Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang raja.
Namun jiwa seorang pemimpin sudah melekat sejak kecil dalam dirinya. Dan darah seorang raja mengalir dalam tubuhnya.
Carlos, seorang pemuda yang menjadi pewaris dan penerus dari kakek moyangnya Atalarik attar.
Namun tidak semudah seperti apa yang dibayangkan, rintangan demi rintangan harus ia hadapi. Mampukah Carlos menghadapinya?
Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini hanya fiksi belaka tidak ada kaitannya dengan dunia nyata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
"Siapa kalian? Jangan ikut campur urusan kami!" Dengan sombongnya salah satu dari mereka bertanya.
Carlos tahu itu adalah pengawal dari istana kerajaan milik Abraham. Dari pakaiannya saja sudah pasti bisa dikenali.
"Kalian menindas mereka, tentu saja aku akan ikut campur, lagipula kalian sudah menjajah wilayah kami," jawab Carlos.
"Minggir! Ini adalah perintah dari raja Abraham. Siapapun yang melanggarnya akan di hukum."
"Huh, kalian lah yang pantas di hukum. Sekarang wilayah timur sudah diambil kembali oleh raja baru negara ini. Sekarang wilayah ini sudah menjadi bagian kekuasaan raja kami," ujar Carlos.
Carlos tidak perlu emosi menghadapi mereka. Ia cukup tenang dalam menghadapi masalah. Sehingga lawan tidak bisa menebak raut wajahnya karena terlihat tenang.
"Kalian, jika kalian ingin mempertahankan tempat ini. Ayo sama-sama kita hadapi penjajah negara kita," ucap Carlos.
Mereka yang tadinya menonton pun seketika bersemangat. Dan yang sudah babak belur pun bangkit walaupun ada jalannya pincang.
Dengan bantuan Carlos dan Sofia, mereka dengan berani menghajar pengawal-pengawal itu. Carlos dan Sofia juga ikut melawan mereka.
Mereka menggunakan apa saja yang ada, bahkan batu pun menjadi senjata mereka. Hanya dalam sekejap para pengawal sudah kalah.
"Jangan!" cegah Carlos saat ada yang ingin membunuhnya.
"Jangan di bunuh," ucap Carlos.
"Kalau tidak dibunuh, mereka akan datang lagi kemari dan menindas kami. Kami hanya rakyat kecil yang butuh pekerjaan dan penghasilan. Walaupun kami digaji kecil, tapi setidaknya kami bisa makan," ucap salah satu dari mereka melampiaskan uneg-unegnya.
Sudah lama mereka bersabar, dari zaman raja William, sekarang raja Abraham. Namun nasib mereka tidak berubah juga.
"Tenang saudara-saudara ku sekalian, membunuh bukanlah solusi. Ayo kita bangkit bersama, pertahankan wilayah ini dari penjajahan raja Abraham," kata Carlos.
Mereka tertunduk tanpa berkata apa-apa. Entah kenapa hati mereka terasa tenang. Dan semangat mereka seolah bangkit kembali.
Akhirnya pengawal istana raja Abraham pun kembali dengan keadaan babak belur. Bahkan ada yang sekarat karena di hajar oleh rakyat.
"Anak muda, siapa kamu?" tanya seorang pria paruh baya.
"Namaku Carlos, Paman. Dan ini istriku," jawab Carlos memperkenalkan Sofia.
"Terima kasih anak muda, namamu mirip raja baru itu. Katanya tampan dan gagah, apakah ...?
"Oya Paman, kami ingin mencari rumah kosong, kalau ada kami ingin mengontrak," potong Carlos.
"Oh ada, tapi ...."
"Tidak apa-apa Paman, yang penting bisa di tinggali," potong Carlos.
"Oya Nak, kalian ini darimana?"
"Kami dari kota, aku diutus oleh perdana menteri untuk menjaga kalian. Maksudnya pekerjaan kalian," jawab Carlos.
"Jadi mandor?" tanya pria itu.
"Benar Paman, karena wilayah ini sudah diambil alih, jadi otomatis semua petinggi yang bekerja di sini yang mana dari kerajaan sebelah akan digantikan," jawab Carlos.
Mereka senang dan berharap mandor mereka kali ini baik dan tidak suka membentak dan memerintah seenaknya.
Carlos pun meminta pria itu untuk mengantar mereka melihat rumah tersebut. Sekitar 10 menit jika dengan kendaraan, merekapun tiba dirumah itu.
"Tidak apa-apa deh, lagi pula kami cuma sementara disini. Dan semoga masalah ini cepat selesai," batin Carlos saat tiba di rumah itu.
Terlihat kumuh karena memang sudah cukup lama tidak ditinggali. Carlos juga tidak terlalu memilih, yang penting ada tempat tinggal.
