NovelToon NovelToon
Benih CEO

Benih CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Anak Genius
Popularitas:19.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Dhessy

Tentang Kania yang hamil di luar nikah. Tanpa dia tahu, yang menghamilinya adalah seorang CEO muda.

***

Dunia Kania menjadi gelap setelah malam itu. Tak ada lagi Kania yang ceria, tak ada lagi Kania yang murah senyum.

Yang ada hanya Kania yang penuh dengan beban pikiran yang gelisah menanti bulan selanjutnya. Berapa garis yang akan di hasilkan oleh sebuah testpack di bulan depan?

**

Bertahun-tahun Kania berjuang sendiri menghidupi buah hatinya yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Kepandaiannya menarik orang-orang untuk menjadikannya bintang. Hingga akhirnya, lewat jalan itulah Kania di pertemukan dengan ayah kandung anaknya yang ternyata bukanlah orang biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Aduh, emang bener, ya, kalau bangkai itu kelamaan di simpan bakal kecium baunya."

Ucapan tetangga sebelah terdengar jelas ke di telinga Kania. Tidak ada yang bisa Kania lakukan selain diam. Mau melawan bagaimana? Toh apa yang di katakan memang benar adanya.

Apa yang Kania coba untuk sembunyikan pasti akan terungkap juga.

"Semenjak kamu balik, kamu itu bikin resah warga, Kania. Banyak wartawan itu ganggu ketenangan kami. Apalagi sekarang, sok-sokan pakai bodyguard segala. Apalagi masalah kamu sudah sampai kemana-mana. Bikin malu desa kita aja."

Kania hanya diam membisu. Kania sadar, apa yang terjadi akhir-akhir ini pasti sangat mengganggu warga sekitar. Tapi Kania juga belum bisa menemukan solusi yang terbaik.

Tapi, ayah Kania sudah menelpon Pak RT untuk meminta maaf atas apa yang terjadi karena keluarganya. Memang Pak RT legowo menerima permintaan maaf Karno. Hanya saja masih ada saja warga yang tidak terima jika Kania masih tinggal di desa mereka.

Kania masuk ke dalam rumah. Waktu sudah menunjukkan waktu ashar. Kania segera mengambil wudhu dan mendirikan sholat. Bersimpuh di hadapan Allah, memohon ampun dan meminta jalan keluar untuk masalah yang terjadi di hidupnya sekarang.

***

Handphone Kania berdering tepat saat Kania keluar dari kamar mandi. Ada nama Rama yang terpampang jelas di layar handphonenya.

Rama memanggil...

Hembusan napas pelan keluar dari hidung Kania. Sejujurnya dia mulai lelah menjalani hubungan dengan Rama. Akhir-akhir ini Rama jarang memberinya kabar. Bahkan saat Kania diterpa masalah seperti ini pun Rama tidak menanyakan bagaimana keadaan Kania.

Kania mulai ragu. Apa ini yang di namakan berjuang? Cara apa yang di pakai Rama untuk berjuang sehingga Rama tidak berusaha menjalin komunikasi dengan baik dengan Kania?

Bukannya Kania minta untuk di kabari setiap waktu. Tapi setidaknya Rama bertanya bagaimana keadaan Kania setelah aibnya tersebar.

Tapi kenyataannya? Rama diam. Tak ada yang lelaki itu lakukan untuk Kania dan Shaka. Dia melupakan janjinya yang akan menjaga Kania dan Shaka dalam keadaan apapun.

Enggan untuk mengangkat telepon dari Rama, Kania hanya memandang nama itu sekilas. Lalu merubah setelan menjadi mode silent.

Tak peduli akan berapa banyak panggilan yang akan masuk dari Rama. Kania tak akan mengangkatnya. Kania membiarkan handphonenya tetap menyala karena ingin tahu sampai mana perkembangan masalahnya yang sudah viral di media sosial yang sampai saat ini menjadi tranding nomor tiga di bawah dua artis ternama lainnya yang terlibat skandal foto syur.

***

"Apa aku dan Shaka pergi dari kampung ini aja ya, Pak, Bu? Tinggal di kontrakan lagi."

Karno dan Wening kompak memandang Kania setelah mendengar ucapan Kania. "Ngomong apa kamu? Kamu ini anak bapak dan ibu. Mau bagiamana pun, Bapak dan ibu akan melindungi kamu dan cucu kami," jawab Karno tegas.

"Tapi aku udah bikin bapak dan ibu malu karena aibku yang sudah tersebar, Pak."

"Bukan masalah besar. Semua hanya soal waktu. Semua orang juga pernah berbuat salah. Yang terpenting kita mau berubah menjadi lebih baik."

