NovelToon NovelToon
Jangan Menangis Bunda

Jangan Menangis Bunda

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

🏆🥈Juara 2 YAAW S 10
" Aku akan melakukan apapun untukmu. Meski harus kembali menemui pria itu. Hidupmu adalah hidupku. Bunda mohon bertahanlah sayang. Hanya kamu hidup bunda nak. "

Akibat kesalahan semalam yang dia perbuat Kaluna melahirkan seorang putra yang ia beri nama Taraka. Ia membesarkan Tara seorang diri, namun hancur hati Kaluna saat dokter memvonis putra nya yang berusia 5 tahun ini dengan penyakit yang mengancam nyawa.

Kesehatan Taraka semakin memburuk. Dengan berat hati ia pun Akhirnya pergi mencari pria tersebut agar putranya bisa hidup lebih lama.

Bagaimana reaksi si pria saat tahu dia ternyata memiliki putra dari wanita yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya itu?
Akankah hidup Taraka terselamatkan?

Folow IG author @anns_indri
Kalau suka jangan lupa tinggalkan like setelah membaca. Terimakasih. Like Anda dukungan terbesar bagi penulis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JMB 26. Tidak Ingin Kehilangan Ayahku

Air mata Kaluna tak kuasa terbendung saat melihat kembali rumahnya yang sudah ia tinggalkan dari 6 tahun lalu. Tidak banyak yang berubah di sana. Semuanya masih tampak sama. Hanya cat rumah saja yang terlihat masih baru.

" Selamat datang kembali nak."

Kaluna memeluk sang mama. Rasa haru menyelimuti semua yang ada di sana. Bahkan Hasna dan Radi juga. Kedua orang tua itu sudah mendengarkan cerita Kaluna melalui putranya. Terbesit kekaguman Hasna terhadap kegigihan Kaluna hidup ditempat lain jauh dari kedua orang tuanya.

" Wanita yang tangguh," ucap Hasna dalam hati.

Kaluna hendak menggendong Tara, namun bocah itu tidak mau. Tara ingin berjalan sendiri untuk masuk ke dalam rumah . Mata bocah 5 tahun itu berbinar melihat luasnya rumah milik kakeknya. Bahkan ia sudah berlari kesana dan kemari membuat semua orang sedikit khawatir.

" Nak hati-hati, Tara masih harus jaga kesehatan bukan?'

" Baik bunda. Tapi rumah kakek sungguh besar. Sangat jauh dengan rumah yang kita tempati saat di kota S."

Semua mata tertuju kepada Tara. Terlihat mereka meminta sebuah penjelasan dari ucapan Tara baru saja.

" Iya Ayah, kakek, nenek, opa dan oma, saat di kota S tuh rumah kita hanya segini luasnya. Kata bunda kita memang hanya bisa menempati rumah itu karena kalau yang lebih besar jauh dari tempat kerja bunda."

Tara mengatakan hal tersebut sambil membuat langkah kaki mengukur rumah kontrakannya yang dulu. Bisa dilihat wajah terkejut semua orang melihat berapa langkah yang Tara perlihatkan. Jika persepsi mereka tidak salah maka yang dikatakan Tara mengenai rumah kontrakan itu adalah petakan kecil.

Yasa seketika memandang ke arah Kaluna, wanita itu lagi-lagi hanya menunduk menghindari mata Yasa.

" Tampaknya sulit untuk melembutkan hatinya yang terlanjur keras karena keadaan."

Yasa membuang nafasnya kasar. Jika biasanya seorang wanita akan mengejar cinta pria yang telah memberinya anak, mungkin kali ini terbalik. Yasa yang harus mengejar hati Kaluna. Saat ini taidak ada sedikitpun rasa dalam hati Kaluna untuk Yasa selain menganggap Yasa adalah ayah dari anaknya.

Yasa membuang nafasnya kasar. Hasna yang tahu kegelisahan sang putra menepuk lengan putranya dan membisikkan sesuatu, " Sabar, dia sudah ditempa hidup yang keras. Tapi bahkan kerasnya batu bisa luruh juga oleh air yang terus menetes. Maka jadilah air untuk membuat hati dan kepalanya mencair. Dia tidak hanya keras hati tapi juga keras kepala. Kamu akan butuh waktu lebih untuk bisa meluluhkan itu."

