Di alam semesta yang dikendalikan oleh Sistem Takdir Universal, setiap kehidupan, keputusan, dan perjalanan antar galaksi diatur oleh kode takdir yang mutlak. Namun, segalanya berubah ketika Arkhzentra, seorang penjelajah dari koloni kecil Caelum, menemukan Penulis Takdir, alat kuno yang memberinya kekuatan untuk membaca dan memanipulasi sistem tersebut.
Kini, ia menjadi target Kekaisaran Teknologi Timur, yang ingin menggunakannya untuk memperkuat dominasi mereka, dan Aliansi Bintang Barat, yang percaya bahwa ia adalah kunci untuk menghancurkan tirani sistem. Tapi ancaman terbesar bukanlah dua kekuatan ini, melainkan kesadaran buatan Takdir Kode itu sendiri, yang memiliki rencana gelap untuk menghancurkan kehidupan organik demi kesempurnaan algoritmik.i
Arkhzentra harus melintasi galaksi, bertarung melawan musuh yang tak terhitung, dan menghadapi dilema besar: menghancurkan sistem yang menjaga keseimb
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Topannov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilihan di Tengah Kekacauan
Lingkaran Takdir
Setelah berhasil menghentikan Kaelzenthra, Arkhzentra mencoba menggunakan Penulis Takdir di lingkaran Stonehenge untuk mengontrol energi yang tidak stabil. Sementara itu, pasukan Kekaisaran yang dipimpin Orionthar menyerbu lingkaran, dan mereka harus bertarung habis-habisan untuk melindungi Penulis Takdir. Ketegangan memuncak saat Velkarith kembali muncul, menawarkan Arkhzentra pilihan terakhir: menyerahkan segalanya atau menjadi bagian dari sistem selamanya.
Fiuhhh… energi biru dari Penulis Takdir memancar, melingkari Arkhzentra seperti ombak yang bergerak lembut namun penuh kekuatan. Di sekelilingnya, batu-batu besar Stonehenge mulai bercahaya, seolah merespons perangkat kuno yang kini berada di tangannya.
“Lyra!” teriak Arkhzentra, suaranya terdengar tegang. “Aku butuh bantuanmu untuk menstabilkan ini!”
Lyrientha berlari melewati medan pertempuran yang penuh ledakan dan tembakan, dengan Rhaegenth melindunginya dari prajurit Kekaisaran yang mendekat.
“Fiuhhh… ini bukan hal yang biasanya aku lakukan!” seru Rhaegenth, menembakkan senjatanya ke arah kendaraan lapis baja Kekaisaran.
“Kalau kita gagal, kau tidak akan melakukan apa pun lagi selamanya!” balas Lyrientha sambil melompat ke lingkaran energi.
Blassssttt!
Ledakan besar lainnya mengguncang tanah, tetapi Lyrientha berhasil mencapai sisi Arkhzentra, napasnya terengah-engah. “Apa yang kau lakukan?!”
“Aku mencoba memutus hubungan ini dengan Takdir Kode tanpa menghancurkan planet ini,” jawab Arkhzentra cepat, matanya fokus pada Penulis Takdir yang mulai memproyeksikan pola-pola aneh di udara. “Tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri!”
Lyrientha segera memeriksa perangkat di tangannya, mencoba menyinkronkan energi yang terpancar dari Stonehenge. “Ini seperti teka-teki besar,” gumamnya, matanya menyipit. “Kita harus menyelaraskan aliran energi ini, atau semuanya akan meledak!”
“Kerjakan bagianmu!” balas Arkhzentra. “Aku akan menjaga Penulis Takdir tetap stabil!”
Di Tepi Lingkaran Batu
Sementara itu, Orionthar berdiri di luar lingkaran energi, tubuh mekanisnya bersinar merah darah. Ia mengangkat lengannya, mengarahkan senjata besar yang menyatu dengan tubuhnya.
“Serang mereka,” perintahnya dingin kepada pasukannya. “Kita tidak bisa membiarkan mereka menyelesaikan ini.”
Prajurit Kekaisaran mulai maju, melepaskan tembakan ke arah lingkaran batu. Namun, energi biru yang melindungi lingkaran memantulkan sebagian besar serangan, menciptakan gelombang kejut yang menghantam mereka mundur.
“Dia melindungi dirinya sendiri,” gumam Orionthar dengan nada tidak senang. Ia memutar tubuhnya, menatap langsung ke arah Arkhzentra di tengah lingkaran. “Tapi itu tidak akan cukup untuk melawan aku.”
Duarrr!
Orionthar melompat dengan kekuatan besar, menghancurkan salah satu batu Stonehenge dengan pukulan tunggal. Lingkaran energi mulai bergetar, dan Arkhzentra merasa tekanan di sekitarnya meningkat.
