Anggita Dewi Asmara setelah kehilangan kedua orang tuanya ,kini Anggita tinggal memiliki seorang adik bernama Anjas Dwi Bagaswara adik laki laki satu satunya yang ada di dunia ini .
Namun , satu tahun yang lalu , Anjas divonis menderita jantung koroner hingga di haruskan menjalani perawatan intensif yang membutuhkan biaya ratusan juta setiap bulannya . dan Anggita tidak memiliki uang sebanyak itu , setelah keluarganya hancur dan menjadikan dirinya dan adiknya harus menjalani kehidupan yang sangat sederhana .
dan suatu hari datang seorang pria datang mengulurkan tangan padanya . dia bernama Maxsim putra Samudra , seorang presdir BIRTH AND MEETING GROUP . Yang memang sedang membutuhkan seorang istri kontrak untuk menghindari perjodohan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12 Maxsim licik
Maxsim benar benar tidak akan melepaskan Anggita sebelum dirinya benar benar terpuaskan .
Keesokan harinya Anggita terbangun dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya , rasanya remuk seperti habis terlindas truk . Kepalanya pusing dan kakinya mati rasa . Sungguh Dia tidak menyangka Maxsim akan begitu tidak berperasakan dalam menyiksanya .
Anggita menggeser tubuhnya dengan susah payah kemudian mengambil ponselnya . Jam telah menunjukan pukul tujuh tiga puluh ,masih ada waktu setengah jam untuk pergi ke kantor .
Anggita membuka laci dan mengambil sebutir obat kontrasepsi , dia beranjak dari tempat tidurnya , dan pergi menuju ke kamar mandi . setelah meminum obat itu .
Sepuluh menit kemudian Anggita telah berpakaian rapi untuk pergi ke kantor . Pagi itu Anggita mengunakan setelan blouse hitam dan segera turun ke lantai satu untuk sarapan .
"Nyonya , tuan menunggu anda untuk sarapan ."
Anggita yang baru keluar dari pintu kamarnya tercengang mendengar ucapan Artnya yang sudah menunggunya di depan pintu . Dia menahan tangan bibi indri sebagai kepala Art di vila Maxsim , yang akan turun ke lantai bawah dan bertanya .
"Apa semalam Tuan menginap di sini ." bisik Anggita .
Bibi Indri mengangkat wajahnya menatap.Anggita , dia tahu maksud pertanyaan istri Bosnya . Tapi bukan nya menjawab bibi Indri malah balik bertanya dengan sedikit penasaran .
" Apa Nyonya semalam dalam keadaan mabuk , sehingga kemarin malam Nyonya pulang di gendong oleh Tuan .dan setelah itu Tuan tidak ada keluar lagi sampai pagi . Keluar keluar sudah pagi dan pergi ke tempat latihan olah raga ." ucap Bi Indri .
Anggita kembali tertegun . Ini adalah kejadian yang pertama kalinya , Maxsim tidur satu ranjang semalaman dengannya . Biasanya Maxsim akan pergi setelah melakukan hubungan badan dengannya .
Namun kali ini bukan hanya tidak pergi , tapi juga menunggunya untuk sarapan . Apa ada suatu tragedi yang mengubah pandangannya ? Ini benar benar aneh .
"Baiklah Bi Indri , aku akan segera ke bawah ." ucap Anggita dan segera berlari ke bawah , dia tidak ingin Maxsim kelamaan menunggunya . Tapi baru beberapa langkah pertama mendadak berhenti sambil meringis .
Bibi Indri yang melihat reaksi Nyonyanya dengan cepat meraih dan menahan tangan Anggita .
"Nyonya baik baik saja ?. Alangkah baiknya Nyonya tidak menggunakan sepatu hak tinggi . Bagaimana jika Bibi ambilkan sepatu yang lain ." Tanya Bibi Indri penuh perhatian .
"Tidak perlu , Aku bisa Bi ."jawab Anggita dengan tersenyum kecut .ini semua bukan karena masalah sepatunya . Tapi karena Maxsim yang keterlaluan , tidak bisa menahan diri . Maxsim benar bwnar tidak mengampuninya , sekarang diapun kesulitan untuk berjalan .
Anggita membutuhkan kesabaran untuk sampai ke ruang makan . Anggita mengambil duduk di depan Maxsim ,memperhatikan wajahnya yang benar benar sempurna .
"Bagaimana dengan tendernya ?." Tanya Anggita sambil meraih roti yang ada di piringnya .
Namun Maxsim malah diam tidak bergeming , seolah tidak mendengar apa apa . Tentu saja Anggita tidak menyerah dan terus membahasnya . Bahkan sampai mereka berangkat kerja bersama . Anggita tidak melupakan tujuannya .
"Kamu tidak turun .?" tanya Maxsim setelah sampai di depan gerbang gedung perusahaan .Anggita masih diam membisu .