**

**

Kaluna membawa Tara untuk tidur di kamarnya. Rupanya sang papa sudah membuatkan sebuah kamar untuk Tara. Stelah bocah itu tidur Kaluna pergi menuju kamarnya dulu.

Sebuah senyuman terukir di bibir Kaluna kala ia memasuki kamarnya sendiri. Kamarnya masih sama seperti yang dulu, tidak ada yang berubah sama sekali. Semua masih tersusun rapi di tempatnya Bahkan buku-buku yang bertengger di rak pun masih sama.

Kaluna menyentuh satu persatu benda miliknya yang sudah lama ia tinggalkan itu.

" Haaah, ternyata sudah sangat lama. Oh iya Ciara, bagaimana keadaannya sekarang. Sungguh aku mersa sudah mengacaukan segalanya."

Kaluna membuka tas miliknya lalu menghubungi sang adik sepupu. Semenjak malam Yasa mengatakan bahwa Tara adalah putra kandungnya, Kaluna tidak pernah melihat Ciara lagi. Padahal ia sungguh rindu dengan gadis itu.

" Assalamualaikum mbak," sahut Ciara diseberang sana. Kaluna tampak trsenyum simpul saat mengetahui Ciara masih mau menerima panggilannya.

" Waalaikumsalam, bagaimana keadaanmu Cia. Maaf gara-gara mbak ... ."

" Mbak, stop. Semua ini bukan salah mbak. Ini sudah takdir Allaah. Aku dan Kak Yasa memang tidak berjodoh. Dan perlu mbak ketahui, selama kami berhubungan Kak Yasa tidak pernah mengutarakan cinta padaku. Jadi jangan over thinking oke. Oh iya maaf beberpa hari ini aku memang sedikit sibuk jadi belum sempat mengunjungi mu dan Tara. Nanti jika ada waktu aku akan datang ke rumah."

Kaluna menarik nafanya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ia merasa sedikit lega saat mengetaui bahwa Ciara baik-baik saja. Tapi muncul sebuah pertanyaan dalam diri wanita itu saat mendengarkan cerita dari Ciara, mengapa Yasa tidak pernah mengungkapkan cinta kepada adiknya tersebut. Jika tidak ada cinta mengapa bisa sampai akan tunangan?

Kedua pertanyaan tersebut memenuhi pikiran Kaluna. Namun ia mencoba mengusirnya. Saat ini bukan itu yang harus dipikirkan. Ia perlu ia pikirkan adalah bagaimana menjalani hidup kedepannya.

" Kal, sayang, bisa papa bicara sebentar?"

Sebuah panggilan dari Raffan langsung ditanggapi anggukan kepala oleh Kaluna. Ia meletakkan ponselnya di nakas lalu melenggang ke luar kamar mengikuti langkah kaki sang papa.

" Kal, apa yang akan kamu lakukan setelah ini. Apa kamu mau kuliah lagi atau melakukan hal lain."

Kaluna diam sejenak sembari menggerakkan jari-jari nya, kebiasaan yang ia lakukan saat ia tengah berpikir.

Kuliah sepertinya tidak, ia merasa enggan uuntuk kembali ke kampus. Rasanya sudah terlalu tua untuk melakukan itu. Padahal usia Kaluna baru 26 tahun tapi ia merasa sudah tidak pantas untu kuliah.

" Kalau kuliah lagi sepertinya enggak pa," tukas Kaluna kemudian.

" Baiklah kalau begitu, bagaimana jika bantu papa untuk mengurusi perkebunan. Papa jelas tidak bisa mengurusnya sendiri."

Kaluna dengan ceat mengangguk, mungkin membantu papa nya adalah salah satu cara untuk menebus semua kesalahan yang ia perbuat. lagi pula saat ini memang dia tidak melakukan apapun. Jadi tidak ada salahnya.

Raffan pun tersenyum simpul. Ia bersyukur Kaluna mau melakukannya. Jika kaluna tidak mau Raffan sebenarnya bingung, pasalnya perkebunan itu akan ia berikan kepada sang putri.

