Andin
Riansyah Pratama seorang pemuda tampan berusia 27 tahun. Rian merupakan aktor yang namanya melambung tinggi di dunia perfilman. Selain kemampuan akting yang dikuasainya. Rian juga merupakan CEO di sebuah perusahaan perfilman di manca negara.
Rian memiliki kekasih bernama Ara Anita Azzahra yang merupakan seorang gadis cantik berusia 27 tahun dengan kemampuan akting yang di akui oleh para sutradara terkenal.
Sore ini setelah syuting film layar lebar yang ia perankan. Rian berencana untuk melamar kembali sang kekasih yang ke 3 kalinya karena lamaran sebelumnya selalu saja mendapat penolakan.
Rian mengemudi mobilnya menuju restoran yang telah ia siapkan untuk acara lamarannya. Sambil mengemudi Rian mengeluarkan ponselnya dari dalam tas untuk menelpon sang kekasih.
“Ara... kamu dimana?” tanya Rian dalam telepon sambil menyetir.
“Ya... aku tahu kamu sibuk, tapi...” ujar Rian yang terputus karena sambungan telepon yang diputuskan lawan bicaranya.
“Selalu saja begini! Apakah di hatinya tidak ada namaku?” Gumam Rian bermonolog pada diri sendiri.
“Aku harus buat dia datang!” Gumam Rian kembali lalu menepikan mobilnya.
Rian memandang mainan yang menjadi pajangan mobilnya, mainan berbentuk boneka doraemon kesukaan Ara. Wajahnya sangat bahagia memandang pajangan tersebut karena melihat pajangan itu mengingatkannya akan wajah wanita yang ia cintai yaitu Ara.
Hubungan asmara yang mereka rajut telah berlansungkan selama 4 tahun. Namun tidak sekalipun ada keinginan Ara untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih resmi.
Cinta Rian yang begitu dalam kepada Ara sehingga menimbulkan keinginan untuk menikahi gadis cantik itu. Namun sayangnya sudah sekian kalinya Rian mendapatkan penolakan dari Ara karena alasan ingin berkarir.
Rian tersadar dari lamunannya ketika notifikasi ponselnya berdering. Rian kembali menelepon Ara namun Ara tidak mengangkat panggilannya.
Rian memutuskan menelepon manager Ara.
“Halo... Ki... kalian lagi di mana? Kenapa Ara tidak angkat panggilanku?” tanya Rian
“Ri... come on... jangan terlalu protektif dengan Ara... dia sedang kerja. Hari ini dia main sampai jam 1 dini hari. Please... jangan ganggu konsentrasinya Ri...” Ujar Rizki di seberang sana.
“Aku hanya ingin memberikan kejutan untuk dia Ki... Aku tunggu dia di restoran Sinar Dunia di simpang Y. Katakan ke dia, sesibuk apa dia harus datang jika tidak datang maka kamu akan tahu akibatnya” ujar Rian mengancam Rizki.
Mendengar hal itu Rizki mulai melembutkan suaranya. Pasalnya Rizki tahu bagaimana karakter Rian jika serius. Rian akan melakukan semua cara agar keinginannya tercapai, dan Rizki tidak ingin karirnya terganggu karena ego yang di miliki oleh sepasang kekasih ini.
“Aku usahakan membujuknya Rian” ujar Rizki singkat lalu menutup telepon tersebut.
Rian memukul setirnya karena Ara sang kekasih yang selalu menolak lamarannya. Kali ini dia harus bersikap tegas dengan Ara jika hubungan ini masih ingin di lanjutkan.
Rian pergi melajukan mobilnya ke arah restoran. Sesampainya di sana Arya terdiam sejenak melihat begitu banyak wartawan sedang berada di sana.
“Siapa yang memberitahukan wartawan bahwa aku akan melamar Ara malam ini?” tanya Rian dalam teleponnya. Rian langsung menelepon managernya karena yang mempersiapkan semuanya adalah managernya.
“Aku tidak pernah melakukannya bro...” ujar Alex manager sekaligus sahabat Rian.
Tanpa menjawab ucapan Alex, telepon itupun langsung di tutup sepihak oleh Rian
“Pasti ini kerjaan Rizki!” ujar Rian lalu menginjak kembali pegal gas lalu melajukan mobilnya ke arah lokasi syuting.
Sesampai di sana Rian langsung mencari keberadaan Ara. Beberapa kru menyapa Rian ketika mereka berpapasan.
“Ara...” Panggil Rian ketika Ara sedang syuting.
“Aku ingin syutingnya berhenti sebentar, karena ada yang ingin aku bicarakan dengan Ara” ujar Rian menghentikan syuting.
Ipan adalah sutradara dan sahabat Rian. Ipan sangat tahu hubungan Rian dengan Ara yang telah berlangsung lama namun tidak ada kejelasannya.