"Jika tidak mau turun , aku akan bawa kamu ke Bridt And Meeting group lo." Mata Anggita membulat sempurna .Dia cepat cepat turun setelah memastikan , tidak ada orang di sekitar .
"Ikut dengan nya ke Bridt And Meeting group , yang benar saja ." gumam Anggita . Dia tidak ingin kehidupannya yang tenang menjadi penuh masalah . Karena berita atau gosip semacamnya .
Anggita segera masuk ke departemennya . Dia berjalan dengan hati hati sambil menahan rasa nyeri di bagian intinya . Tepat saat itu , Sinta juga baru sampai .
"Hai mbak Anggi , kenapa jalanmu seperti itu ."tanya Sinta penasaran .
Tentu saja Anngita langsung menegakkan tubuhnya lalu berbalik menghadap ke arah Sinta .
"Tidak apa apa ." jawab Anggita sambil tersenyum .
"Tidak apa apa ,? Tapi kamu berjalan begitu aneh , seperti
"Jatuh ." Anggita segera memotong ucapan Sinta dengan panik .
"Aku tadi bangun kesiangan , karena buru buru aku jatuh di kamar mandi .ha ha ha ."
" Oh begitu , tidak biasanya lo , Sungguh aneh mbak Anggi, yang biasanya sangat berhati hati kenapa jadi begitu ceroboh sampai jatuh ." ucap Sinta dengan polosnya mempercayai ucapan Anggita .
Anggita tersenyum canggung ." Namanya juga manusia biasa , kadang juga bisa melakukan kesalahan dan kecerobohan . Oh iya bagaimana semalam dengan pesta rumah barunya , semua berjalan lancarkan ." Anggita mengalihkan percakapan nya .
Dan itu benar benar berhasil dia lakukan .Sinta dengan semangat 45 menceritakan semua yang terjadi kemarin malam di rumahnya .
"sayang sekali mbak Anggi tidak ada , andai mbak Anggi datang . Pasti akan lebih meriah lagi ."ucap Sinta sendu .
"ha ha ha , iya mungkin lain kali ." ucap Anggita lalu pergi berjalan menuju ke meja kubikelnya .dan membuka ponselnya , dia melihat halaman pesan dengan harapan ada notifikasi dari Maxsim tentang tender yang mereka bicarakan semalam .
Namun hasilnya nihil Anggita menghela nafas berat tidak ada pesan atau jejak telepon di sana , ini membuat Anggita agak frustasi .
"Bukankah dia keterlaluan ? Suami mana yang tidak mau membantu istrinya sendiri . Sepertinya itu hanya dia seorang ." keluh Anggita dalam hati .sambil mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja .lalu meletakkan kepala nya di atas tumpukan berkas .
Bukan Anggita tidak percaya diri dengan proposal yang telah dia buat .presentasi yang telah dia lakukan . Dia yakin proposal cukup layak untuk di pertahankan .
Yang menjadi kendala hanya latar belakang perusahaan Moonlight sebagai perusahaan yang baru di dunia perbisnisan , bagaimana mungkin dapat di bandingkan dengan sembilan perusahaan pesaing lainnya . Terlebih presentasi mereka juga sangat baik , ini membuat Anggita ragu untuk bisa berhasil memenangkan tender tersebut .
Anggita berpikir dapat membujuk Maxsim dengan mengerahkan beberapa usaha . Namun Maxsim sangat licik malah membuat seluruh tubuhnya sakit semua , namun dirinya tidak mendapatkan apapun .
"Anggita , Bos Narendra memanggilmu ." kata Rosa yang baru saja datang .
Pada saat itu Anggita seperti memiliki rasa ketakutan yang luar biasa . Untuk pergi menemui Bosnya .menurut informasi sebelumnya . Hasil tender tersebut akan di beritahukan sebelum jam 8 pagi hari ini . Dan pak Narendra memanggilnya pasti karena gagal mendapatkan tender .
Meski Pak Narendra sendiri tidak menaruh beban bagi Anggita untuk berhasil mendapatkan tender tersebut. Anggita merasa tidak bisa mengingkari kepercayaan nya .
"Anggita ! Pak Narendra memanggilmu ." teriak Rosa dengan suara sedikit tinggi , karena Anggita tidak bergeming dari tempatnya .
Saking kerasnya suara Rosa membuatnya terjingkat spontan dia menutupi kedua telinganya , lalu memukul tangan Rosa untuk memperingatkannya .
"Aku sudah dengar ,tidak perlu begitu berisik ." ucap Anggita .
Rosa mendesis meski itu tidak sakit . Secara pasti mengerucutkan bibirnya dengan kesal .
"Lagian kamu diam saja seperti tidak mendengarkan . Aku kan hanya menyampaikan pesan ." ucap Rosa .