"Bagaimana sayang?" tanya Carlos.
"Boleh lah, daripada tidak ada tempat," jawab Sofia.
Carlos menanyakan sewa rumahnya, pria itu mengatakan tidak perlu bayar sewa. Pria menganggap sebagai ucapan terima kasih nya karena sudah menolong mereka tadi.
Carlos dan Sofia pun berterima kasih, Carlos dan Sofia akhirnya masuk dan membersihkan rumah tersebut.
Namun tiba-tiba segerombolan orang datang dengan membawa peralatan bersih-bersih. Ternyata mereka akan membantu Carlos untuk membersihkan rumah tersebut.
"Terima kasih banyak bapak-bapak dan ibu-ibu semua, aku sangat senang atas kebaikan kalian," ucap Carlos.
Bahkan para ibu-ibu membawa beras dan barang dapur lainnya untuk memasak. Sofia pun ikut senang.
Tidak menyangka kedatangan mereka disambut hangat oleh warga disini. Hanya karena Carlos dan Sofia sudah menolong mereka.
Bahkan para ibu-ibu mengatakan jika ini tidak seberapa karena sudah menyelamatkan suami mereka.
Mereka rela patungan memberikan bahan makanan berupa beras gula dan yang lainnya untuk di masak.
Akhirnya pekerjaan membersihkan rumah pun cepat selesai. Apalagi rumah itu hanya kecil, jadi mereka ada yang kebagian membersihkan halaman rumah.
Sofia dan Carlos pun mengucapkan terima kasih lalu memberikan mereka sedikit uang. Namun mereka menolak karena mereka memang ikhlas menolong.
Dan juga Carlos dan Sofia sudah menolong mereka dari pengawal yang diutus oleh Abraham.
"Hah," Sofia menghela nafas. "Ternyata kita diterima dengan baik, aku sudah bayangkan kalau mereka akan mengusir kita," imbuhnya.
"Capek ya? Maaf ya, jadi melibatkan kamu dalam masalah ini."
"Ngomong apa sih? Jangan katakan itu lagi, aku gak suka."
Carlos tersenyum, ia menatap wajah cantik Sofia. Sekarang Sofia sudah glowing, tidak seperti waktu tinggal dipinggir hutan.
"Kamu pakai skincare?" tanya Carlos. Padahal Carlos sudah tahu, hanya sekedar basa-basi untuk menguji Sofia.
"Hmmm, pemberian kak Carla. Hadiah dari keluargamu juga ada skincare dan parfum serta alat kosmetik dan banyak lagi deh pokoknya," jawab Sofia dengan antusias.
Ia ingin berlama-lama disana, tapi keadaan belum memungkinkan. Sehingga kepulangan mereka pun mendadak.
"Pantas saja kamu semakin cantik."
Sofia tersipu, siapa sih yang tidak suka dipuji oleh suami? Cantik? Memang Sofia cantik, tapi saat di puji, hati terasa berbunga-bunga.
Carlos juga makin kesini makin sering menggoda Sofia. Baik dari omongan dan juga perlakuan.
Carlos memperhatikan jika tidak ada listrik di rumah ini, karena sudah lama tidak ditinggali, jadi listrik nya sudah di potong.
"Terpaksa malam ini kita gelap-gelapan," kata Carlos.
Sofia memeriksa barang-barang pemberian warga, ternyata ada lilin untuk penerangan. Karena mereka tahu, jika rumah ini tidak ada listriknya.
Sofia pun memperlihatkan jika ada lilin. Kemudian Sofia pun berinisiatif untuk memasak. Karena hari sudah mulai malam.
Carlos tersenyum, bahkan kayu bakar dan tungku pun mereka sediakan. Soalnya kalau kompor, mereka akan menggunakannya.
"Benar-benar disediakan," gumam Carlos.
Bahkan mereka juga membawakan air bersih untuk minum. Walaupun air dari saluran pipa sudah tersedia. Namun harus dimasak terlebih dahulu baru bisa di minum.
"Bagaimana ini, tidak ada listrik untuk cas HP?" tanya Sofia.
"Besok baru diurus," jawab Carlos.
Saat mereka sedang berbincang, beberapa orang pria datang yang ternyata ingin memperbaiki dan menyambungkan listrik untuk mereka.
Jadi tidak perlu menunggu besok lagi. Dan juga mereka tidak perlu menggunakan lilin. Bahkan ada yang membawa kompor dan tabung gas untuk Sofia memasak.
Tapi Sofia sudah selesai memasaknya. Sehingga merekapun meminta maaf karena terlambat mengantarkan nya.
yg penting seru💪💪💪💪💪