mama” – Olivia bergumam membanggakan dirinya sendiri
“Mbakkk!!!” – teriak Olivia
“Iya nona bisa saya bantu” – pelayan rumah
“Ini bagikan ke orang yang jaga rumah dan beberapa untuk kalian ya” – Olivia memindahkan cookiesnya kedalam beberapa wadah.
Dia masih menunggu satu jenis cookies yang masih belum matang, selagi menunggu dia membuat adonan untuk puding.
Saat mengaduk adonan puding tiba-tiba ada tangan yang memeluknya dari belakang.
“Astagaaaa!!... Ale?” – Olivia kaget
“hem” – Ale sedikit menunduk meletakkan dagunya di pundak Olivia
“Ini cobalah” – Olivia mengarahkan sepotong cookies ke pundak dimana mulut ale berada.
Ale langsung melahapnya.
“Bagaimana, enak?” – Olivia menunggu jawaban
“Heem” – hanya itu jawaban Ale.
Olivia mengganti posisinya, ternyata disana berdiri 2 orang yaitu Pete dan Sam.
“Kalian ingin mencicipi kueku?” – Olivia bertanya tapi tidak ada respon dari mereka
“Ale, tolong lepaskan, disini ada banyak orang” – Olivia berusaha untuk melepaskan pelukan Ale
Oh ya untuk infus yang ada ditangannya sudah dilepas ya saat Olivia pamit untuk mandi.
“Duduklah tuan, cobalah cookiesku” – Olivia mengisyaratkan kepada orang 2 yang masih berdiri disana.
Pete dan Sam meminta kode ijin dari tuannya untuk mencicipi kue yang disodorkan. Ale mengisyatkan untuk ‘makanlah’ mereka akhirnya mencoba.
“Apakah enak? Jawablahh.. apakah enak?” – Olivia menunggu jawaban dengan antusias
“Enak sekali nona” – Sam yang menjawab
“Makasih” – Olivia senang dengan jawabn itu.
Setelah memakan cookies yang disediakan Olivia Pete dan Sam mengundurkan diri dari dapur. Hanya ada Ale disana, dia hanya duduk memandangi Ipad nya dan sesekali melirik kearah Olivia. Sedangkan Olivia sudah mendinginkan puding yang dia buat dan mengeluarkan kue dari oven.
Dia menata semuanya menjadi rapi, membereskan kekacaua dapur Ale hingga bersih lagi
“Maaf tuan mengganggu, di luar ada nona Elizabeth” – Salah satu pengawal rumahnya
“Tunggu diruang tamu” – Ale menyesap minumannya
“Sudah selesai?” – Ale bertanya ke Olivia
“Sudah, kenapa?” – Olivia bingung
Ale menggandeng tangan Olivia berjalan kearah ruang tamu, disana sudah ada wanita cantik seumuran dengan Ale.
“hay Al” – Elizabeth memeluk Ale singkat
“hem” – Ale datar
“haiiii kau pasti Olivia, aku Elizabeth, sepupunya Ale, aku juga akan menghandle semua acara kalian” – Elizabeth sangat ceria menjelaskan ini dan itu.
“hai aku Olivia” – Olivia sedikit canggung tapi masih bisa menampilkan semu manisnya
“Duduklah” – Ale mengintrupsi mereka
“Oh ya emm, ini aku sudah membawa semua model dari gaun pertunangan, desain gedung, desain cincin, dan undangan” – Elizabeth mengeluarkan semua isi didalam tasnya
“Kalian akan memilih satu-satu, pertama ehmmm… bagaimana dengan cinctin pertunangan terlebih dahulu?” – Elizabeth menyodorkan model dari bukunya kepada Olivia.
Olivia membuka satu-satu halaman tersebut tapi tidak ada yang sesuai dengan dirinya, sudah beberapa menit akhirnya Elizabeth bertanya
“Apa tidak ada yang menarik bagimu?” – Elizabeth membaca dari ekspresi Olivia
“Apakah ada desain yang simpel?” – Olivia tidak dengan Elizabeth
“Hem sepertinya ada, tapi dimasu dalam jajaran di majalah itu apakah tidak masalah?” – Elizabeth memang tidak memuat di majalah karena orang-orang kaya hanya tertarik dengan mewahnya berlian.
“Tidak masalah aku hanya ingin desain yang simpel dan tidak menonjol” – Olivia antusias
“Oke aku bisa buatkan”
Ale yang hanya melihat interaksi keduanya, cukup bertanya-tanya, kenapa Olivia hanya menginginkan cincin sederhana, bahkan jika dia membeli 10 cincin yang ada dimajalah itu dia bisa.