“OK. Kita kasih waktu untuk dua insan ini 10 menit!” ujar Ipan lalu memberikan kode agar semua kru meninggalkan Ara dan Rian berdua saja.
Rizki yang mau mendekat ke arah dua sejoli itu langsung di tahan oleh Ipan, pasalnya Ipan juga curiga bahwa Rizki memiliki hati dengan Ara.
“Ra... kamu mau kita bagaimana?” tanya Rian langsung pada intinya tanpa basa basi.
“Apanya yang bagaimana? Aku hanya ingin kerja dan merintis karir. Aku tahu kamu menyiapkan makan malam mewah untuk melamar aku, bukan?” ujar Ara dengan nada lembut berusaha memberikan pengertian.
“Aku siapkan semua itu untuk kita Ra... Mau di bawa ke mana hubungan ini Ra? Aku sudah di desak kakek untuk menikah!” ucap Rian dengan nada yang mulai meninggi.
“Kamu menikah saja dengan pilihan kakek mu itu. Aku masih muda untuk menyandang status istri apa lagi nanti kamu akan meminta aku berstatus ibu. Maaf Ri... untuk sekian kalinya aku ucapkan maaf... aku pikir kamu terima saja perjodohan itu” ujar Ara memalingkan wajahnya dari Rian yang berdiri membisu.
Rian selalu menerima penolakan Ara dengan menggantungkan harapan suatu saat nanti Ara mau menikah dengannya. Namun kali ini dengan jelas ia mendengar dari telinganya sendiri bahwa Ara meminta dia menerima perjodohan sialan dari sang kakek.
Rian sebenarnya belum siap 100% untuk menjalani bahtera rumah tangga namun dirinya selalu di desak oleh sang kakek agar menikah secepatnya. Maka Rian dengan usaha maksimal selalu meminta Ara untuk menjadi istrinya. Sudah sekian kali Ara menolak lamaran Rian dan kali ini adalah lamaran terakhir Rian karena setelah hari ini Rian tidak akan terjun menjadi Artis namun menggantikan sang kakek untuk menjadi CEO di perusahaan perfilman no 1di dunia perfilman.
Rian emutar tubuhnya tanpa memanggil Ara untuk menghadapnya atau sekedar memberi penjelasan. Ia berjalan meninggalkan Ara sendiri melewati Ipan dan Rizki yang mematung mendengar percakapan mereka.
‘Ara... ternyata aku tidak pernah ada di hatimu’ batin Rian menangis mendengar jawaban sang kekasihnya itu. Meski dia tidak menunjukan ekspresi apapun kepada Ipan dan Rizki. Wajah datar dengan tatapan tajam dan dingin yang melekat di wajahnya saat ini sudah melambang bahwa hubungan mereka sedang tidak baik.
Rian masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Kenangan indah dirinya bersama sang kekasih seperti film yang terputar kembali di pikirannya.
Rian tidak habis pikir Ara bisa rela dengan mudahnya membiarkan dirinya menikah dengan wanita lain.
Rian memukul setirnya berulang kali karena rasa kesal di hatinya. Rian tidak fokus dengan jalan sehingga seorang gadis cantik dipinggir jalan itu terkena cipratan air yang tergenang.
“Dasar orang kaya tidak punya otak” umpat gadis itu kesal.
Rian hanya melihat gadis itu menunjuk-nunjuk mobilnya sambil komat kamit yang jelas saja tidak terdengar olehnya karena kecepatan laju mobil yang tinggi.
Sesampai di rumah Rian langsung pergi keruang keluarga karena ia yakin sang kakek telah menunggunya disana.
Hari ini adalah hari terakhir sang kakek memberikan waktu kepada Rian ntuk melamar kekasihnya dengan konsekuensi jika di tolak maka harus menikah dengan pilihan sang kakek.
“Kakek... aku tidak mau menikah!” ujar Rian tegas kepada sang kakek yang sedang membaca koran.
“ Terserah kamu, tapi kamu ingat bukan bagaimana keadaan bundamu? Jangan sampai bunda kamu jadi korban atas ke egoisan mu!” ujar sang kakek tanpa menolehkan kepalanya ke arah lawan bicaranya.
“Kapan aku harus bertemu dengannya?” Tanya Rian menahan amarah sambil menatap pintu yang menghubungkan sebuah ruangan.
“Kamu hanya perlu menjadi mempelai yang baik, besok pagi kita akan laksanakan pernikahan!” ujar sang kakek sambil melipat koran yang ada di tangannya.
“Apa?” Rian begitu terkejut mendengar ucapan sang kakek.
“Santai... kamu hanya perlu siapkan mental” ujar sang kakek lalu berjalan menjauh dari Rian.
Rian tidak terpikir bahwa akan terjadi pernikahan secepat ini. Dirinya hanya bisa membisu di tempat sambil menatap punggung sang kakek yang menjauh. Keterkejutan sangat terlukis di wajah tampan lelaki itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments