Ujian Kekuatan Cinta AlShaf

"Aku tak pernah mengganggu kak meta?"

"Tapi rasanya kamu selalu mengurusi aku."

Shafa berkata sambil menatap tajam mata Meta yang berkaca pinggang tak terima dengan keberanian gadis kecil yang sudah mengambil posisi dirinya.

"Salahmu, kamu mengambil kursi kerjaku!" Jawab Meta keras dan mendorong Shafa hingga badan kecil itu mundur dan nyaris membentur meja tempat cokelat panas Shafa berada, untuk coklat panas itu tak menumpahi wajah cantiknya.

"Ashhhh." Sakit karena bokongnya menimpa lantai.

"Ini keterlaluan!!"

"Aku akan bilang Kak Alpha!"

Shafa bangkit dan mencoba berdiri karena kakinya terkikir dan nyeri sekali, "Ahhhh sakit."

"Kak aku rasa kamu sudah keterlaluan." Tegur staf lain yang kemudian membantu Shafa bangkit.

"Diam kamu!!"

"Hay bocah kurus kecil yang bersembunyi di balik jilbab!"

"Lebih baik kamu mundur dari sekertaris Pak Alpha, sebelum berita kalau kamu ternyata jalang nya itu menyebar di seluruh kantor!"

Meta berkata sembari menginjak kaki Shafa yang terkilir, ah memalukan di bully di kantor suaminya sendiri, andai dari awal di jelaskan posisi dirinya sebenarnya mungkin hal ini tak akan terjadi.

"Hentikan!"

"Cukup, kau akan di pecat!"

"Aku akan pastikan itu!"

"Aku istri Kak Alpha!!!"

Kata Shafa merasa ini sudah sangat keterlaluan, karyawati model Meta tak boleh berada di lingkungan kantor suaminya, pikir Shafa.

"Hahaha, kamu melawak???"

"Kamu pikir aku percaya??? "

"Kamu hanya gadis udik yang menawarkan dirimu kan??"

"Aku rasa Pak Alpha hanya memanfaatkan tubuhmu saja, tapi untuk di jadikan istri kamu gak pantas di sanding kan dengan dia yang sempurna."

Meta masih angkuh di posisinya bahkan sempat ingin mendorong kembali tubuh Shafa yang berdiri di bantu staff lain tadi, namun upaya Meta terhenti saat tangannya mendadak di cekal seseorang dari belakang.

"Rupanya ada sampah di kantor ini!"

Semua orang terkejut atas suara sang bos yang berdiri di balik tubuh Meta ternyata sedari tadi Alpha mengkhawatirkan Shafa yang tak kunjung kembali sampai makan siang tiba.

Alpha memutuskan menyusul namun langkahnya terhenti saat mendengar ribut-ribut di dalam dapur, ingin masuk tapi urung, Alpha ingin melihat bagaimana istri kecilnya menyelesaikan masalah yang di hadapi namun ternyata keputusan itu salah.

Alpha menyesal saat melihat istrinya merintih dan tertindas oleh mantan sekretaris yang tak dia sukai karena cara berpakaiannya yang memuakkan.

"Pak Alpha??" Meta terkejut dan mundur perlahan mendadak tubuhnya gemetar, sikap arogan yang tadi terhapus oleh sikap arogan Alpha yang kuat di atas dirinya, apalagi tatapan mata penuh amarah itu.

"Siapa yang kau sebut jalang??"

Meta menelan ludahnya kasar bagitu juga dengan staff yang berada di situ, sementara Shafa berkaca-kaca ingin rasanya langsung berlari memeluk suaminya, namun kakinya sakit saat di gerakkan.

"Dia yang kau sebut jalang??" Tanya Alpha sambil menunjuk Shafa yang sudah berkaca-kaca.

"Berani sekali jalang seperti dirimu mengatai istriku!" Ucap Alpha yang langsung membuat semua yang berada di situ terperanjat tak percaya dengan apa yang barusan Alpha ucapkan.

"Kau sedang dalam masalah Meta!" Ucap Alpha lalu meraih tubuh Shafa yang berjalan tertatih-tatih, melihat itu Alpha pun murka matanya memerah belum pernah dirinya terlihat semarah ini.

"Kau!!!"

"Angkat kaki dari perusahaan ini!!!

"Kau di keluarkan tanpa gaji secuil pun!!!"

"Jika aku mau, aku akan menyeret dirimu ke kantor polisi!!!"