"Tapi, Pak_"

"Kalau kamu mau pergi, silahkan pergi. Tapi jangan pernah kamu coba buat bawa Shaka pergi dari kami." Wening menyela Kania dengan cepat. Membuat Kania menatap Wening dengan tatapan bingung.

"Mana mungkin aku pergi tanpa Shaka, Bu."

"Ya udah tetap di sini. Nggak usah aneh-aneh mau pergi segala. Yang tenang, Kania. Semua pasti akan selesai."

Meskipun sulit, Kania mencoba untuk tenang seperti apa yang dikatakan oleh ayahnya. Lagipula mana ada orang yang bisa duduk tenang di rumah sedangkan netizen seluruh Indonesia sedang membicarakan dirinya dan Shaka?

***

Pagi hari Kania merasa aneh. Berita-berita tentang dirinya dan Shaka yang kemarin ramai kini sudah tidak ada lagi. Kania men-scroll akun Mak Lambe-lambean, tidak ada lagi berita tentang dirinya dan Shaka.

Google maupun media online lainnya tidak lagi memuat artikel tentang dirinya. Bahkan artikel yang kemarin pun sudah hilang. Lenyap begitu saja.

Keanehan juga Kania dapati saat Kania mengantar Shaka sekolah. Tak ada lagi tatapan sinis, hinaan dari orangtua murid yang lain untuk Kania dan Shaka. Bahkan, mereka terkesan sangat hormat pada Kania.

"Pada kenapa, sih?" tanya Kania dalam hati. "Bukannya kemarin pada ngomongin aku? Kenapa mereka sekarang ramah banget? Aneh," lanjutnya, masih dalam hati.

Kania hanya mengangguk hormat dan tersenyum sungkan saat melewati mereka untuk mengantar Shaka sampai ke depan kelas.

Sampai di kelas pun, teman-teman Shaka menyambut Shaka dengan antusias. Tidak ada lagi ejekan-ejekan yang di tujukan pada Shaka.

"Salah besar kita ikut campur urusan bunda Shaka. Aduh, jangan sampai nasib kita kayak Bu Renata sama Mama Helen, ya?"

"Lagipula Mama Helen dapat informasi dari siapa, sih, bisa lengkap gitu? Kita kan, jadi kebawa juga."

"Nggak tahu juga, Bund. Udah, ah. Jangan bahas ini lagi kalau nggak mau seperti Mama Helen dan Bu Renata."

Kania yang tak sengaja mendengar percakapan mereka pun mulai berpikir keras. Apa yang terjadi pada Bu Renata dan Mama Helen sampai mereka ketakutan begitu?

"Apa mungkin ada campur tangan Devan?" Kania bertanya dalam hati.

Rasa penasaran masih menyelimuti hati Kania. Di pikirannya hanya ada tiga nama yang mungkin menyebarkan aibnya. Rama, Tasya dan... Dita!

Entah kenapa feeling Kania mengatakan pelakunya adalah Dita. Mengingat dirinya dan Dita ada masalah yang belum sempat di bicarakan. Dita pasti marah dan cemburu karena Kania dekat dengan Rama.

Namun, Kania tidak bisa langsung bertanya pada Dita. Kania butuh bukti kalau memang Dita adalah pelakunya.

"Maaf, Bunda semua. Kalau boleh tahu, apa yang terjadi dengan Mama Helen dan Bu Renata?" Kania memberanikan diri untuk bertanya pada ibu-ibu tersebut. Mereka saling lirik dan saling senggol karen mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Kania.

"Jangan takut bicara, Bund. Saya jamin kalian akan baik-baik saja," ucap Kania yang melihat ketakutan di mata mereka.

"Beneran nggak apa-apa, ya, Bund?"

Kania mengangguk pasti.

"Emm... Suami Bu Renata di pecat dari Citra TV, Bund dan namanya di black list dari semua perusahaan. Selama ini Bu Renata nggak tahu kalau Pak Devan itu atasan suaminya."

"Dipecat?" tanya Kania, merasa tak percaya dengan apa yang dia dengar.

Mama Kesya mengangguk. "Kalau Mama Helen, kabarnya keluarga Pak Devan menarik semua investasinya di perusahaan suami Mama Helen."

"Hah?" Kania tercengang.

Sampai sejauh itu keluarga Devan berusaha melindungi Shaka. Keturunan mereka.

Tapi Kania rasa ini semua terlalu berlebihan. Devan dan keluarganya tidak perlu mematikan rejeki orang seperti itu.

Lagipula ini bukan kesalahan mereka. Ini salah Kania. Kania yang memiliki masa lalu yang buruk. Kenapa harus orang lain yang terkena imbasnya?

Soal Renata, bukankah itu hal yang wajar kalau seorang ibu akan marah jika anaknya di pukul? Ya, meskipun anaknya juga bersalah. Tapi itu murni tindakan yang wajar dari seorang ibu.