" Pa, apa disana ada rumah. Rumah yang ada di area perkebunan?"

" Tentu ada, semacam villa. meskipun tidak sebesar villa kebanyakan tapi cukup nyaman untuk bersantai dan beristirahat. kenapa memang?"

Pria paruh baya itu seketika menaruh curiga terhadap sang putri. Entah mengapa dalam pikirannya Kaluna menginginkan tinggal di sana.

" Memangnya kenapa," selidik Raffan.

" Sepertinya tinggal diperkebunan tidak buruk. Udara segar bisa membantu recovery Tara."

" Lalu, ajakan Yasa untuk menikah bagaimana?"

Sebuah pertanyaan di lontarkan oleh wanita paruh baya yang membawa nampan berisi teh hangat untuk suami dan putrinya. Dari tadi Vanka hanya menyimak pembicaraan ayah dan anak itu. Namun ia tak tahan juga nimbrung saat Kaluna mengatakan ingin tinggal di perkebunan.

Tak

Vanka menaruh cangkir teh yang ia bawa di atas meja. Untuk Raffan satu dan untuk Kaluna satu. Sebuah kode diberikan Vanka agar keduanya meminum teh yang sudah disajikan.

Srupuuut

Air teh tersebut membasahi tenggorokan keduanya. Rasa segar menjalar ke seluruh tubuh memunculkan perasaan tenang.

" Jadi bagaiman pertanyaan mama tadi."

" Ma, aku nggak ada rasa sama Pak Yasa jadi bagaimana bisa aku menikah dengannya."

" Lalu Tara?"

" Tara ya tetap akan jadi putra ku dan putra Pak Yasa. Tapi untuk menikah dan hidup bersama aku sungguh tidak bisa."

Ucapan Kaluna begitu tegas. Tidak ada keraguan di sana. Raffan hanya pasrah, ia tidak mungkin memaksa putrinya untuk menikah jika tidak mau. Tanpa mereka sadari pembicaraan mereka rupanya didengar oleh Taraka. Bocah kecil itu mengerti apa maksud pembicaraan para orang dewasa tersebut.

" Mana boleh begini. Kalau hidup sendiri-sendiri namanya bukan keluarga. Aku harus membuat ayah dan bunda bersama. Aku tidak ingin lagi kehilangan ayahku."

TBC

1
komalia komalia
ternyata bulak balik bek ketemu nya masih tetalin keluarga juga
komalia komalia
dasar wanita modusa
komalia komalia
udah cembuker aja tuh
komalia komalia
terima aja kalau engga mau kadih aja buat kucing
komalia komalia
yang nsnggung dosa Yang sudsh ngejebak kalian berdua
Sella Darwin
Lumayan
komalia komalia
kenapa ko bisa hamil dan yasa bisa enga tau apa di jebak di kasih obat tidur
komalia komalia
aku lanjut kesini kisah nya dira anak nya mas dika aku lewat soal nya kalau masalah peperangan aku kurang suka,dan sama kisah kolosal aku kurang srek baca nya ma,af yah thor
Ria Lita
moga2 cepet terbongkar biang kerok nya
Ria Lita
ih jahat juga ya Clara semoga Clara cepat dapet karma nya orang jahat pasti akhir nya dinjahayin juga
Ria Lita
yaaa Klara kok gak puas ya gangguin kaluna awas Lo kena batu nya baru nyahoooo lu
Ria Lita
semoga saja Zion gak mau lagi Ama Klara gak cocok lah Klara nya julid sih
🌺Ulie
Luar biasa
Ria Lita
oke Tara Memang pintar buat ayah sama bunda mu bersatu
Ria Lita
ya sudah Yasa kan SDH mutusin mau dgn kaluna Ciara tinggal dong masaau dua duanya
Ria Lita
jadi sedih
Ria Lita
Alhamdulillah semoga cepat ketemu ya Tara dgn Yasa biar Tara bisa sembuhkan
Jasmin Melor
Luar biasa
Danny Muliawati
beli hp d no baru
Danny Muliawati
jangan2 kaluna hamil ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!