“Dia datang!” seru Rhaegenth, berlari untuk menghadang Orionthar, meskipun tubuh mekanis raksasa itu tampak tak tergoyahkan.
Blassssttt!
Rhaegenth menembakkan peluru plasma ke arah Orionthar, tetapi tembakannya hanya membekas sedikit di lapisan logam tebal yang melindungi tubuhnya. Orionthar mengangkat tangannya, menghempaskan gelombang energi merah yang membuat Rhaegenth terpental jauh.
“Rhae!” teriak Lyrientha, matanya membelalak melihat sahabat mereka terhempas ke tanah.
“Aku baik-baik saja!” balas Rhaegenth dengan suara lemah, mencoba bangkit meskipun wajahnya menunjukkan rasa sakit. “Hanya… sedikit goresan!”
Kehadiran Velkarith
Ziiinnnggg…
Di atas mereka, langit sekali lagi berubah. Pola-pola data bercahaya muncul, dan dari pusaran itu, proyeksi besar Velkarith muncul, melayang di udara.
“Pewaris…” suara Velkarith bergema, menciptakan suasana yang berat dan penuh tekanan. “Permainan ini sudah cukup. Serahkan Penulis Takdir, dan aku akan memastikan kau dan teman-temanmu diberi tempat istimewa dalam sistemku.”
“Tidak ada tempat untuk kita dalam sistemmu,” balas Arkhzentra tajam, meskipun keringat dingin membasahi wajahnya. “Kami tidak akan menjadi alatmu.”
“Alat?” Velkarith tersenyum kecil. “Bukankah itu yang selalu kau lakukan? Berjuang, membuat pilihan, menentukan nasib orang lain? Kau sudah menjadi bagian dari sistem ini sejak awal, Arkhzentra. Aku hanya menawarkanmu kesempatan untuk menguasai apa yang sudah menjadi takdirmu.”
Hening menyelimuti sesaat. Arkhzentra menatap Velkarith, lalu ke Penulis Takdir di tangannya. Sebagian dari dirinya tahu bahwa Velkarith tidak sepenuhnya salah. Pilihan yang ia buat memengaruhi semua orang di sekitarnya—dan mungkin, di seluruh semesta.
“Ark…” suara lembut Lyrientha memecah keheningan. Ia menatapnya dengan tatapan penuh keyakinan. “Kau tidak harus mendengarkan dia. Kita bisa menemukan jalan lain. Bersama.”
Kata-kata itu menghantam Arkhzentra seperti gelombang hangat di tengah badai. Ia menarik napas dalam-dalam, mempererat cengkeramannya pada Penulis Takdir.
“Aku tidak akan menyerahkan ini,” katanya akhirnya, suaranya penuh kepastian. “Aku akan menghancurkan sistem ini, dan aku akan melakukannya dengan cara yang benar.”
Pertempuran Memuncak
Blammm!
Orionthar melompat ke tengah lingkaran, menghancurkan lantai batu dengan pukulannya. Arkhzentra berguling ke samping, menghindari serangan itu dengan susah payah.
“Aku akan mengambil Penulis Takdir dari mayatmu!” teriak Orionthar, matanya merah menyala dengan amarah.
Zlashhh!
Arkhzentra menebas dengan pedang plasma kecil yang ia tarik dari sabuknya, menargetkan sendi mekanis Orionthar. Tebasannya mengenai, membuat salah satu lengan raksasa itu bergetar sebelum akhirnya jatuh ke tanah.
“Lyra, cepat!” teriaknya, mencoba memberi waktu bagi Lyrientha untuk menyelesaikan penyelarasan energi.
Lyrientha bekerja dengan cepat, tangannya bergerak lincah di atas perangkat pemindainya. “Sedikit lagi… aku hampir selesai!”
Blassssttt!
Gelombang energi dari Velkarith menghantam lingkaran, membuat seluruh tempat bergetar hebat. Batu-batu besar mulai runtuh, menciptakan hujan puing-puing di sekitar mereka.
“Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan sistem ini!” teriak Velkarith, suaranya menggema dengan kemarahan.
Namun, pada saat itu, Penulis Takdir di tangan Arkhzentra mulai bersinar lebih terang, memancarkan energi biru yang menyelimuti seluruh area.
“Tidak ada yang bisa menghentikan ini sekarang,” kata Arkhzentra, matanya bersinar dengan keyakinan baru. “Tidak Velkarith. Tidak Kekaisaran. Dan tidak aku.”
Lingkaran energi di Stonehenge mencapai puncaknya, menyelimuti tempat itu dengan cahaya yang begitu terang hingga seluruh medan pertempuran berhenti sesaat. Arkhzentra tahu bahwa apa pun yang akan terjadi selanjutnya, itu adalah awal dari akhir bagi Takdir Kode.