Kalau Mama Helen, Kania tidak bisa memaksa semua orang untuk menerima masa lalunya. Mereka berhak untuk berpendapat karena semua yang ada di dalam hati mereka, itu mereka sendiri yang akan mempertanggungjawabkan.

Bisa cukup di beri teguran saja. Tidak perlu memecat dan menarik semua investasinya seperti ini.

Bukannya merasa lega, Kania justru merasa bersalah pada kedua orang tersebut. Meskipun kemarin dia di hina, di bicarakan keburukannya, tetap saja Kania tidak tega jika mereka harus mengalami hal seperti ini.

Kania tidak bisa tinggal diam begitu saja. Tanpa membuang waktu lagi, Kania segera memesan taksi online untuk mengantar dirinya ke kantor Devan.

***

"Mbak, saya mau ketemu Devan."

"Sudah buat janji?"

Kania menggeleng cepat. "Harus banget buat janji?"

"Iya, Bu. Siapapun yang mau bertemu dengan Pak Devan harus sudah membuat janji sebelumnya."

Kania membuang napas kesal. "Tapi saya harus ketemu Devan sekarang, Mbak. Bisa tolong tunjukkan ruangan Devan di mana?"

Resepsionis yang bernama Nindita itu memandang Kania aneh. Mungkin dalam hatinya, siapa perempuan yang ada di hadapannya ini? Beraninya memanggil atasannya hanya dengan nama saja.

"Ibu bisa duduk dulu di ruang tunggu. Saya akan telepon sekretaris Pak Devan dulu."

"Saya nggak bisa nunggu, Mbak. Ini penting."

"Di tunggu dulu ya, Bu."

Kania akhirnya menyerah. Mendudukkan dirinya di atas sofa ruang tunggu di kantor Devan sambil menunggu Nindita menelepon sekretaris Devan.

"Gedung ini ada berapa lantai, sih, Mbak? Tinggi banget." Kania berbasa-basi.

"Dua puluh satu lantai, Bu."

Kania mengulum bibirnya menahan senyuman. Dia tak tahu pasti, tapi biasanya ruangan CEO itu pasti di tempat yang paling tinggi.

Saat Nindita lengah, Kania segera berlari menuju lift. Menekannya berkali-kali berharap lift tersebut segera terbuka.

"Bu, mau kemana?" Nindita berteriak, panik melihat Kania yang memasuki lift.

Nindita berniat ingin mengejar. Namun dia terlambat. Kania sudah masuk ke dalam lift dan pintu lift sudah tertutup.

Kania tersenyum penuh kemenangan. Berbeda dengan Nindita yang panik dan takut dia akan di pecat karena tidak bisa menahan orang asing agar tidak masuk ke lift khusus petinggi itu dan entah lantai berapa yang akan Kania tuju untuk mencari atasannya itu.

🌼🌼🌼

1
Ani Sifa
gue berharap endingnya Kania sama Devan walaupun msih menyebalkan critanya ini😀🙏🏻
Ani Sifa
2episode guwe bisa mewek baca ini..😭bayangin ketemu adiknya yg lama g bisa ketemu....gustiii
Ani Sifa
mulek,kenapa kesannya bu Hanum yg mengendalikan anaknya,bbrp tahun jg kok Devan njiteb wae🙆🏻
Ani Sifa
pilotnya adiknya Kania mungkin
Ma Em
Luar biasa
Ragil Kuning
jangankan dunia novel, yg jelas" lbh banyak cerita sekedar hiburan..
di dunia nyata aja banyak tuh samaan nama..
gak ush peduliin nyinyiran orang thor, anggap aja tuh orang bnr" ngehayati cerita kamu
Ragil Kuning
Luar biasa
Ragil Kuning
hati, mulut sama otak devan minta diuleg cabe sekilo itu mah
Wiwik Retno Eni
Luar biasa
nengkirana
lah kan ditinggalin duit ya. kmana itu duit?
Icha Arlita
Luar biasa
Icha Arlita
ampun bang jago 🤣
Mazree Gati
kata katanya bikin jijik,klo sampai nikah sama devan jgn bikin novel thorrr,,,kaya ga ada laki lain
Mazree Gati
sekolah ma tergantung otaknya ga harus sekolah elit,,jgn mau kania pulang aja kasihan toko kuenya
Atiek Sariningtyas
Luar biasa
Mega Mendung
Buruk
Icha Veronica
Luar biasa
Julia Juliawati
nah gitu terima itu rizki anugerah dr author walo jln nya, salah
Julia Juliawati
anak kuliahan tp goblok
Julia Juliawati
bodoh knpa g blg di perkosa. mlh bungkam huuh gedek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!