NovelToon NovelToon
My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Isma Wati

Squel Flight Attendant.


Denisa, dokter berusia dua puluh lima tahun itu telah menjadi janda diusianya yang bahkan belum genap dua puluh tahun akibat obsesinya pada laki-laki yang sangat mencintai kakaknya. Susah payah pergi jauh dan berusaha move on, Denisa dipertemukan lagi dengan mantan suaminya yang sangat ia hindari setelah lima tahun berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesempatan Kedua

Daniel tak jadi menepikan mobilnya, dia terus melajukan cepat mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi, wajahnya terlihat marah, dengan rahang yang mengetat.

"Kamu mau bawa aku kemana, Daniel?" tanya Denisa panik menyadari jika ini bukan arah rumahnya.

Tapi Daniel diam tak menjawab, dan tetap fokus ke jalan.

"Daniel kita mau kemana?" tetap Daniel tak menjawab "Daniel berhenti kataku, aku akan lompat jika kamu tidak berhenti." Ancam Denisa, tapi ancamanya tak membuat Daniel memelankan laju mobilnya, justru pintu dikunci secara otomatis dari Daniel

"Jangan gil4, Daniel. Kamu mau bawa aku kemana? ini sudah larut aku harus cepat pulang, Dara menungguku." Denisa menjadi begitu takut karena Daniel semakin menambah kecepatannya.

"Daniel pelankan mobilnya, aku takut, aku belum mau mati, ingat Dara Daniel, akan dengan siapa Dara nanti?" teriak Denisa dengan mata yang terpejam kuat, tapi bukan menurut, Daniel kembali menambah kecepatan.

Pasrah, karena sejak tadi Daniel sama sekali tak mendengar permintaannya, Denisa mencengkram kuat tali seatbelt, bulir bening mulai merembes membasahi pipi mulusnya dengan mulut komat-kamit memanjatkan doa memohon keselamatan.

Daniel menoleh sedikit Denisa yang memejam, tak tega melihat air mata itu, dua mulai memelankan laju mobilnya.

"Kamu takut, Mami?"

"Jangan sentuh aku, kamu menakutkan." Daniel tersenyum Denisa berkata tanpa membuka mata.

Hingga tak lama Denisa merasakan mobil Daniel berhenti dan dia baru berani membuka mata, jantung Denisa seakan sudah lepas dari tempatnya, cepat Denisa membuka pintu mobil dan berlari, mengeluarkan seluruh isi perutnya.

Laki-laki yang bersikap seperti moneter itu ternyata masih memiliki perhatian, tangan besarnya menyentuh leher belakang Denisa, menekan tengkuknya dengan lembut.

"Lepas, nggak usah sok perhatian, kamu sengaja mau bunvh aku, kenapa nggak sekalian kamu tabrakan mobilnya?"

Daniel merekahkan senyuma, seraya mengulurkan botol air mineral kearah Denisa, Denisa lantas tidak langsung menerima itu, dia memperhatikan dulu botol minuman itu, melihat Daniel secara bergantian.

Daniel mengangkat alisnya, "kenapa, takut aku mencampur obat? tapi sayangnya aku bukan laki-laki sebrengsek itu." Daniel membuka tutup botol dan menenggaknya hingga setengah, mengambil tangan Denisa dan meletakkan botol tersebut ditangan Denisa.

Denisa diam memperhatikan Daniel yang menjauh, lelaki tampan itu menyenderkan pantattnya di cup depan mobil. Mengeluarkan rokok dari kantong celana, menyalakan batang tembakaun itu lalu menghisapnya, mengeluarkan asap putih dari mulut dan hidung, kemudian mengulang melakukannya lagi.

Denisa masih diam terpatri, dia menenggak air yang diberikan Daniel. Tak mendekat, Denisa baru menyadari jika mereka berada diatas bukit, terlihat sinar lampu kota Batam dari tempatnya berdiri.

"Ngapain sih dia ajak aku kesini?" gumam Denisa tak berani mendekati mantan suaminya.

Daniel menoleh, membuang puntung rokoknya yang masih panjang, menatap Denisa yang masih berdiri.

"Dokter nggak suka kan sama asap rokok?" ucapnya seolah tahu Denisa tak ingin menghampirinya.

"Membuang sampah sembarangan, kamu tahu akibat dari perbuatan mu bisa menyebabkan kebakaran?"

"Hanya api kecil."

"Api kecil yang bisa membesar, dasar manusia, tidak pernah menyadari kesalahannya."

"Seharusya kalimat itu kamu ucapkan untuk dirimu sendiri Denisa, disini siapa yang tidak menyadari kesalahannya? Aku atau kamu?"

"Kenapa kamu membawa aku kesini? aku harus pulang." Alih Denisa.

"Pintar, pintar memang wanita mengalihkan pembicaraan untuk menghindari kesalahan mereka," dengus Daniel, "kita harus menyelesaikan masalah kita malam ini juga."

"Masalah apa lagi? aku rasa kita sudah tidak ada urusan apa-apa lagi, semuanya sudah selsai."

"Aku ingin kita kembali bersama Denisa, aku tidak suka penolakan, jadi aku ingin semuanya selesai malam ini juga." Daniel menghampiri Denisa, "katamu kamu wanita yang sama jika hamil akan mengalami perubahan fisik? Aku tahu maksud ucapan kamu Denisa, itu perkataan ku dulu saat kita bersama. Jika kamu sadar aku mengucapkan itu saat aku belum mengenalmu, aku belum tahu apa-apa tentang mu. Wajar aku mengatakan itu bukan? Karena belum ada cinta saat itu."

Denisa diam tak menyela, menyadari kesalahannya dulu.

"Aku nanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Denisa. Begitu juga dengan mu, jika kamu mengungkit maka aku akan mengungkit," Daniel menyeringai melihat perubahan raut wajah Denisa.

"Bukankah semua berawal dari kesalahan mu? Jangan berteriak menjadi korban jika kamu sendiri pelakunya. Kamu merasa menderita selama lima tahun ini, begitu juga dengan ku, aku juga merasakan penderitaan sama seperti yang kamu rasakan. Tapi aku bukan manusia munafik yang tidak mengharapkan kesempatan kedua."

Denisa menelan ludahnya kasar, Daniel benar, yang diucapkan Daniel memang benar, dan Denisa menyadari kesalahannya di masa lalu, semua berawal dari kebodohannya.

Daniel menceritakan semua yang ia alami selama ini, dia mencari keberadaan Denisa, keluarganya yang hancur hingga berakhir kematian ayahnya, dan kehancuran bisnis keluarganya.

Tidak berhenti disitu, setelah keluar dari hotel prodeo, Daniel terus mengalami mimpi buruk setiap malam membuatnya tak bisa tidur sama sekali, Daniel juga merasakan trauma terhadap rumah sakit, bukan karena dia pernah mengalami kecelakaan hebat, tapi karena yang ada dalam bayanganya ialah seorang wanita yang akan melahirkan seorang diri, sebesar itu rasa bersalahnya terhadap Denisa, sampai hal itu membuatnya trauma.

Bukan hal mudah untuk Daniel keluar dari rasa keterpurukanya, dia mengalami banyak hal hingga dia harus rutin menemui seorang dokter psikiater. Dan dokter tersebut tak lain dan tak bukan adalah ayah Amanda yang merupakan teman lama sang mama, sebelum laki-laki itu jatuh sakit.

Tak tega melihat mamanya yang terus bersedih sebab putra semata wayangnya yang begitu betah sendiri diusianya yang sudah matang, akhirnya Daniel menyetujui perjodohan yang dibuat sang mama.

Bukan langsung bertunangan, melainkan Daniel harus membangun usahanya terlebih dahulu sebelum benar-benar mantap bertunangan dengan Amanda. Yang kemudian Daniel harus terjebak karena harus bekerja sama dengan Amanda.

Ya, membuat rumah sakit apung. Itu jalan satu-satunya agar Daniel lepas dari rasa traumanya dan mendekatkannya dengan Amanda, namun siapa sangka, kedekatannya dengan Amanda, malah membuatnya bertemu kembali dengan wanita yang selama lima tahun dia cari, padahal Daniel sendiri sudah hampir menyerah.

Mendengar cerita Daniel Denisa tak bisa menahan kesedihannya, dia sadar kehancuran hidup Daniel berawal dari kesalahannya.

"Aku mengatakan semua bukan untuk membuat mu merasa bersalah Denisa, semua sudah takdir yang harus aku jalani, mungkin dengan harus melewati itu bisa membuat ku jadi manusia yang lebih baik lagi."

