EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Sebatas Istri Bayangan
Tiba-tiba Dion begitu terkejut melihat penampilan Binar sekarang. Bukan dari baju tidur yang istrinya kenakan. Karena Binar saat ini tak memakai lingerie. Hanya baju tidur rumahan yang sopan walaupun tanpa lengan dan jujur itu terlihat se*xy tetapi Dion selalu menepis kecantikan dan se*x appeal seorang Binar.
Namun pandangan Dion terus tertuju pada gaya rambut Binar yang berubah.
"Kamu potong rambut?" tanya Dion terdengar dingin seraya duduk di meja makan sambil meneguk air putih di gelasnya.
"Iya, Kak. Bagaimana menurut kakak?" tanya Binar seraya berusaha tersenyum dan kini ia sudah duduk berhadapan dengan suaminya di meja makan.
Dion pun hanya terdiam dan lantas berdiri dari duduknya. Dirinya hendak berjalan menuju kamar pribadinya. Tanpa menjawab sepatah kata pun atas pertanyaan yang terlontar dari bibir istrinya.
"Kak," panggil Binar dan seketika kaki Dion berhenti melangkah.
Kemudian ia menoleh ke belakang menatap Binar dengan mimik wajah yang datar.
"Tidak perlu kamu berubah menjadi seperti istriku Berliana. Kalian berdua sangat lah berbeda. Kamu hanya bayangan dirinya secara fisik bukan hatinya. Satu hal lagi, jangan pernah melangkah jauh menembus batasan yang sudah aku terapkan karena itu percuma saja. Jika bukan karena Devina dan Disya membutuhkan sosok seorang ibu, maka status kita tetap akan sama yakni kakak ipar dan adik ipar tidak lebih. Aku harap kamu tidak pikun," ucap Dion.
Jlebb...
Kalimat dari Dion langsung menusuk ke ulu hatinya. Entah mengapa saat awal pernikahan, ia sangat tahu resiko tentang hal ini namun tak terasa menyakitkan baginya. Binar mengutuk hatinya sendiri mengapa ia mulai merasakan jatuh cinta pada Dion, kakak iparnya yang berubah status menjadi suaminya.
Entah sejak kapan rasa cinta itu muncul di hatinya. Padahal dari dahulu ia selalu menutup hatinya akan yang namanya cinta dari seorang laki-laki karena penyakitnya.
Mungkin karena ia begitu mencintai Devina dan Disya sehingga lambat laun ia juga mulai mencintai Dion. Walaupun suaminya itu begitu dingin padanya.
Selama pernikahan, Dion memang tak pernah berbuat kasar secara fisik padanya. Namun secara lisan dan sikap. Sehingga membuat batinnya begitu perih dan pilu.
Bahkan ketika malam pengantin dirinya memanggil Mas, sudah dibentak oleh Dion. Alhasil dirinya begitu terkejut melihat perubahan sikap Dion padanya yang dahulu lembut berubah sangat dingin dan ketus.
Akhirnya ia memanggil Dion, kakak. Panggilan yang sama seperti dahulu sebelum mereka menikah.
"Maaf, jika potongan rambutku dianggap oleh kakak salah. Aku sama sekali tak ingin mirip dengan Kak Berliana. Hanya saja tadi saat aku pergi ke salon dekat sini, ternyata salon itu langganan kak Berliana. Tanpa sadar dan juga keteledoranku tak menyampaikan sejak awal, akhirnya rambutku dipotong seperti gaya Kak Berliana. Besok akan aku rombak ulang rambutku, Kak. Selamat malam," ucap Binar lirih seraya berpamitan untuk menuju ke kamarnya.
Dion hanya diam dan menatap dingin pada Binar yang melangkah memasuki kamar. Keduanya sejak awal menikah pisah kamar namun bersebelahan.
Sejak kehadiran si kembar, Dion sudah merenovasi ulang tatanan kamar di rumahnya. Kamar pribadinya dengan Berliana tetap tak berubah. Kamar Binar ada di sebelahnya. Devina dan Disya berada di kamar yang sama tak jauh dari kamar orang tua mereka. Dan ada dua kamar tamu lainnya yang biasa digunakan keluarga Arjuna dan Bening jika berkunjung ke sana.
Selama Dion dan Binar bekerja, Devina dan Disya sekolah di sebuah playgroup yang tak jauh dari rumah. Jika Binar shift pagi, maka si kembar akan berada di sekolahnya sampai sore hari saat Binar menjemput mereka. Kebetulan playgroup tersebut terdapat Daycare yakni tempat penitipan anak.
Jika Binar shift malam maka ia bisa seharian menemani si kembar hingga Dion pulang kerja dan bergantian menjaga si kembar. Keduanya sepakat tidak menggunakan jasa art maupun pengasuh karena Binar sanggup menghandle semuanya.
Perbedaan yang sangat mencolok pada pernikahannya kali ini bagi seorang Dion Ananta yakni keahlian Binar dalam memasak yang tidak ia temukan saat dirinya menikah dengan Berliana.
Ya, memang Binar sangat jago memasak seperti ibunya, Bening. Sedangkan Berliana tidak bisa memasak. Alhasil selalu memesan makanan via online maupun rutin langganan katering.
Bersama Binar, lidahnya dimanjakan makanan rumahan yang setiap hari bervariasi dan sangat lezat. Namun bibirnya sangat kelu untuk memuji keahlian istrinya tersebut. Dion tak pernah protes soal makanan yang disajikan Binar. Karena semuanya enak dan ia menyukainya.
Bahkan urusan mencuci pakaian dalamnya pun dilakukan dengan baik oleh Binar. Walaupun hingga sekarang Binar belum bisa merasakan sentuhan dari isi di balik kain segitiga bermuda milik Dion tersebut.
Bagaimana bisa menyentuh pada titik tersebut jika hanya sekedar mencium tangan layaknya istri bersalaman penuh takzim pada suami saja Dion tak mau.
Rumah dan isinya bukan miliknya tetapi semuanya dibangun oleh Dion hanya untuk mendiang kakaknya, Berliana. Bahkan foto pernikahan dirinya bersama Dion tak ada yang terpajang di rumah tersebut. Justru foto pernikahan Dion dengan sang kakak yang masih setia terpajang di dinding ruang tamu dan banyak sudut lainnya.
Pernah Bening mencoba menasehati Dion agar menurunkan foto Berliana dan menggantinya dengan foto Binar, tapi ditolak secara halus oleh Dion. Dengan alasan agar si kembar tetap mengingat sosok ibunya yakni Berliana. Arjuna dan Bening setelah itu tak pernah mencampuri urusan pernikahan Dion dan Binar.
Di atas ranjang, punggung Binar bergetar. Menandakan sang empunya tengah menangis.
"Aku mohon Kak, tenanglah di sana. Bantu aku di sini untuk tetap bertahan menjaga amanahmu. Walaupun aku bukan ibu kandung mereka, selamanya kasih sayangku tak akan pernah berkurang kadarnya untuk Devina dan Disya. Mereka berdua adalah anak-anakku yang sangat ku sayangi. Untuk itu pergilah, Kak. Aku juga ingin bahagia sekaligus merasakan cinta dari suamiku tanpa harus hidup menjadi bayanganmu terus. Aku mohon," batin Binar sendu seraya menatap foto Berliana.
Bersambung...
🍁🍁🍁
msh blom puas?
cerdas dan pinter dan tanggap
kan sudah besar ditinggal binar aja umur a 3thn lah sekarng di+ 5 thn kemudian kn sudah besar🙏