Alpha berkata dengan wajah penuh marahnya, lalu menghubungi bian untuk mengurus Meta setelah itu Alpha duduk melihat apa yang terjadi pada Shafa.

"Kak, sudah ayo kita kembali." Kata Shafa parau.

"Kau, Meta! Aku pastikan tak akan bisa di terima di perusahaan manapun!" Ucap Alpha dingin dan tajam.

"Pak, mohon maaf, saya tidak tau jika Shafa istri anda." Mohon Meta namun Alpha tak mau memaafkan.

"Kepada siapapun harusnya kau tak boleh menindas!" Ucap Alpha lalu menggendong Shafa dan meninggalkan Meta yang masih gemetar sekaligus syok di tempatnya.

Meta terduduk di tempatnya sambil berkaca-kaca ketakutan atas nasib dirinya setelah ini. Sementara Staf yang lain keluar tak ingin mendapatkan masalah yang sama seperti apa yang terjadi pada Meta.

__***__

Di ruang Alpha.

"Ahhhshhhh, sakitttt, pelan aja Kak." Shafa merintih saat Alpha menyentuh.

"Ckkk, makanya dari awal gak usah pakai rahasia-rahasia."

"Dah minggu ini kita adakan resepsi biar semua orang tau."

Alpha berkata sambil mengolesi minyak urut pada kaki Shafa yang terkilir, sementara Shafa hanya menundukkan kepalanya merasa takut juga dengan amarah suaminya.

"Kalau aku terlambat mungkin yang terjadi bisa lebih dari ini!" Kata Alpha lagi kesal.

"Kamu tu bandel banget sih!" Omel Alpha yang langsung membuat Shafa terisak di tempatnya.

"Maaf, aku hanya ingin orang baik padaku tulus bukan karena istri Kak Alpha." Kata Shafa yang akhirnya membuat Alpha terdiam, di dunia seperti ini butuh orang yang lebih berkuasa untuk membuat orang lain tunduk, itu paham Alpha.

"Aku sekarang suamimu, semua dunia harus tau bahwa tak boleh ada yang menghinamu!" Kata Alpha lalu mengusap air mata di pipi Shafa.

"Ternyata susah ya kak mendapat teman yang tulus bisa menerima kita tanpa embel-embel." Kata Shafa jujur dengan perasaannya selama kerja di kantor ini.

"Aku menerima kamu tanpa embel-embel, aku menyukai semua yang ada pada dirimu tanpa embel-embel. Cukup aku seorang yang jadi teman hidup mu! Selamanya." Kata Alpha membuat Shafa terharu dan memeluk Alpha erat, ternyata suami dinginnya ini sudah mulai hangat jika di rasakan lama-lama.

"Kak, I Love you." Kata Shafa menatap Alpha biar dia jujur dengan perasaannya tak peduli bagaimana jawaban atas rasa yang di ungkapkan nantinya.

Alpha tersenyum lalu menyapa dua baris merah yang sudah berani mengatakan cinta pada dirinya itu, rakus dan serakah apa yang dia lakukan pada Shafa hingga keduanya nyaris kehabisan nafas.

"Kak... Hhhh." Shafa terengah-engah menatap Alpha seolah menanti jawaban atas apa yang dia ungkapan, ada rasa takut jika memang benar Alpha hanya membutuhkan tubuhnya seperti prasangka Meta pada dirinya, atau memang dirinya tak layak bersanding dengan suaminya yang sempurna.

"I love you more Shafa." Kata Alpha lalu meraih kembali bibir yang tersenyum cantik dan bahagia atas jawaban perasaannya itu.

"Hhhhh, jujur??? " Tanya Shafa menyakinkan diri atas jawaban sang suami di sela engah nafasnya.

"Demi Allah, Aku mencintaimu istriku seorang" Kata Alpha sukses membuat bulir air matanya mengalir sangat bahagia di cintai oleh suami sesempurna Alpha tanpa bayang-bayang siapapun rasanya sungguh bahagia sekali hatinya.

"Terimakasih kak, sudah melihat diriku seorang." Kata Shafa yang langsung di jawab pelukan hangat sang suami.

"Selama aku ada, tak boleh ada yang membuatmu menangis atau pun terluka!!" Batin Alpha berjanji pada dirinya sendiri.

__***__

Up lagi.

Like, komen dan dukungan juga jangan lupa.

Makasih yang udah selalu setia🙏🙏🙏

🙏🙏🙏❤❤❤❤