"Aku ..."

Denisa tertunduk, berbalik kini dia yang merasa bersalah, wanita memang makhluk lemah, mendengar sedikit cerita sedih kehidupan orang lain sudah membuat mereka luluh. Dan Daniel juga begitu pintar membalikkan keadaan.

"Sssttt."

Daniel menarik tubuh kecil Denisa dalam pelukanya, membiarkan Denisa meluapkan semuanya dan Denisa tak menolak, dia menangis dalam dekapan hangat laki-laki itu membasahi kaos bagian dada Daniel. keduanya saling mendekap, meluapkan rasa yang selama ini tertahan. Berkali-kali Daniel mengecup rambut Denisa penuh sayang dengan semakin mengeratkan pelukanya, dan Denisa semakin merasakan kenyamanannya.

"Maafkan aku Denisa, maaf telah membuat mu berjuang sendiri membesarkan anak kita." kembali Daniel mengecup rambut Denisa, cukup lama Daniel melakukannya, hingga dia melepaskan pelukanya.

Daniel menangkup wajah Denisa, menghapus sisa-sisa air mata dipipi Denisa dengan ibu jarinya.

"Maukan, kamu kembali bersama ku Denisa? aku tidak bisa melihat mu bersanding dengan laki-laki lain."

Denisa diam sejenak, menatap mata Daniel, mencari kesungguhan lelaki itu.

"Aku, aku butuh waktu."

"Aku memberi waktu selama yang kamu mau, aku akan setia menunggu, dan selama itu juga aku akan membuktikan keseriusan ku dengan mu. Lupakan kata-kata ku yang menyakiti mu Denisa, jangan tenggelam dengan hal yang membuat kita semakin terpuruk, kita harus melanjutkan hidup, ada banyak masa depan yang harus kita capai."

Denisa tak dapat mengatakan apa-apa lagi, akankah dia kembali bersama mantan suaminya? Sedang tak mudah baginya melupakan laki-laki itu, lima tahun waktu yang dibutuhkan Denisa untuk melupakan mantan suaminya, tapi baru saja dia berhasil melupakan laki-laki tampan itu, tiba-tiba dia datang menawarkan cinta yang tulus.

"Bagaimana dengan dokter Amanda?"

"Dia harus menerima kenyataan kalau memang kami tidak berjodoh, karena jodoh ku kamu, Mami Dara."

Denisa mengulum bibir menahan senyum, wajahnya memanas dan menghantarkan warna merah diwajahnya, dia mulai senang dengan panggilan itu.

Tidak mungkin tidak terjadi apa-apa saat laki-laki dan perempuan berdiri berhadapan dengan jarak yang begitu dekat, apalagi ini malam, mereka sama-sama normal dan memiliki nafsu, walau tak terikat hubungan.

Posisi diatas bukit, cuaca dingin dan romantis, sangat mendukung bagi keduanya, ditambah dengan latar belakang gemerlap lampu kota Batam dan Singapur, untung itu pori-pori Denisa tidak demo akibat kedinginan.

Daniel memajukan wajahnya, memiringkan kepalanya, lalu menempelkan bibirnya dengan bibir Denisa, tidak mungkin keinginannya itu ditahan.

Bak dayung bersambut, Denisa memejam, menerima serangan lembut nan memabukkan itu, janda ketemu duda yang tak pernah melakukan walau itu hanya ciuman, membuat keduanya terhanyut.

Pertemuan benda kenyal itu membawa mereka dalam ciuman yang semakin dalam dan menuntut, cukup menghangatkan di suasana yang cukup dingin malam ini.

1
Alfi
untung berpisah ya thor
Alfi
kasian istrimu Daniel ,
Cut SNY@"GranyCUT"
setelah vaca kisah Abian-Delia, lanjut baca ini..
Alfi
outor nya orang lampung ya tor
Lilik Juhariah
ngapain ke apartemennya , ngapain uangnya dibalikin cuma 5;juta ma pulsa, dokter kok lemah lelet
Lilik Juhariah
gila Daniel ini aku yg baca aja ngos-ngosan kuatir Nisa pingsan, jahat banget
Lilik Juhariah
danisa cantik banget
Nizar
ini laki emang plin-plan kali ya.
Debby Feybe Mekutika
Luar biasa
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Rosanti
Luar biasa
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
teussabar
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!